Selasa, 31 Mei 2011

Autumn's Concerto Episode 14





Xiao Le harus menjalani operasi karena luka di lututnya. Yi Qian yang sudah mengetahui bahwa Guang Xi adalah ayah biologis dari Xiao Le tampak merenung sebelum masuk ruang operasi. Ia baru menyadari hubungan yang terjalin antara Guang Xi dan Xiao Le karena insting alami diantara mereka berdua. Guang Xi langsung menyayangi Xiao Le tanpa tahu bahwa Xiao Le adalah anak kandungnya. 


Yi Qian masuk ke ruang operasi. Ia mengambil alih jalannya operasi Xiao Le. Ia ingin kedua tangannya yang menyelamatkan anak dari calon suaminya.

Di luar Mu Cheng menunggu dengan gelisah. Guang Xi dan Direktur Fang menemaninya. Melihat Mu Cheng yang kedinginan, Guang Xi memakaikan jasnya pada Mu Cheng. Direktur Fang menatapnya dengan pandangan tajam. Mulutnya gatal jika tak mengeluarkan komentar. Ia berkata dengan sinis sejak kapan Guang Xi begitu sangat perhatian. Padahal Mu Cheng hanya memberikan tumpangan tempat tinggal. Namun bagi Guang Xi, Mu Cheng bukan hanya orang yang memberinya tumpangan. Ia sudah menganggapnya sebagai seorang teman yang telah banyak mengubah perangai buruknya.


Seorang suster keluar dari ruang operasi. Ia mengabarkan operasi telah berhasil dan akan memindahkan Xiao Le ke ruang perawatan. Mu Cheng menarik nafas lega.

Direktur Fang meminta Guang Xi pulang. Ia beralasan Guang Xi harus menyiapkan daftar undangan bersama Yi Qian. Ia sengaja membiarkan Guang Xi pergi terlebih dahulu agar ia bisa berbicara berdua dengan Mu Cheng. Direktur Fang tak menyangka Guang Xi bisa bertemu lagi dengan Mu Cheng setelah 6 tahun. Ia menyalahkan Mu Cheng atas musibah yang dialami Direktur He. Akhirnya ia mengerti mengapa Guang Xi berubah sikap, semua lagi-lagi karena Mu Cheng.


Mu Cheng meminta Direktur Fang tak menyakut-pautkan dirinya dengan Guang Xi lagi. Direktur Fang mengira karena Mu Cheng sudah bersama Tuo Ye.
"Dia ayah Xiao Le, kan?" tanyanya.
Mu Cheng menggeleng.
"Aku benar-benar tak percaya bahwa hubunganmu sangat rumit. Ibu tak bertanggungjawab sepertimu yang memungkinkan anaknya sendirian berkeliaran di Taipei," ejek Direktur Fang.
Mu Cheng tak marah. Ia malah berterimakasih karena Direktur Fang telah membawa Xiao Le ke rumah sakit.



Mu Cheng pergi mencari Yi Qian. Mereka berbicara di atap gedung.
"Mengapa kau berbohong padaku? Aku tak pernah berpikir bahwa kau meninggalkan Guang Xi setelah mengetahui kau mengandung anaknya. Apa yang kau pikirkan?" tuntut Yi Qian.
"Xiao Le milikku seorang. Aku yang memutuskan untuk membesarkannya sendirian dan aku tak pernah sekalipun meminta tanggungjawabnya. Jadi ini tak ada hubungannya dengannya."
"Jika kau tak lagi mencintai Guang Xi, mengapa kau mau melahirkan anaknya?" ucap Yi Qian tak mengerti.
"Karena aku membutuhkan seseorang untuk menemaniku. Kedua orang tuaku meninggal ketika aku masih kecil. Bibiku meninggalkanku tiba-tiba dan aku tak tahu kemana dia pergi. Aku membutuhkan keluarga yang tidak akan pernah meninggalkanku dan selalu ada disampingku."
"Tidakkah kau berpikir bahwa kau terlalu egois?" cela Yi Qian. 
Yi Qian memutuskan akan memberitahukan hal ini pada Guang Xi. Mu Cheng mencegah niat Yi Qian. Ia memberikan gambaran apa yang akan terjadi jika rahasia ini sampai terungkap. Apa yang dapat diberikan Guang Xi untuk Xiao Le. Bagaimana Xiao Le dapat memahami jika ayahnya ternyata akan menikahi wanita lain. Di kehidupan mendatang mereka akan mempunyai anak sendiri, berapa banyak cinta yang bisa diberikan Guang Xi untuk Xiao Le.


Ucapan Mu Cheng membuat Yi Qian berpikir ulang. Mu Cheng sampai memohon pengertian dari Yi Qian.
"Bagaimana dengan Guang Xi. Bagaimana bisa aku menyimpan rahasia ini dan menikahinya?"
"Ya, kau bisa. Enam tahun lalu kita semua memilih untuk membohonginya. Dan kau tak pernah mencoba menceritakan padanya apa yang terjadi dengan masa lalunya. Aku tahu kalian semua menyusun ulang hidupnya berdasarkan apa yang terbaik untuknya. Aku dan Xiao Le hanya bagian dari masa lalunya. Biarkan kami tinggal disana. Kami tak perlu muncul di hidupnya yang sekarang atau masa depannya."
Yi Qian masih ragu. Ia khawatir jika suatu hari ingatan Guang Xi pulih. Bagaimana Guang Xi menghadapi kenyataan bahwa Xiao Le putra kandungnya. Mu Cheng bersedia bertanggung jawab atas kebohongan ini. Yi Qian akhirnya setuju untuk menyimpan rapat rahasia itu.



Guang Xi dan Tuo Ye bertengkar di kamar Xiao Le. Tuo Ye menyalahkan Guang Xi atas musibah yang menimpa Xiao Le. Guang Xi tak terima, malah balik menyalahkan Tu Ye. Mereka saling tuding dengan argumen masing-masing.

Guang Xi bertemu Yi Qian di koridor rumah sakit. Yi Qian menyerahkan gelang pandora Guang Xi yang dibawa Xiao Le. Yi Qian meminta Guang Xi membersihkan gelang itu yang tak sengaja terkena darah Xiao Le.


Di rumah Guang Xi dan Yi Qian mendiskusikan persiapan pernikahan mereka. Yi Qian tampak tak fokus. Direktur Fang datang. Tanpa konfirmasi, ia memajukan rencana pernikahan menjadi 3 hari ke depan. Guang Xi dan Yi Qian kurang setuju, namun mereka tak bisa menolak keputusan Direktur Fang.


Xiao Le bangun. Ia langsung meminta maaf pada Mu Cheng dan Tuo Ye. Xiao Le menyesal dan merasa bersalah. Mu Cheng menangis terharu.




Guang Xi mencoba menghubungi Mu Cheng. Mu Cheng sengaja tak mengangkat telepon dari Guang Xi. Ia malah kembali melanjutkan membaca cerita untuk Xiao Le.

Guang Xi menutup telepon dengan kesal. Yi Qian yang tahu Guang Xi menghubungi Mu Cheng mengatakan mungkin mereka sudah tidur. Guang Xi berkata hanya ingin berbicara dengan Xiao Le. Guang Xi merasa bersalah karena kesibukannya mempersiapkan pernikahan sampai tak ada waktu bertemu dengan Xiao Le. Ia ingin mengundang Mu Cheng dan Xiao Le ke pernikahannya. Yi Qian terluka dengan sikap Guang Xi yang terlalu peduli pada Xiao Le. Guang Xi sadar. Ia segera memeluk Yi Qian dan berjanji besok akan menjadikan Yi Qian istrinya. Yi Qian memeluk Guang Xi dengan tersenyum bahagia.

Setelah Yi Qian pulang, Guang Xi menyapa Pengacara Lin yang baru saja bertemu dengan Direktur Fang. Ia masih penasaran terhadap masa lalunya dan bertanya pada Pengacara Lin. Pengacara Lin mengatakan jawaban yang diinginkan Guang Xi ada pada gelang pandora miliknya. Tiba-tiba Guang Xi teringat pada Yi Qian. Semua kebaikan dan perhatiannya. Ia tampak ragu dan akhirnya memutuskan bahwa Yi Qianlah orang yang terpenting dalam hidupnya.


Guang Xi mengambil gelang pandora. Kemudian mencuci gelang itu untuk menghilangkan noda darah Xiao Le. Tanpa diduga Guang Xi menemukan micro SD di dalam gelang itu. Penasaran Guang Xi melihat isinya. Betapa terkejutnya ia saat menemukan foto-fotonya bersama Mu Cheng. Foto-foto itu memicu ingatan masa lalunya. Secara perlahan potongan gambar masa lalunya bermunculan. Guang Xi menangis. Begitu banyak kenangan yang telah dilupakannya. Saat mengingat Mu Cheng, tiba-tiba saja Guang Xi menjadi sangat marah. Mu Cheng selama ini terus saja menyangkal telah mengenalnya bahkan menyembunyikan kehadiran Xiao Le darinya.




Guang Xi mengenakan jas pengantinnya. Pagi ini ia akan menikahi Yi Qian. Tapi wajahnya sama sekali tak menampakkan kebahagiaan. Yang terlihat adalah wajah penuh dendam. Di layar laptopnya, terpampang fotonya dan Mu Cheng. Selembar kertas melayang jatuh ke lantai. Kertas itu berisi berita mengenai pernyataan cinta Guang Xi di dalam persidangan saat menangani kasus pelecehan seksual yang dialami Mu Cheng 6 tahun lalu.


Mu Cheng mendatangi gereja yang dulu pernah didatanginya bersama Guang Xi. Ia diminta datang oleh Bibi Hua untuk membantu mengkoordinir persiapan pemberkatan pernikahan Guang Xi dan Yi Qian yang akan dilaksanakan di gereja itu. Kenangannya bersama Guang Xi mendadak muncul. Kemudian ia melihat grand piano disudut ruangan. Kali ini ingatan pada ayahnya yang datang. Matanya menjadi berkaca-kaca. Mu Cheng membuka piano itu dan mulai memainkan sebuah lagu.

Guang Xi datang ke gereja itu juga. Ia mendengar alunan piano Mu Cheng. Perlahan Guang Xi masuk dan mendekat. Kenangan masa lalu mereka terus berputar. Mu Cheng belum menyadari kehadiran Guang Xi.

Tiba-tiba Guang Xi tersenyum.
“Aku tak pernah tahu kau sangat mahir bermain piano?” sapa Guang Xi.
Mu Cheng terkejut dan langsung menghentikan permainan pianonya. Ia tampak gugup.
“Maaf. Aku hanya ingin mencobanya,” ucap Mu Cheng menunduk.
“Mengapa kau perlu meminta maaf padaku? Apa aku orang yang buruk dihatimu? Atau kau pernah memainkan piano orang lain tanpa izin?” sindir Guang Xi.
Guang Xi terus saja menyindir Mu Cheng. “Aku dan Yi Qian akan menikah di gereja ini. Bagaimana perasaanmu?”
Mu Cheng agak terkejut melihat perubahan sikap Guang Xi yang mendadak tak bersahabat. Namun ia menjawab ikut bahagia dengan pernikahan Guang Xi dan Yi Qian. Guang Xi menangkap kegugupan Mu Cheng. Mu Cheng semakin salah tingkah. Ia memilih pergi menghindar dengan berpamitan pergi. Guang Xi langsung menahan lengan Mu Cheng.
“Aku punya sesuatu yang membutuhkan bantuanmu?” cegah Guang Xi. Mu Cheng menatap Guang Xi dengan pandangan aneh.


Guang Xi membawa mobilnya dengan ugal-ugalan. Mu Cheng yang duduk disampingnya tampak ketakutan. Ia mengingatkan Guang Xi agar memelankan kecepatan mobilnya.
“Kau harusnya familiar dengan ini. Karena Ren Guang Xi yang sebenarnya seperti ini.”
Guang Xi membawa Mu Cheng ke jalanan dimana dulu Mu Cheng telah meninggalkannya. Mu Cheng masih mengingat dengan jelas tempat itu. Begitu juga dengan Guang Xi. Tempat itu adalah kenangan terburuk dalam hidup Guang Xi. Dimana ia mengejar Mu Cheng yang dengan tega meninggalkannya yang tengah sekarat. Tidak hanya itu saja, disana juga ia harus terkapar bersimbah darah setelah ditusuk oleh Paman A Cai yang menaruh dendam padanya. Guang Xi memaksa Mu Cheng yang tampak syok turun dari mobil. Dengan penuh amarah Guang Xi mengingatkan lagi kejadian saat Mu Cheng meninggalkannya dulu dan saat Paman A Cai menusuknya dengan pisau.


Yi Qian sudah mengenakan gaun pengantinnya. Ia tampak anggun dan cantik. Direktur Fang muncul dengan wajah pias. Ia memberitahu Yi Qian bahwa Guang Xi menghilang. Seseorang ada yang melihat Guang Xi dan Mu Cheng pergi bersama meninggalkan gereja. Yi Qian segera mengambil ponselnya untuk menelepon Guang Xi. Namun betapa terkejutnya ia saat mendapat kiriman foto Guang Xi dan Mu Cheng.
“Dia tahu. Dia tahu kita telah membohonginya,” lirih Yi Qian dengan tangan gemetaran. Direktur Fang tak kalah syok mendengar kabar ini. Yi Qian lemas dan jatuh ke lantai.


Guang Xi masih menghakimi Mu Cheng. Ia menunjukkan foto mereka berdua di ponselnya. Mu Cheng syok, tak menyangka Guang Xi telah menemukan foto-foto itu.

Guang Xi semakin menyudutkan Mu Cheng dan membuatnya merasa bersalah atas apa yang dialaminya 6 tahun lalu. Atas bekas luka tusukan yang masih tertinggal hingga sekarang.
“Apa kau tahu aku hampir mati saat itu?”
Mu Cheng hendak membuka suaranya, namun Guang Xi tak mau memberinya kesempatan untuk membela diri. Guang Xi tak butuh kata-kata dari Mu Cheng.
“Liang Mu Cheng, apakah kau tahu dulu aku sangat mencintaimu? Kau orang yang aku percaya lagi di dunia ini. Tapi karena kau juga, kepercayaanku hilang sekali lagi.”
“Aku minta maaf, Guang Xi,” Mu Cheng menangis.

Guang Xi tak bisa lagi mengendalikan emosinya. Ia merasa seperti orang bodoh yang hidupnya diciptakan orang lain.
“Apa kau pikir dengan meminta maaf dapat memperbaiki semuanya?”
Mu Cheng beralasan karena Guang Xi sudah bersama Yi Qian, makanya ia memilih diam dan tak memberitahu Guang Xi.
Guang Xi mencela ucapan Mu Cheng. Semua orang bisa membuat pilihan, tapi hidupnya dulu sama sekali tak punya pilihan. Ia menuding Mu Cheng yang telah mengambil kebahagiaannya. Ketika dia menghadapi dunianya yang gelap, Mu Cheng malah sedang bersenang-senang dengan Tou Ye.
“Bahkan tanpaku, kau masih bisa hidup bahagia? Sedangkan aku menderita. Kehilangan masa lalu, kehilangan apa yang kupikir nyata selama 6 tahun ini dan akhirnya aku tahu bahwa itu semua bohong. Aku juga kehilangan Xiao Le.”
Guang Xi yakin bahwa Xiao Le adalah anaknya karena saat dirumah sakit Mu Cheng tak mengizinkan Guang Xi mendonorkan darahnya untuk Xiao Le.
“Kau tahu Xiao Le adalah anakku, tapi kau menyuruhnya memanggilku Paman Guang Xi! Dan membuatku mengatakannya sendiri padanya bahwa aku bukan ayahnya!”
Mu Cheng berkata Xiao Le lahir karena keputusannya sendiri dan tak ada hubungannya dengan mereka berdua.
“Tentu saja ada hubungannya dengan kita! Aku ini ayahnya!!” teriak Guang Xi marah. “Aku tak bisa mengembalikan masa lalu, tapi setidaknya aku masih bisa membuatku tak kehilangan Xiao Le dimasa depan. Aku menginginkan Xiao Le.”
“Tidak. Kau tidak bisa melakukan ini. Xiao Le segalanya untukku.” Mu Cheng mulai panik.
Guang Xi tak mengindahkan ucapan Mu Cheng. Ia malah menantang Mu Cheng di pengadilan untuk memperebutkan hak asuh atas Xiao Le. Ia berkata pada Mu Cheng menemukan kembali masa lalunya adalah keberuntungan untuknya dan akan menjadi kemalangan untuk Mu Cheng. Guang Xi merasa selesai menghakimi Mu Cheng, lalu pergi dengan mobilnya.


Mu Cheng hanya terpaku ditempatnya. Suara ponselnya membuatnya terhenyak. Diseberang sana Tuo Ye memberitahu pernikahan Guang Xi dan Yi Qia telah dibatalkan. Mu Cheng menyampaikan alasannya karena ingatan Guang Xi telah kembali.



Guang Xi menatap ibunya dengan kemarahan yang sama seperti pada Mu Cheng. Direktur Fang tak menunjukkan penyesalan atau perasaan bersalah pada putranya. Ia malah meminta Guang Xi meneruskan rencana pernikahannya dengan Yi Qian. Guang Xi si anak pembangkang telah kembali. Tentu saja ia tak mau menikahi Yi Qian dan hanya menginginkan Xiao Le. Seperti dugaan Guang Xi, Direktur Fang terkejut saat tahu Xiao Le adalah anak Guang Xi.
“Apa kau benar-benar berpikir aku akan peduli tentang apa yang kau pikirkan, Direktur Fang?” ucap Guang Xi melengos pergi.


Di luar Guang Xi berpapasan dengan Yi Qian. Guang Xi juga menumpahkan kemarahannya apda Yi Qian. Yi Qian berkata tak bermaksud untuk membohongi Guang Xi. Ia hanya ingin Guang Xi bahagia dan tak terluka karena ditinggalkan oleh Mu Cheng. Guang Xi menahan tangis. Sebenarnya ia juga tak sepenuhnya menyalahkan Yi Qian, apalagi mengingat kebaikannya selama ini padanya. Yi Qianlah yang membantunya dalam masa-masa sulit pasca operasi. Namun egonya tak mau mengakuinya. Apalagi Yi Qian juga ikut menyembunyikan fakta bahwa Xiao Le anak kandungnya. Yang diinginkan Guang Xi sekarang ini adalah membalas dendam pada Mu Cheng yang dianggapnya sebagai pengkhianat. Ia ingin Mu Cheng merasakan penderitaan dan sakit seperti yang ia rasakan. Dan saat itu juga Guang Xi mengakhiri hubungannya dengan Yi Qian.
“Guang Xi, yang kau lakukan ini karena kau merasa dikhianati dan terluka atau karena kau masih mencintainya?” tanya Yi Qian.
Guang Xi tak menjawab. Ia melenggang pergi meninggalkan Yi Qian yang menangis pilu.


5 komentar:

  1. Wi, kaget aku... kupikir kok aneh gabisa baca, dewi bikinnya dari word ya? trus ngopasnya langsung ke draft ya, bukan html??

    BalasHapus
  2. ^
    bisa dibaca tapi beberapa bagian yang gk keliatan harus diblok dulu

    btw, thanks for the recaps
    nungguin episod2 selanjutnyaaa, semoga cepett ::ngarep::

    autumn concerto berapa episod ya?
    Guang Xi tanggap banget bisa langsung tau kalo Xiao Le anakx, kasian ma Mu Cheng yg gbs mbela diri

    BalasHapus
  3. iya neh ai, pusing liat postingannya jd amburadul. huh, gara2 kemaren internetnya mati keabisan pulsa, jd nulis di word dulu. malah makin kacau.
    hahaha...lg cb diperbaiki neh. pasti yg baca lebih puyeng. mian ya...

    BalasHapus
  4. lain kali, jangan lupa dari word copasnya ke HTML jangan ke draft langsung...

    BalasHapus
  5. thanks ya ai, maklum neh msh dodol, hehe...

    BalasHapus

Comment