Senin, 31 Januari 2011

Autumn's Concerto Episode 7


Mu Cheng terus saja menangis di dalam mobil. Tiba-tiba ia berteriak meminta Tuo Ye menghentikan mobilnya. Mu Cheng melihat di kaca spion Guang Xi tak mengejarnya lagi. Dengan sedih ia meminta Tuo Ye menjalankan mobilnya lagi. Sementara itu Guang Xi terkapar di jalanan dengan bersimbah darh setelah di tusuk dengan pisau oleh Paman A Cai. Direktur Fang datang dan berteriak histeris saat melihat Guang Xi berlumuran darah. Ia berteriak minta di panggilkan ambulans.

Guang Xi di bawa ke UGD. Dokter langsung melakukan tindakan operasi untuk Guang Xi.

Di jalan Mu Cheng turun dari mobil. Ia muntah-muntah. Suster di rumah sakit membawa laporan hasil medical cek up Mu Cheng tempo hari. Ia memberitahu suster yang lain bahwa Mu Cheng tengah hamil 3 minggu.

Guang Xi terbangun di ruang operasi. Orang yang pertama kali di lihatnya adalah Yi Qian.

6 tahun kemudian...
Xiao Le sedang bermain di taman. Dia menyalakan radio. Xiao Le menyebutnya mesin pemanggil alien karena ia menyakini bahwa ayahnya manusiadari planet lain. Ia menengadah ke langit dan berteriak memanggil ayahnya.
"Mixiu...Mixiu...(Miss You...Miss You...). Ayah, apa sudah mendapat pesanku? UFO datanglah dan jemput aku. Over..." teriaknya.
Seorang anak perempuan datang menghampiri Xiao Le dan mengatakan mungkin mesinnya mati sehingga ayah Xiao Le tak mendengar panggilannya. 
"Kalian tak mengerti. Ini mesin yang paling kuat. Bisa sampai ke Mars," sanggah Xiao Le.
"Jadi ayah Xiao Le manusia Mars?" tanya Tang Tang.
"Bukan. Ibuku mengatakan ayahku manusia planet Da La. Dia sangat sibuk," jawab Xiao Le.
Tang Tang merasa iri dan ingin mempunyai ayah dari planet Mars juga. Ia ingin mencoba memanggil ayah Xiao Le dengan mesin itu, tapi Xiao Le malah menakut-nakutinya bahwa orang lain akan mati jika menggunakan mesin itu bahkan ibunya sendiri tak boleh memakainya. Tang Tang berkata ia pasti akan sedih jika Xiao Le pergi saat ayahnya datang menjemput. Lalu Xiao Le memberikan gambar buatannya pada Tang Tang jika nanti merindukannya. Lalu mereka sama-sama mendengarkan sebuah lagu yang menjadi favorit Xiao Le sambil bermain ayunan (lucu banget denger obrolan anak kecil).
Tiba-tiba datang seorang anak yang tubuhnya lebih besar dari Xiao Le dan mengejek Xiao Le anak bodoh.
"Xiao Le bukan anak bodoh. Dia bisa membuat mesin dan menyuruh ayahnya datang menjemputnya." bela Tang Tang.
"Dasar bodoh, mana ada alien di dunia ini!" seru Huang Hong.
Lalu ia menarik Tang Tang pergi dan melarangnya bermain dengan Xiao Le. Ia juga menendang radio milik Xiao Le. Xiao Le marah karena radionya rusak. Ia berkelahi dengan Huang Hong. Tou Ye datang melerai. Tang Tang mengatakan bahwa Huang Hong yang mulai duluan. Xiao Le juga mengadu bahwa Huang Hong bilang Xiao Le tak punya ayah. 
"Siapa yang mengatakan dia tak punya ayah. Aku ini ayahnya," ucap Tou Ye.
"Dia mengatakan ayahnya seorang alien dan kau bukan alien," bantah Huang Hong. Tou Ye berkelit bahwa ia ayah Xiao Le di bumi sebelum ayahnya Xiao Le pulang dari planet Mars (waduh salah nggak seh bohongin anak kecil begini).
Lalu Tou Ye mengancam Huang Hong dengan cacing tanah (saatnya tutup mata...tutup mata...euw, paling geli sama yang begituan, hehe....). Tou Ye menakut-nakuti Huang Hong bahwa cacing itu sudah masuk ke tubuhnya. Huang Hong jelas ketakutan dan Tuo Ye akan  mengeluarkan cacing itu jika Huang Hong meminta maaf pada Xiao Le. Huang Hong langsung meminta maaf. Tuo Ye berpura-pura mengambil cacing itu. Huang Hong langsung kabur dengan sebelumnya mengancam akan meminta ayahnya untuk balas dendam.

Tou Ye membawa Xiao Le pulang. Dia memberi sebuah kipas angin untuk Xiao Le, tapi melarang Xiao Le memberitahu Mu Cheng bahwa ia yang memberikannya. Lalu ia bertanya pada Xiao Le mangapa ia tak bisa menjadi ayah Xiao Le. Xiao Le menjawab bahwa jika Tou Ye adalah pamannya. Ia akan bingung jika nanti Tou Ye menikah dengan ibunya, lagipula ibu Tou Ye juga menginginkan Tou Ye menikah dengan bibi Hua Chi Xin.

Mu Cheng bekerja di perkebunan bunga. Ia mendapat SMS dari bank yang memintanya membayar pinjaman bank. Tuan Hua, Bos Mu Cheng  juga datang untuk menagih hutang. Mu Cheng bingung. Ia meminta pengertian dari bosnya. Selain di perkebunan Mu Cheng juga bekerja sambilan mengantar susu dan bekerja sebagai sekretaris desa. Tuan Hua terlihat menyukai Mu Cheng. Ia hendak merayu Mu Cheng, tapi mendadak ibu Tou Ye muncul bersama Hua Chi Xin. Ia malah berniat menjodohkan Mu Cheng dengan Tuan Hua. Chi Xin yang menyukai Tou Ye juga bersemangat dalam perjodohan ini. Ia memarahi Mu Cheng yang selalu merepotkan Tou Ye dengan menjaga Xiao Le. Mu Cheng meminta maaf dan berjanji akan menjaga jarak dengan Tou Ye.

Tou Ye dan Xiao Le datang menjemput Mu Cheng. Ibu Tou Ye cepat-cepat pergi dari sana karena tak mau Tou Ye melihatnya. Tou Ye mengantar Mu Cheng dan Xiao Le pulang.
"Mu Cheng, hari ini kita makan apa?" tanya Xiao Le. Xiao Le manggil ibunya dengan nama aja. Jadi inget Jin Ho, hehe...
"Nasi sapi," jawab Mu Cheng.
Xiao Le mengeluh karena kemarin mereka juga makan nasi sapi. Mu Cheng bilang nasi sapi yang kemarin belum habis dan mereka tak boleh boros. Ia juga memberitahu bahwa nasi sapi merupakan kenangannya dengan kakek Xiao Le. Xiao Le akhirnya nurut.
Tou Ye mendekat untuk memandikan Xiao Le. Mu Cheng ingat janjinya pada ibu Tou Ye untuk menjauhi Tou Ye. Ia mengambil Xiao Le dari gendongan Tou Ye dan berkata akan memandikan Xiao Le sendiri. Tou Ye langsung bisa menebak bahwa ibunya baru saja mendatangi Mu Cheng dan berkata macam-macam. Ia meminta Mu Cheng jangan mendengarkan perkataan ibunya karena dari dulu ibunya selalu berharap ia menikahi Hua Chi Xin.
"Aku yang membawamu ke desa ini. Jadi aku adalah satu-satunya keluarga kalian di desa ini. Aku sudah berjanji akan menjaga kalian." ucap Tou Ye. Lalu Tou Ye mengajak Xiao Le mandi. Mu Cheng hanya bisa tersenyum melihat ketulusan Tou Ye.

Guang bermain hoki. Setelah itu ia mandi. Di perutnya masih ada bekas luka tusukan. Setelah itu Sekretarisnya menelepon.
Guang Xi telah menjadi pengacara besar. Ia sering menangani kasus yang menurut orang sulit, tapi selalu berhasil dimenangkan olehnya. Kehebatannya sering menjadi berita di surat kabar. Guang Xi lulus menjadi pengacara tiga tahun lalu dan disebut-sebut sebagai pengacara yang tidak pernah terkalahkan.
Guang Xi mendapat kasus baru. Seorang wanita bermarga Wu menuduh Li Wang Cai seorang pengusaha makanan melakukan tindak perkosaan. Wanita itu sudah mengajukan bukti berupa surat aborsi dari dokter. Guang Xi menganggap kasus ini mudah apalagi ia juga tengah menangani kasus korupsi.
"Aku rasa orang tidak ada yang tahu bahwa aku pernah operasi otak dan hampir menjadi bisu," ucap Guang Xi pada sekretarisnya. "Tunggu berita baik dariku!" tambahnya lalu pergi.

Guang Xi menjalani persidangan. Ia menjadi pengacara untuk membela Li Wang Cai, pengusaha yang dituduh sebagai pemerkosa. Guang Xi menyudutkan Nona Wu di dalam persidangan. Ia balik menuduh bahwa Nona Wu hanya menginginkan harta. Nona Wu menyangkal. Guang Xi bertanya mengapa baru sekarang ia melaporkan kejadian ini padahal kejadiannya sudah berlangsung selama dua tahun. Nona Wu beralasan karena pria itu mengancam akan menyakiti ibunya.
Guang Xi terus saja menyudutkan Nona Wu dan tiba-tiba saja Guang Xi merasa de javu. Bayangan Mu Cheng yang pernah ada di persidangan mendadak hadir di ingatannya. Perkataan Nona Wu yang membela diri mengingatkan Guang Xi pada Mu Cheng. Guang Xi menjadi bimbang. Tapi ia memutuskan untuk tetap membela kliennya dan menjaga reputasinya sebagai pengacara handal. Guang Xi mengeluarkan bukti-bukti bahwa tidak pernah terjadi tindakan pelecehan apapun yang dilalukan oleh kliennya. Pengusaha itu tersenyum penuh kemenangan. Nona Wu hanya bisa menangis sambil menatap Guang Xi.

Guang Xi keluar dari ruang persidangan. Pengusaha makanan itu senang karena tak sia-sia sudah membayar mahal Guang Xi. Tapi ia menuntut Guang Xi mengapa tak langsung saja menyelesaikan kasusnya. Keputusan sidang akan diumumkan pada tanggal 20. Guang Xi berkata itu sudah prosedur persidangan. Tiba-tiba Nona Wu mendekat. Ia marah karena Guang Xi membela orang yang jelas-jelas bersalah. Ia mengangap Guang Xi tak layak menjadi pengacara. Pengacara Nona Wu datang dan menariknya menjauh. Guang Xi tak peduli dan tak mau ambil pusing.
Ponsel Guang Xi berbunyi. Di layarnya tertera 'My Love'. Yi Qian yang menelepon Guang Xi. Guang Xi berkata ia ingin bertemu dengan Yi Qian. Lalu ia pergi ke rumah sakit dengan membawa buket bunga. Yi Qian adalah dokter anak di rumah sakit itu. Guang Xi masuk ke ruangannya. Ia melihat Yi Qian sedang menceritakan dongeng pada seorang anak yang menjadi pasiennya. Guang Xi masuk. Setelah anak kecil itu pergi Guang Xi memeluk Yi Qian dari belakang. Ia bertanya kapan Yi Qian bercerita untuk anak mereka. Yi Qian tampak menghindar. Ia malah berkata sudah waktunya memeriksa Guang Xi.
Guang Xi masih menjalani pemeriksaan setelah operasi otak enam tahun lalu. Guang Xi terus saja mencecar Yi Qian dengan banyak pertanyaan karena selama ini Yi Qian selalu menghindar saat Guang Xi hendak melamarnya. Guang Xi bertanya sampai kapan ia akan menunggu. Yi Qian mendekat dan mencium aroma tubuh Guang Xi.
"Kau habis mandi?" tanya Yi Qian curiga. Ia tahu bahwa Guang Xi baru saja bermain hoki. Setiap habis bermain hoki Guang Xi pasti selalu mandi. Yi Qian marah. Padahal ia sudah melarang Guang Xi bermain hoki. Ia tak mau Guang Xi melakukan olahraga berat.
Guang Xi kembali memeluk Yi Qian.
"Maaf, setelah operasi sampai sekarang ingatanku semuanya telah hilang. Hanya dengan bermain hoki aku merasa ada perasaan yang akrab. Aku berpikir, mungkin karena kau pernah memberitahuku saat kita pertama kali berkenalan di lapangan hoki. Jujur, saat bermain hoki aku baru merasa aku yang hidup 29 tahun, bukan 6 tahun yang sangat singkat." ucap Guang Xi.
Yi Qian luluh. Ia berkata hanya mengkhawatirkan kesehatan Guang Xi. Ia tak mau merasakan kehilangan Guang Xi lagi. Guang Xi mengerti. Selama 6 tahun ini ia selalu bersama Yi Qian. Guang Xi selalu menganggap Yi Qian sebagai dewi penolongnya. Tujuan hidup Guang Xi adalah ingin bersama dengan Yi Qian seumur hidupnya. Yi Qian senang mendengar ucapan Guang Xi. Lalu ia mengambil tangan Guang Xi yang memakai gelang pandora  (Yi Qian gak tahu kalo gelang itu pemberian Mu Cheng).
Guang Xi tak punya ingatan pada gelang itu. Ia berkata gelang itu yang menemaninya selama operasi dan Yi Qian lah yang membawakannya padanya. Guang Xi berkata bersama dengan Yi Qian itu sudah cukup baginya. Lalu ia mencium Yi Qian.

Malam hari Mu Cheng masuk ke kamar Xiao Le. Sebelum tidur Xiao Le harus disuntik obat dulu. Xiao Le punya penyakit bawaan. Ia kena diabetes golongan pertama. Untuk bertahan hidup, seumur hidupnya Xiao Le harus di suntik obat (kasian Xiao Le...). Mu Cheng meminta Xiao Le menjulurkan tangannya. Jari Xiao Le sudah banyak bekas suntikan. Mu Cheng sebenarnya tak tega melihat penderitaan Xiao Le. Sebelum di suntik, Mu Cheng selalu meniup tangan Xiao Le terlebih dahulu. Lalu ia mulai menyuntikkan jarum suntik ke jari Xiao Le. Xiao Le meringis kesakitan.
"Mu Cheng, setelah ayah pulang ke bumi aku tidak akan di suntik lagi, kan?" tanya Xiao Le polos. Mu Cheng diam saja. Ia tak tahu harus menjawab apa.
"Mu Cheng, begitu banyak orang di dunia ini, kenapa kau bisa suka pada alien?" tanya Xiao Le lagi.
"Karena alien sangat unik. Penglihatanku sangat baik. Tentu harus menyukai alien yang sangat unik," jawab Mu Cheng.
Xiao Le minta Mu Cheng kembali mendongengkan legenda ayah dari luar angkasa. Mu Cheng memangku Xiao Le dan mulai bercerita.
"Pada suatu hari ayah luar angkasa mengendarai UFO dan mendarat di bumi. Tapi tiba-tiba pesawat UFO-nya rusak di depan bus. Ibu ada di dalam bus itu dan ingin cepat-cepat pulang. Jadi ibu turun dan membantunya memperbaiki UFO. Setelah UFO berhasil diperbaiki, ayah merasa ibu sangat cantik dan pintar. Lalu berpacaran dengan ibu, setelah itu lahirlah Xiao Le." Mu Cheng mengakhiri ceritanya tepat setelah Xiao Le terlelap.

Tou Ye muncul di pintu kamar. Mu Cheng berkata sepertinya Xiao Le tengah merindukan ayahnya. Tou Ye memberitahu Mu Cheng bahwa tadi siang Huang Ho baru saja mengatakan Xiao Le tak punya ayah. Mu Cheng terdiam. Tuo Ye tahu bahwa Mu Cheng masih mengingat Guang Xi.

"Kapan kau akan berkata jujur pada Xiao Le? Suatu hari nanti dia akan tahu bahwa ayahnya bukan alien?" tanya Tou Ye. "Kau kan sudah tahu, Ren Guang Xi masih hidup!" tanya Tou Ye kesal.
Mu Cheng masih diam saja. Ia malah pergi untuk menghindar.
"Setelah enam tahun melahirkan Xiao Le, kau memohon padaku untuk pergi ke rumah sakit mencari informasi mengenai dia. Tapi setelah enam tahun, dia ada dimana? Kau melahirkan Xiao Le seorang diri. Xiao Le juga mempunyai penyakit. Kau harus membiayai pengobatan Xiao Le sendirian. Kau setengah mati mencari uang. Tapi dia tak pernah datang." ucap Tou Ye kesal.
"Tentu saja dia tak pernah mencariku. Aku sendiri yang memilih meninggalkannya saat dia benar-benar membutuhkanku. Aku sudah mengkhianatinya. Dia pasti membenciku. Mana mungkin dia datang mencariku." ucap Mu Cheng mencoba tak peduli.
"Tapi kau melakukan itu untuk menyelamatkannya," bela Tou Ye. "Mu Cheng, dia adalah ayah Xiao Le. Sudah tugasnya menjaga Xiao Le. Aku berpikir mungkin kau harus memberitahunya tentang keberadaan Xiao Le."
Mu Cheng bersikeras. Ia mengatakan bahwa ia sendiri yang memutuskan untuk melahirkan Xiao Le. Jadi ia tak mau meminta tanggung jawab dari Guang Xi. Mu Cheng malah berterimakasih pada Tou Ye yang telah membawanya ke desa Hua Tan dan berkata Xiao Le sangat baik dibesarkan disini. Bagi Mu Cheng, Guang Xi sudah tidak ada lagi di hidupnya. Guang Xi hanya orang yang menghadirkan Xiao Le untuknya. Hidup dengan Xiao Le sudah membuatnya cukup bahagia. Lalu Mu Cheng juga meminta Tou Ye jangan mengkhawatirkannya dan membantunya lagi. Tou Ye berkilah bahwa teman itu harus saling membantu. Ia mulai menyalahkan ibunya yang pasti berkata macam-macam pada Mu Cheng. Mu Cheng berkomentar jika mereka teman jangan memberi bantuan lebih dari seorang teman karena ia tak mau berhutang budi pada orang lain.
Mu Cheng menyuruh Tou Ye pulang. Tou Ye termangu sambil beranjak pergi. Lalu ia kembali dan bertanya pada Mu Cheng. "Apa orang itu benar-benar sudah hilang dari ingatanmu? Kau tahu jawabannya," ucap Tou Ye melihat kebisuan Mu Cheng.

Tou Ye pulang ke rumah yang disambut dengan omelan ibunya. Setelah mendengar omelan ibunya Tou Ye masuk ke kamarnya dan menelepon temannya.

Di tempat lain Ru Fang Guo (rival Guang Xi semasa kuliah) dan Direktur He tengah berbincang serius. Direktur He tengah memarahi Ru Fang Guo yang tak becus menjalankan perintahnya untuk membeli tanah di desa Hua Tan. Ru Fang Guo berkilah ia kesulitan karena penduduk desa mewarisi tanah secara turun-temurun. Ia sudah mengerahkan usaha untuk mendekati warga desa dan telah menemukan cara dengan menjebak Hua Sheng Bin, teman Tou Ye yang sedang disekap olehnya. Ia berkata telah menjebak Hua Sheng Bin yang doyan berjudi dengan meminjaminya uang dengan surat tanah desa Hua Tan sebagai jaminan. Hua Sheng Bin telah meminjam uang dengan jumlah banyak dan tak sanggup membayar, dengan begitu tanah Hua Tan sudah resmi menjadi milik mereka. Direktur He malah tak terlihat senang mendengar kabar ini. Ia khawatir pada penduduk desa tak akan mau pindah. Ru Fang Guo berkata penduduk desa itu mengandalkan perkebunan bunga sebagai mata pencaharian. Direktur He memberi solusi untuk membeli tanah di desa sebelah untuk penduduk desa Hua Tan dan meminta Ru Fang Guo mengurus hal ini secepatnya. Jika gagal Direktur He mengancam akan memecatnya. Ia tak mau ada orang yang tahu rahasia mereka karena bisa menghancurkan perusahaannya. Di dalam kamar Tou Ye kesal karena temannya tak mengangkat teleponnya.

Guang Xi makan malam dengan seluruh anggota keluarganya. Pengacara Xiao Lin ikut berbaur. Ia bertanya pada Guang Xi mengenai kabar Walikota yang terlihat sering menyumbangkan uang. Guang Xi berkomentar walau Pengacara Xiao Lin adalah gurunya tapi hal itu menyalahi kode etik jika membicarakan rahasia kliennya pada orang lain. Guang Xi hanya memikirkan uang. Ia akan membela siapa pun asalkan ada uang. Pengacara Xiao Lin terlihat tak menyukai sikap arogan Guang Xi. Yi Qian merasa tak enak dan menepuk Guang Xi untuk mengingatkannya. Direktur Fang bersuara Guang Xi harus berterimakasih pada Direktur He untuk kesuksesannya. Guang Xi bersulang untuk calon mertuanya. Lalu ia mengajak Yi Qian berdansa.

Guang Xi mengingat kembali kenangannya saat pertama kali membuka mata setelah operasi. Orang yang pertama kali dilihatnya adalah Yi Qian. Dokter memberitahu bahwa Guang Xi mengalami kerusakan otak setelah berkali-kali menjalani operasi. Dokter sudah mengkhawatirkan hal ini dari awal. Guang Xi kehilangan seluruh ingatannya dan juga kehilangan kemampuan berbicara. Yi Qian sangat sedih mendengar hal itu. Ia menggenggam tangan Guang Xi dan berusaha menghiburnya. Tak apa-apa jika Guang Xi tak bisa bicara, karena ia akan selalu ada disamping Guang Xi.
Yi Qian dengan sabar membantu Guang Xi pasca operasi. Ia mengajari Guang Xi menalikan sepatunya.
"The bunny goes around the tree, into the burrow and pulled tight," ucap Yi Qian memberi contoh.
Guang Xi mencoba meniru yang diajarkan Yi Qian. Tapi ia gagal dan langsung emosi dengan menendang bangku. Yi Qian kaget dan kecewa pada Guang Xi yang gampang sekali menyerah. Yi Qian kesal dan pergi meninggalkan Guang Xi. Setelah Yi Qian pergi Guang Xi mencoba kembali menalikan sepatunya. Ia tersenyum senang saat berhasil melakukannya. Lalu ia berlari mencari Yi Qian. Ia memeluk Yi Qian dan mengucapkan terimakasih. Yi Qian terharu mendengarnya dan memeluk Guang Xi dengan erat.

"Jadi sekarang kau menggenggam tanganku dengan erat. Apa yang kau takutkan? Tidak dapat menemukan lubang kelinci?" canda Yi Qian.
Guang Xi tertawa lalu mimik wajahnya menjadi serius. "Aku takut kehilanganmu. Aku takut kau meragukan cintaku. Aku takut kau tak tahu betapa pentingnya kau bagiku."
Yi Qian terharu mendengar ucapan Guang Xi. Lalu Guang Xi menarik tangan Yi Qian. Ia mencium tangan Yi Qian dengan penuh cinta.
"Ketika aku terbangun, kau mengatakan selama aku membutuhkanmu, kau akan menggenggam tanganku. Aku ingin memberitahumu bahwa aku membutuhkanku selama sisa hidupku. Aku ingin menggenggam tanganmu selama sisa hidupku."

Lalu Guang Xi memperlihatkan sebuah tulisan 'Would You Marry Me'. Yi Qian terkejut dan tak bisa berkata-kata melihat Guang Xi melamarnya dengan cara seperti ini.
"Kau tak bisa bahasa Inggris? Kau adalah orang pertama yang mengajarkanku bahasa Inggris," goda Guang Xi. Yi Qian tertawa.
"The bunny goes around the tree, into the burrow and pulled tight." Guang Xi masih hafal bahasa Inggris yang pernah diajarkan Yi Qian. Kemudian ia menghela nafas dan berkata dengan yakin. "Would you marry me..."
Yi Qian tersenyum senang dan mengangguk. Guang Xi tertawa bahagia dan menyematkan sebuah cincin berlian di jari Yi Qian. Lalu mereka berpelukan.