Senin, 29 November 2010

The Birth of The Rich Episode 20-Final Part 1

Akhirnya sampai juga di episode terakhir. Tapi untuk episode terakhir ini aku bagi dua bagian. 






Suk Bong terkejut mendapati sketsa wajah ibunya terselip di antara buku di dalam kotak milik Jeong Tae. Ia menyamakannya dengan foto asli milik ibunya.
"Ibu..." gumamnya setelah benar-benar yakin sketsa itu adalah gambar ibunya. "Mengapa bisa ada disini?"
Suk Bong memandangi Jeong Tae yang masih tak sadarkan diri. Sketsa itu adalah hasil lukisan Jeong Tae. Lalu bagaimana mungkin Jeong Tae bisa mengenal ibunya. Ibunya hanya melakukan hubungan satu malam dengan pria yang baru dikenalnya. Ia mulai bertanya-tanya mengenai kemungkinan bahwa ayah kandungnya yang sesungguhnya adalah Ha Jeong Tae bukan Kang Chul Min seperti yang selama ini diduganya.
Ia mendekati Jeong Tae.
"Paman, kenapa ini ada disini....?" tanya Suk Bong bingung.

Boo Kwi Ho sedang melihat hasil tes DNA milik Suk Bong di ruang kerjanya. Ternyata ia sengaja menukar hasil tes DNA Suk Bong dengan Jeong Tae yang seharusnya menunjukkan adanya hubungan parental.
Ia mengingat kembali percakapannya dengan Suk Bong. Saat itu Suk Bong mengira Bo Kwi adalah ayah kandungnya karena melihat anting-anting yang dipakai Tae Hee. Bo Kwi Ho melakukan tes DNA guna membantah dugaan Suk Bong. Di kantornya Suk Bong masih berusaha mencari kebenaran dengan menanyakan kalungnya. Karena tak mau terus diganggu,  Boo Kwi Ho malah mengatakan mungkin saja Jeong Tae yang menyerahkan kalung itu pada ibunya mengingat Boo Kwi Ho mencuri anting-anting milik Jeong Tae. Saat itu Boo Kwi Ho juga belum tahu bahwa Jeong Tae memang ayah kandung Suk Bong.
Dari Choo Young Dal ia mengetahui bahwa pemilik kalung Suk Bong adalah Chul Min. Makanya ia sengaja  menjadikan Chul Min sebagai ayah kandung Suk Bong. Ia mengetahui rahasia Jeong Tae yang pernah membuat duplikat kalung yang sama seperti milik Chul Min. Ia satu-satunya orang yang tahu. Semua orang mengira Chul Min adalah ayah kandung Suk Bong. Hanya ia yang sadar bahwa hal itu keliru. Tapi ternyata Choo Young Dal juga mengetahui fakta yang sebenarnya. Ia tahu ketakutan Boo Kwi Ho yang tak mengungkapkan fakta yang sebenarnya pada semua orang terutama Suk Bong. Boo Kwi Ho khawatir posisinya dalam perusahaan keluarga direbut oleh Suk Bong. Choo Young Dal memanfaatkan situasi ini untuk membungkam Boo Kwi Ho atas pemalsuan akte pertambangan logam di Kyrgystan milik Jeong Tae.
Boo Kwi Ho terlihat berang pada Choo Young Dal dan Choo Woon Suk yang membuat masalah ini semakin rumit.

Lee Jong Heon menjenguk Jeong Tae. Ia terlihat mengkhawatirkan sahabatnya.
"Jangan menyerah," ucapnya memberi semangat. Ia menggenggam tangan Jeong Tae.
Flash Back.
Jeong Tae dan Chul Min sedang bekerja di konstruksi bangunan. Mereka membicarakan proyek tambang logam langka yang sedang mereka rintis bersama dengan Lee Jong Heon. Sebagai simbol perjanjian mereka membuat perhiasan dari logam mulia itu. Kalung dipegang oleh Chul Min, Jeong Tae anting-anting dan untuk Lee Jong Heon sebuah cincin. Jeong Tae memberitahu Chul Min bahwa ia diam-diam membuat duplikat kalung seperti yang dipakai Chul Min. Ia mengatakan tak bisa memakai anting-anting miliknya. Makanya ia membuat duplikat kalung itu sebagai penyemangat kerja. Ia meminta Chul Min merahasiakan hal ini dari Lee Jong Heon. Ia takut Lee Jong Heon marah padanya karena melanggar perjanjian.
Tiba-tiba Lee Jong Heon muncul dari arah belakang. Ia tampak marah. Ia sudah mengetahui affair antara Chul Min dan Jong Yo adiknya. Chul Min sendiri mengakui hal itu. Lee Jong Heon emosi dan langsung memukul wajah Chul Min. Lee Jong Heon melihat kalung yang dipakai Chul Min dan memutuskan perjanjian proyek tambang  yang mereka rintis bersama. Jeong Tae berusaha melerai perkelahian antara kedua sahabatnya. Ia menenangkan Lee Jong Heon dengan mengingatkannya pada impian yang mereka bangun bersama-sama untuk proyek itu. Ia tak terima jika Lee Jong Heon merusak semua usaha mereka begitu saja. Tapi Lee Jong yang sedang dikuasai emosi tak mengindahkannya. Ia semakin marah saat Chul Min mengaku mencintai adiknya. Ia terlanjur kecewa pada Chul Min yang membuat adiknya sengsara dan calon suaminya sampai meninggalkannya. Ia melayangkan tinjunya. Jeong Tae yang hendak melindungi Chul Min malah kena pukul dan tak sengaja menabrak Chul Min yang ada dibelakangnya. Hal ini mengakibatkan Chul Min terjatuh dari atap gedung. Jeong Tae juga hampir jatuh, tapi Lee Jong Heon segera menolongnya sedangkan Chul Min langsung meninggal seketika itu juga.

Lee Jong Heon tersadar dari lamunannya. Tiba-tiba ia dikejutkan oleh Joeng Tae yang bereaksi. Ia melihat  monitor alat kontrol jantung tak stabil. Ia panik dan segera memanggil dokter.

Tae Hee mendapat kabar bahwa ibu dari Presdir Wang meninggal dunia (nenek yang pernah bantuin Suk Bong mengambil rambut Lee Jong Heon untuk tes DNA). Boo Kwi Ho keluar dari ruang kerjanya. Ia mendengarkan percakapan Tae Hee di telepon.

Mereka datang melayat. Lalu memberikan penghormatan terakhir untuk ibu Presdir Wang. Setelah itu Boo Kwi Ho mengucapkan belasungkawa pada Presdir wang yang terlihat sangat berduka. Lee Jong Heon juga datang bersama Shin Mi. Di belakang mereka Choo Young Dal dan Woon Suk menyusul.
Woon Suk cakep banget pake baju hitam.
Lalu tiba-tiba Suk Bong muncul. Mereka yang ada disana terkejut melihat kehadirannya. Suk Bong datang bukan untuk melayat. Ia datang mencari Boo Kwi Ho.
Ia langsung memperlihatkan sketsa gambar ibunya. Boo Kwi Ho kebingungan, tak tahu maksud Suk Bong.
"Ini ibuku," ucap Suk Bong memberi penjelasan padanya. Lalu ia mengambil foto ibunya yang asli.
"Ini milik Paman Jeong Tae, kan?" tanyanya. "Kenapa ia menyimpan gambar ibuku?"
Tae Hee melihat gambar itu dari dekat dan menoleh pada Suk Bong.
"Itu ibumu?" tanyanya. 
Suk Bong tak menjawab pertanyaan Tae Hee. Ia memandang Boo Kwi Ho tajam. "Katakan padaku?" tuntutnya. Tae Hee juga memaksa ayahnya untuk bicara.
Boo Kwi Ho memadangi Tae He dan Tae Kyung. Ia merasa berat untuk membuka suaranya. Tapi akhirnya ia bicara.
"Gambar itu mungkin adalah ibumu. Kalungmu sebenarnya milik Jeong Tae."
Mendengar itu Suk Bong limbung. Shin Mi spontan berlari menangkapnya dan memeganginya.
"Maksudmu?" tanya Suk Bong menuntut lebih banyak penjelasan.
"Kalung itu bukan milik Chul Min, tapi milik Jeong Tae," ulang Boo Kwi Ho.
Tae Hee juga kaget mendengar pernyataan ayahnya. "Ayah apa yang kau katakan? Kalung Suk Bong galak benar milik paman? Kalau begitu ayah Suk Bong galak adalah paman?"
"Ya. Jeong Tae adalah ayah Suk Bong galak," tandas Boo Kwi Ho.
Semua orang kaget kecuali Choo Young Dal dan Woon Suk yang sudah tahu dari awal. Suk Bong lemas dan langsung jatuh pingsan. 

Suk Bong dibawa ke rumah sakit. Ia  masih tak sadarkan diri. Boo Kwi Ho ikut menunggui Suk Bong dan duduk di sebelah Lee Jong Heon. Shin Mi sangat mengkhawatirkan keadaan Suk Bong.
Keluarga Park datang. Mereka tampak cemas. Kemudian Suk Bong mulai sadar. Ia bangun dan mencabut selang infusnya.

Suk Bong berjalan menghampiri Boo Kwi Ho.
"Kenapa kau melakukan ini?" serunya marah.
Shin Mi menenangkan Suk Bong. Dokter berpesan agar Suk Bong harus menjaga emosinya. Tapi Suk Bong tak mengindahkan ucapannya. Ia kembali berteriak pada Boo Kwi Ho.
"Bagaimana bisa kau mengatakan ayahku yang masih hidup telah mati. Bagaimana bisa kau mengatakan orang lain sebagai ayahku." teriak Suk Bong lalu mencengkeram lengan Boo Kwi Ho. "Aku susah payah mencari ayahku dan kau bisa-bisanya berbuat seperti itu padaku. Setelah menipuku apa kau bisa tidur nyenyak. Apa kau masih bisa menelan makananmu. Jika kau punya mulut seharusnya kau bicara." Suk Bong menumpahkan kemarahannya.
"Apa yang harus kukatakan? Jika aku mengatakan hanya ini yang bisa kulakukan, kau pasti akan lebih marah. Jika aku mengatakan maaf, kau bisa terima?" ucap Boo Kwi Ho pasrah.
Suk Bong melepaskan tangannya. Ia menahan marah. Lalu ia melampiaskan kemarahannya dengan membuang barang-barang di meja.
Lee Jong Heon membawa Boo Kwi Ho keluar. Ia takut Suk Bong tak bisa mengendalikan emosinya. Di luar Boo Kwi Ho memberitahu Lee Jong Heon bahwa Jeong Tae telah membuat duplikat kalung dan menyembunyikan hal ini darinya. Ia takut Lee Jong Heon marah. Lee Jong Heon kaget mendengar hal ini.

"Jika dia tak membuat kalung lagi, pasti dia tak akan memberikan kalung itu pada wanita itu dan bocah itu tak akan muncul." ucap Boo Kwi Ho.
"Apa yang kau katakan?" tanya Lee Jong Heon kesal.
"Tentu saja. Jika begitu aku akan tetap jadi pewaris Boo Ho Group. Seorang menantu bagaimana mungkin bisa mencapai posisi itu."
Lalu Boo Kwi Ho mulai curhat. Ia mendapatkan posisinya yang sekarang ini bukan seperti Lee Jong Heon yang otomatis dipilih sebagai penerus perusahaan karena ia putra Oh Sung. Ia harus melaluinya dengan hinaan dan selalu dipandang sebelah mata. Ia menganggap Lee Jong Heon tak akan mengerti bahkan jika ia dilahirkan lagi. Lee Jong Heon kesal. Ia tak menduga Boo Kwi Ho bisa berpikiran licik seperti itu. Ia mengatakan apa Boo Kwi Ho tak takut pada azab. Boo Kwi Ho marah. Ia membalas bahwa Lee Jong Heon tak punya kapasitas untuk mengatakan hal itu padanya. Ia juga menganggapnya tak berhak menghakiminya.
Boo Kwi Ho mengaku bahwa ia juga benci mengambil posisi Jeong Tae dengan cara ini. Tapi hanya itu peluangnya. Ia juga tahu orang lain membencinya karena ia selalu berpikiran tentang uang. Bahkan anak-anaknya juga membenci dirinya yang selalu mementingkan uang.
Boo Kwi Ho mulai menangis (tapi aku koq malah ketawa ya liat Boo Kwi Ho nangis, abis lucu. hehe...).
"Aku melakukan ini karena anak-anakku. Aku tak mau mereka diremahkan orang lain. Tapi aku tak menyangka mereka malah malu mempunyai ayah sepertiku. Aku mengorbankan begitu banyak untuk mereka. Tak kusangka  mereka mengatakan aku ini memalukan." Boo Kwi Ho menangis makin keras.

Lee Jong Heon kembali menjenguk Jeong Tae. Dokter memberitahu bahwa kondisi Jeong Tae sudah tak mengkhawatirkan, tapi kondisnya belum stabil.
Flash Back.
Jeong Tae menggambar ibu Suk bong yang lagi tertidur. Ia tersenyum sambil memandangi wajah ibu Suk Bong.
Jeong Tae waktu masih muda cakep juga ya?
Flash Back berpindah.
Jeong Tae dan Lee Jong Heon berada di mobil. Mereka tengah membicarakan proyek tambang mereka. Jeong Tae berencana pergi ke Kyrgystan untuk melihat lokasi tambang disana. Lalu Jeong Tae menayakan keadaan Shin Mi yang tengah di rawat dirumah sakit. Lee Jong Heon memberitahu demam Shin Mi sudah mulai turun. Jeong Tae tampak lega. Ia juga mengkhawatirkan keadaan Shin Mi. Lee Jong Heon ingat Jeong Tae membatalkan penerbangannya tempo hari dan menanyakan apakah karena Shin Mi. Jeong Tae tersenyum penuh arti dan hanya bilang bahwa itu takdirnya.

Kembali ke Lee Jong Heon di rumah sakit. Ia duduk di samping Jeong Tae.
"Apa yang kau bicarakan itu ibu Suk Bong?" tanyanya. "Apa kau tahu kau memiliki seorang anak laki-laki."

Suk Bong datang ke rumah sakit. Ia masuk ke kamar Jeong Tae. Lee Jong Heon sudah pergi. Ia mendekati Jeong Tae yang sekarang ia tahu bahwa pria itu adalah ayah kandungnya. Suk Bong tak dapat menahan keharuannya. Ia meraih tangan ayahnya dan menangis di depan ayahnya yang masih koma.
"Maaf..." ucapnya sedih. "Tidak dapat mengenalimu."

Shin Mi menyusulnya. Ia ikut masuk. Lalu merangkul bahu Suk Bong. Suk Bong terisak dan menyenderkan kepalanya pada Shin Mi.
"Kenapa aku bisa memanggil ayah dengan paman," isaknya.
"Tak apa-apa." hibur Shi Mi. "Belum terlambat untuk memanggilnya ayah."
Suk Bong memandangi wajah Jeong Tae. Lalu perlahan dengan terbata-bata mulai memanggilnya. "Ayah...."

Woon Suk minum-minum di bar. Ia tampak tertekan. Tae Hee menemaninya. Woon Suk menyuruhnya pulang karena sekarang yang harus dicemaskan adalah ayahnya. Tae Hee tak mau. Ia lebih mencemaskan Woon Suk.

"Boo Tae Hee bodoh...," ejek Woon Suk. "Kau pikir kenapa aku mabuk? Karena aku sangat marah pada ayahmu yang sudah merusak rencanaku! Kau peduli padaku? Kau memang bodoh. Itu sebabnya Lee Shin Mi selalu mengejekmu." Woon Suk meledak. Ia memandang Tae Hee dengan tajam.
"Biar saja dia menggangguku. Ada oppa yang bisa membuatku senang. Aku ingin kau bahagia. Aku tak tahan jika melihatmu menderita. Kau menderita karena berusaha menyelamatkan perusahaanmu. Perusahaan atau apaun biarkan pergi saja." ucap Tae Hee. "Aku akan bernyanyi untukmu. Dari dulu aku ingin menyanyikan lagu ini untukmu."
Tae Hee bangun. Mengambil HP-nya dan menjadikannya mike. Lalu ia mulai bernyanyi untuk menghiburnya. Awalnya Woon Suk melihatnya dengan pandangan dingin. Tapi perlahan ia tersenyum dan mulai tertawa melihat Tae Hee (Tae Hee emang lucu).
Tae Hee senang. Akhirnya Woon Suk sudah bisa tertawa. Ia kembali ke mejanya.
"Melihat kau tersenyum sangat lucu," ucap Tae Hee.
Woon Suk kembali diam. Ia masih tampak sedih.
"Masih menangis?" tanya Tae Hee sambil menatap Woon Suk dengan sedih.
"Tidak..." Woon Suk menggeleng tapi air matanya tumpah. Ia berusaha tersenyum pada Tae Hee.
Tae Hee mengusap air mata di pipi Woon Suk. "Jangan menangis. Biarkan aku saja yang menangis," ratapnya.
Tae Hee mulai menangis. Ia juga bisa merasakan sakit yang dialami Woon Suk. Ia tak tega melihat Woon Suk menderita. Woon Suk menatap Tae Hee yang sedang menangis. Ia baru menyadari selama ini Tae Hee yang selalu ada untuknya. Tae Hee yang selalu datang menghiburnya. Disaat semua orang membencinya. Tae Hee tetap mendukungnya. Ia baru menyadari ketulusan Tae Hee. Perlahan Woon Suk mendekat. Air matanya  tumpah lagi dan ia mencium Tae Hee (so sweet...).

Suk Bong tertidur di rumah sakit bersama Shin Mi. Mereka tertidur di samping ranjang Jeong Tae. Suk Bong tidur sambil menggengam tangan Shin Mi.
Kilatan masa lalu terekam di memori Jeong Tae .Dimulai saat bertemu dengan ibu Suk Bong. Kencan semalam mereka di hotel dan saat ia menyerahkan kalungnya pada ibu Suk Bong.
Perlahan Jeong Tae menggerakkan tangannya. Ia meraih tangan Suk Bong dan menggenggamnya. Suk Bong terbangun. Ia memberitahu Shin Mi bahwa Jeong Tae bereaksi dengan menggenggam tangannya.

Suk Bong dan Shin Mi keluar dari kamar Jeong Tae. Shin Mi menghibur Suk Bong. Ia bilang Suk Bong tak perlu mengkhawatirkan ayahnya lagi. Ia menggenggam tangan Suk Bong untuk menguatkan hatinya.

Kilatan masa lalu Jeong Tae berputar lagi.
Jeong Tae sudah jatuh sakit. Ia tengah dimarahi oleh adiknya (ibu Tae Hee). Adiknya menyesal mengapa Jeong Tae harus membangun bisnis logam di Kyrgtstan yang menyebabkannya mengalami kecelakaan. Jeong Tae terjatuh di area pertambangan sehingga  mengakibatkan dirinya hilang ingatan. Jeong Tae juga tak bisa berbicara. Kalau diajak ngomong nggak mudeng (halah...bahasanya paan seh). Yang dilakukannya hanya bermain gitar dan melukis. Tapi ia masih ingat pada ibu Suk Bong. Ia selalu memandangi sketsa wajah ibu Suk Bong yang dibuatnya.

Suk Bong memainkan gitar untuk ayahnya. Jeong Tae sadar. Ia memandangi kalung yag dipakai Suk Bong.  Suk Bong memegang kalungnya.
"Siapa aku, apa kau tahu?" tanya Suk Bong. Jeong Tae mengangguk.
"Ayah..." panggil Suk Bong.
Jeong Tae mengulurkan tangannya. Ia membelai wajah Suk Bong. "Anakku...Sudah datang," ucapnya lirih.



Choo Young Dal mengubah semua rencananya. Semula ia hanya ingin bekerjasama dengan perusahaan Jepang dalam proyek tambang Kyrgystan yang mereka ambil alih dari Jeong Tae. Tapi rencana mereka berantakan akibat pengakuan Boo Kwi Ho. Ia takut Boo Kwi Ho menjegal usahanya. Makanya ia menyuruh Woon Suk menjual tambang itu sebelum Boo Kwi Ho bertindak.
Choo Young Dal memberikan tiket pesawat untuk Woon Suk dan menyuruhnya pergi malam ini juga ke Jepang. Ia menyerahkan semuanya pada Woon Suk. Tapi Woon Suk sudah tak berminat lagi meneruskan rencana ayahnya. Ia lelah mengikuti semua perintah dari ayahnya. Choo Young Dal tetap memaksa Woon Suk untuk menjalankan perintahnya dan bergegas pergi.

Boo Kwi Ho mendengar rencana Frontier yang akan menjual pertambangan Kyrgystan itu pada perusahaan Jepang. Ia marah dan berniat menghentikan usaha mereka. Tae Hee datang. Ia meminta ikut. Ia juga memohon pada ayahnya agar melepaskan Woon Suk. Ia tak mau ayahnya menyakiti Woon Suk.

Shin Mi juga mengetahui hal itu. Ternyata Ketua Yoo yang memberinya informasi. Mungkin ia melakukan hal itu untuk menebus rasa bersalah karena pernah berkhianat pada Oh Sung.

Ketua Yoo segera mengakhiri percakapannya dengan Shin Mi setelah melihat Woon Suk dan Kepala Kang keluar dari rumah. Mereka akan pergi ke tempat pertemuan dengan perusahaan Jepang yang akan membeli  pertambangan logam. Ketua Yoo terlihat ragu. Mungkin ia merasa tindakan mereka kali ini sangat berbahaya.

Choo Young Dal mendapat laporan bahwa Boo Kwi Ho telah memperbaruhi lisensi pertambangan Kyrgystan. Itu artinya Boo Kwi Ho mempunyai hak atas pertambangan itu. Ia tahu Boo Kwi Ho akan mendatangi tempat pertemuan Woon Suk untuk menggagalkan rencananya. Ia menelepon Ketua Kang dan memberitahu bahwa mereka dalam masalah besar.

Sementara itu Suk Bong dan Shin Mi juga tengah berlomba dengan waktu. Mereka pergi ke tempat pertemuan Woon Suk dan berniat menghentikan rencannya. Suk Bong membawa mobil dengan kecepatan tinggi. Shin Mi khawatir dan mengingatkannya. Suk Bong bilang ia harus cepat sampai disana. Ia tak mau impian ayahnya hancur begitu saja.

Di tengah jalan mobil Boo Kwi Hoo di hadang oleh mobil tak dikenal. Segerombolan pria berjas hitam turun dan memaksa Boo Kwi Ho dan Tae Hee turun dari mobil. Supir mereka berhasil dilumpuhkan. Boo Kwi Ho  dan Tae Hee tak bisa melawan. Diam-diam Tae Hee berhasil mengambil HP-nya. Ia menyembunyikan HP-nya di belakang tubuhnya dan mengirim sebuah pesan meminta bantuan. 

Woon Suk sampai di tempat pertemuan. Mereka siap menandatangi kontrak penjualan  tambang dengan perusahaan Jepang. Ketua Yoo tampak tak tenang. Woon Suk membuka dokumen yang telah disiapkan untuk ditandatangani.


Tiba-tiba HP-nya berbunyi. Ia mendapat sebuah pesan dari Tae Hee : Oppa, selamatkan aku.
Woon Suk terdiam hanya memandangi layar HP-nya. Kepala Kang sampai mengingatkannya.
"Silahkan kau tandatangani." ucapnya sambil menyerahkan pena pada Woon Suk.
Woon Suk mengambil pena itu dan mulai menandatangani surat kontrak itu.