Jumat, 16 September 2011

Sinopsis Scent of A Woman Episode 5


Note: Ini adalah episode spesial karena ada Junsu JYJ. Siap2 ngiler liat ke-kiyut-an si oppa ini, hehe...( Awalnya aku ngira dia Junsu 2PM,. Hehe, ngawur ya... Mian ya kalo ada kesalahan).


Ji Wook datang ke kantor ketika Manager Noh tengah mempersembahkan tarian untuk Yeon Jae. Begitu Ji Wook mengatakan telah bertemu dengan Sohn Byung Ho, tanpa perasaan Manager Noh mengusir Yeon Jae. Diluar dugaan Ji Wook malah mendukung permintaan Yeon Jae.
"Lakukan itu. Permintaan yang diminta Lee Yeon Jae-sshi. Tuan Sohn bilang dia tak akan menyetujui apapun jika bukan Lee Yeon Jae-sshi yang kesana. Manager Noh tentu lebih mengerti dibandingkan aku betapa pentingnya ini.  Jika kau ingin menyelesaikan ini, apa kau tak perlu mendengarkan permintaannya?" tanya Ji Wook memberi pilihan.
Manager Noh speachless.
"Lee Yeon Jae-sshi, lanjutkan!" Pinta Ji Wook.
Ji Wook pergi. Yeon Jae terpaku tak percaya.

Memang paling asyik ya mengobrol di depan lift, hehe. Terbukti Yeon Jae bertemu lagi dengan Ji Wook di depan lift.
"Mengapa kau melakukan itu?" tanya Yeon Jae.
"Dulu ketika Manager Noh menerima suap dan ingin beralih mengelola kantin. Kudengar kau bersikeras membelanya. Dan karena itu kau hampir dipecat, tetapi kau masih bersikeras. Tuan Sohn berpikir kau mengundurkan diri karena Manager Noh. Jadi hal itu membuat dirinya enggan kerjasama dengan kami," ungkap Ji Wook menceritakan alasan Sohn Byung Ho menolaknya.
Tiba-tiba Ji Wook mendekati wajah Yeon Jae. "Jika kau membayangkan ada arti khusus karena aku berbicara seperti ini denganmu. Atau kau tersentuh. Berhentilah berpikiran begitu. Saat ini, aku hanya berpikir bahwa kau lebih berguna dibandingkan Manager Noh. Itu saja." Sepertinya Ji Wook tak ingin Yeon Jae salah sangka dengan sikapnya. Namun tanpa sadar Ji Wook telah menunjukkan ketertarikannya pada Yeon Jae. Tanpa perlu repot-repot mengklarifikasi, rasanya Yeon Jae tak akan berpikiran sejauh itu.

Lift terbuka tepat saat Ji Wook menyudahi ucapannya. Ji Wook masuk ke dalam lift. Kening Yeon Jae berkerut. Ia tak paham maksud perkataan Ji Wook barusan. Di dalam lift Ji Wook kembali membuka obrolan dengan Yeon Jae.
"Mengapa kau memperlakukan Manager Noh dengan cara itu?"
"Untuk balas dendam. Selama 10 tahun, dia tak pernah memperlakukanku seperti manusia. Tapi kerena aku takut kehilangan pekerjaan, aku tak pernah komplain. Aku berpikir tak mungkin mendapatkan kesempatan bagus lagi," jawab Yeon Jae.
"Balas dendam pada seseorang yang tak memperlakukanmu seperti manusia selama 10 tahun, kau hanya memintanya menggunakan bokongnya menuliskan beberapa kata? Apa kau berpikir itu adalah balas dendam?"
"Lalu haruskah aku menampar wajahnya? Atau memanggilnya brengsek? Dia lebih tua dan dia adalah seniorku. Bagaimana bisa aku melakukan itu?"
Ji Wook menatap Yeon Jae. Jawaban Yeon Jae menunjukkan jika Yeon Jae masih naif. Saat ingin membalas dendampun Yeon Jae masih memikirkan kesopanan. Ji Wook menyindir Yeon Jae.
"Jadi sebagai orang yang sopan, mengapa kau tidak bisa bahkan hanya mengucapkan terimakasih padaku?"
Ji Wook menagih ucapan terimakasih untuk jasanya membawa Yeon Jae ke rumah sakit tempo hari. Yeon Jae baru ingat. Ia segera mengucapkan terimakasih. Ji Wook ngambek. Ia merasa Yeon Jae melakukannya setengah hati.


Na Ri dan rekannya mulai bergosip. Mereka membicarakan hubungan Ji Wook dan Yeon Jae.
"Mengapa Kepala Direktur bersedia membantu Yeon Jae?" tanya Na Ri penasaran.
"Itu pasti ada hubungannya dengan MOU. Jadi mungkin itu penting untuk Kepala Direktur," terka rekan kerja Na Ri.
MOU (Memorandum of Understanding atau Nota Kesepahaman) adalah sebuah dokumen legal yang menjelaskan persetujuan antara dua belah pihak. MOU tidak seformal sebuah kontrak.

Na Ri juga tak percaya jika Ji Wook menjalin hubungan spesial dengan Yeon Jae. Hye Won kesal karena Na Ri merendahkan Yeon Jae. Hye Won malah yakin ada sesuatu diantara Ji Wook dan Yeon Jae.


Yeon Jae dan Ji Wook pergi menemui Sohn Byung Ho. Ji Wook menunggu di mobil. Yeon Jae menyapa Sohn Byung Ho layaknya kakeknya sendiri. Sohn Byung Ho sangat senang menyambut kedatangan Yeon Jae. Yeon Jae menjelaskan jika dirinya tidak dipecat dari Line Tour melainkan resign karena keputusannya sendiri. Kakek Sohn Byung Ho tetap mengira Yeon Jae mengundurkan diri karena perlakuan buruk dari Manager Noh. Yeon Jae tak mau menyalahkan Manager Noh. Ada pekerjaan penting lain yang ingin dikerjakannya. Kakek Sohn Byung Ho mengajak Yeon Jae masuk ke dalam rumah.

Ji Wook mulai bosan. Setelah lama menunggu, Yeon Jae tak kunjung muncul. Ji Wook memutuskan menyusul Yeon Jae ke dalam. Ji Wook mendengar suara-suara aneh dari dalam rumah. Ia mendengar suara Yeon Jae yang ketakutan. Ji Wook mendekat. Dari balik jendela Ji Wook melihat Kakek Sohn Byung Ho hendak melakukan tindakan tak senonoh pada Yeon Jae. Spontan Ji Wook menerjang jendela dan menarik tangan Yeon Jae.
"Keluarlah. Apapun itu, tak perlu lagi. Keluarlah!!" Seru Ji Wook emosional.
"Apa yang kau lakukan?" tanya Yeon Jae bingung.
"Apa kau gila? Apa ini yang disebut dengan kemampuanmu? Wanita macam apa kau? Keluarlah!" Perintah Ji Wook berang.
"Apa yang kau bicarakan?"
"Aku bicara padamu. Pria tua ini...." Ji Wook tak meneruskan ucapannya. Pemahamannya tiba-tiba muncul. Melihat beberapa jarum menancap di dahi Yeon Jae dan juga posisi Sohn Byung Ho yang memegang jarum akupuntur di tangannya. Yeon Jae merasa pusing. Ia kembali merebahkan tubuhnya. Sepertinya Ji Wook telah membuat persetujuan Sohn Byung Ho makin sulit didapat. 

Ji Wook berlutut meminta maaf. Sohn Byung Ho tentu saja murka. Yeon Jae menjelaskan jika Sohn Byung Ho adalah dokter akupuntur yang terkenal. Karena merasa kurang sehat, Yeon Jae meminta Sohn Byung Hoo memberinya pengobatan akupuntur. Ji Wook jelas tidak tahu. Yang Ji Wook tahu Sohn Byung Ho dikenal sebagai pebisnis hotel.
"Aku minta maaf," ucap Ji Wook.
"Pergilah. Aku tak ingin melihat wajahmu lagi. Karena kau, aku menyesal telah menyetujui pembangunan rute wisata itu!" seru Sohn Byung Ho. 
Ji Woo pasrah.


Ji Wook dan Yeon Jae keluar dari rumah Sohn Byung Ho. Mereka masih membahas kejadian tadi. Ji Wook membela diri. Melihat Yeon Jae yang terbaring ketakutan, tentu saja ia berpikiran macam-macam.
"Sebenarnya apa yang kau pikirkan tentangku? Dalam pikiranmu, orang seperti apa aku? Kau selalu datang dengan pikiran aneh?" protes Yeon Jae.
"Aku hanya ingin membantu. Aku melakukannya karena aku mencoba membantumu," sangkal Ji Wook.
Ji Wook mengambil dompet dan menyerahkan cek senilai 1 juta won pada Yeon Jae sebagai bayaran sesuai perjanjian mereka. Yeon Jae terkesima melihat nilai uang ditangannya.
"Wow, benar-benar ada orang yang membawa benda semacam ini di dompet mereka."
Ji Wook tersenyum bangga.
"Ah, jadi itu benar jika kau mendapatkan uang dengan mudah, kau menghabiskannya dengan mudah juga," tambah Yeon Jae.
Senyum Ji Wook langsung hilang. Haha.... 


Ji Wook mengantar Yeon Jae pulang. Namun Yeon Jae meminta Ji Wook mengantarkannya ke suatu tempat. Yeon Jae mengambil ponselnya dan menyebutkan tempat tujuannya.
"Stasiun Shinsha pintu keluar ke-4, ambil arah ke Yeong-Dong-Dae-Gyo sampai 400 meter. Setelah itu belok kanan."
Ji Wook menatap Yeon Jae tajam. Wajahnya jelas menunjukan protes.
"Baiklah, abaikan belok kanan," ucap Yeon Jae.
Wajah Ji Wook masih sama.
"Stasiun Shinsha saja. Tidak kurang dari itu," Yeon Jae mengalah.
Ji Wook tersenyum.

Ji Wook bertanya mengapa Yeon Jae tak mencari pekerjaan lagi. Yeon Jae berkata tak ingin bekerja lagi. Yeon Jae tak mau menghabiskan hidupnya hanya dengan duduk di dalam kantor. Yeon Jae merasa hidupnya akan sangat menyedihkan.
"Hidupmu lebih baik dari yang kupikirkan. Kau pasti punya banyak uang?" tanya Ji Wook.
"Tentu saja. Aku punya banyak uang. Mempunyai uang sebanyak ini di dompetku adalah yang pertama kalinya," sahut Yeon Jae sambil mengeluarkan cek 1 juta won-nya dan memandanginya dengan takjub.
Ji Wook jadi ingat tuntutan So Kyeong sebesar 300 juta Won. Ji Wook khawatir, bagaimana Yeon Jae bisa membayarnya?


Ji Wook menurunkan Yeon Jae. Ponsel Yeon Jae tertinggal di mobil Ji Wook. Mau tak mau Ji Wook menyusul Yeon Jae. Ji Wook mencari Yeon Jae sampai ke kelas Tango. Disana Ji Wook melihat Yeon Jae yang sudah berganti pakaian dengan gaun merah menyala dan high heels.
"Apa yang kau lakukan disini?" tanya Ji Wook.
"Aku belajar Tango," jawab Yeon Jae. "Jangan katakan kau kesini hanya untuk mencariku?"
"Kau melakukan ini tanpa tujuan, kan?" Ji Wook memperlihatkan ponsel milik Yeon Jae.


Setelah mengembalikan ponsel Yeon Jae, Ji Wook langsung pulang. Ji Wook heran Yeon Jae belajar Tango. Yeon Jae memulai kelas Tango untuk pertama kalinya. Yeon Jae tertarik belajar Tango karena pernah mencobanya ketika di Jepang dan salah satu dari daftar keinginannya. Kepala Bagian Yoon mendatangi Yeon Jae. Ia mengingatkan Yeon Jae di kelas Tango namanya Ramses. Ia merupakan instruktur Tango. Kelas awal dimulai dengan perkenalan. Di kelas itu ada lima orang selain Yeon Jae. Mereka adalah Soo Bin (gadis yang cantik dan anggun), Sculpted Beauty (pria berbadan gemuk), Andal & Bokdal (pasangan kekasih) dan terakhir San Kom (wanita paruh baya yang genit). Semua orang menggunakan nickname. Yeon Jae memperkenalkan dirinya dengan nama Audrey. Kepala Bagian Yoon aka Ramses memberikan pelatihan dasar. Latihan dimulai dengan mempraktekkan cara berjalan. Ramses memuji Yeon Jae dan sibuk membenahi yang lain. Yeon Jae semakin terpacu.


So Kyeong datang ke rumah Ji Wook dengan membawa sebotol wine. Ji Wook menyinggung masalah gugatan So Kyeong terhadap Yeon Jae. Jika gugatan dilayangkan pada perusahaan, Ji Wook malah tak mempermasalahkan hal itu. Namun So Kyeong sengaja menyerang individu. Ji Wook merasa hal itu sudah keterlaluan.
"Lalu apa yang harus kita lakukan? Masalah itu bukan lagi dibawah kendaliku?" ucap So Kyeong sambil tersenyum licik.
Ji Wook kembali teringat Yeon Jae yang hanya memiliki 1 juta won ditangannya.


Ji Wook berencana mengembangkan paket wisata di Okinawa, Jepang. Sang Woo membawakan berkas-berkas yang dibutuhkan Ji Wook. Melihat gambar-gambar mengenai kebudayaan Jepang mengingatkan Ji Wook pada Yeon Jae. Ji Wook senyum-senyum sendirian. Ji Wook langsung terdiam begitu melihat wajah lempeng Sang Woo, haha...

Sang Woo melapor pada Presiden Kang jika Ji Wook serius mengembangkan tour package di Okinawa, Jepang. Tuan Kang bangga putranya mulai bertanggungjawab pada pekerjaannya. Prresiden Kang mengira karena pengaruh dari So Kyeong. 


Line Tour meeting. Mereka berencana melakukan kerjasama dengan Seo Jin Group dengan fokus klien VVIP. Lagi-lagi Ji Wook kurang berminat menyimak meeting pagi itu.

Seusai meeting, Ji Wook memanggil Manager Noh yang tengah berbincang dengan Direktur Kim. Ji Wook meminta Manager Noh mempekerjakan Yeon Jae lagi. Ji Wook khawatir kasus seperti Sohn Byung Ho akan terulang lagi. Manager Noh dengan yakin menjawab perusahaan mereka tak butuh bantuan dari Yeon Jae lagi. Ji Wook tak memaksa.


Yeon Jae makan siang dengan Hye Won di sebuah kafe. Hye Won menginterogasi mengenai hubungan Yeon Jae dengan Ji Wook. Yeon Jae berkata hanya membantu Ji Wook mendapatkan persetujuan dari Sohn Byung Ho, lalu Ji Wook memberinya uang. Hye Won tak bisa dibohongi. Selama di Jepang Hye Won tahu Yeon Jae menghabiskan liburannya dengan Ji Wook. Yeon Jae diam saja.
"Apa yang terjadi dengan kalian berdua? Apa kau tidur dengannya?" terka Hye Won.
"Ah, tidur...Ya, dalam satu ruangan," jawab Yeon Jae.
Hye Won takjub. Ia kegirangan dan bertanya lebih lanjut. "Apa yang terjadi selanjutnya?"
"Itu tidak seperti yang kau pikirkan. Tidak terjadi apa-apa diantara kami berdua."
Hye Won tak percaya. Ia malah mulai mengarang sebuah cerita seperti drama-drama yang pernah ditontonnya di TV. Generasi kedua Chaebol yang jatuh cinta pada wanita miskin.
"Dia sudah mempunyai wanita. Dia akan menikahi seseorang," sahut Yeon Jae murung.
Awalnya Hye Won mendukung Yeon Jae untuk lebih aktif mendekati Ji Wook. Tapi setelah Yeon Jae menyebutkan Im So Kyeong putri dari Seo Jin Group, Hye Won tahu mendapatkan Ji Wook hanyalah mimpi bagi orang-orang seperti mereka.


Di kantornya Ji Wook termenung. Ia tengah memikirkan cara bagaimana agar bisa bertemu dengan Yeo Jae lagi. Mengirim Yeon Jae kembali ke Line Tour sudah tidak mungkin. Tiba-tiba Ji Wook tersenyum. Sebuah ide mengalir di kepalanya. Tibalah Ji Wook ke kelas Tango. Ji Wook berencana mengikuti les Tango. Sudah pasti disana ia akan bertemu lagi dengan Yeon Jae. Sejenak Ji Wook tampak ragu. Ia merasa sudah gila. Ji Wook berdiri mematung di depan pintu. Seorang wanita muncul. Wanita itu adalah Veronica. Dia merupakan instruktur juga seperti Ramses. Veronica meminta Ji Wook masuk. Yeon Jae terkejut melihat kehadiran Ji Wook.
"Jangan bilang kau kesini untuk mencariku?" tanya Yeon Jae.
"Tentu saja tidak," jawab Ji Wook cepat.
"Lalu kau ingin belajar Tango?" tanya Yeon Jae lagi.
Ramses keluar. Ia juga terkejut melihat Ji Wook.
"Kepala Direktur?" serunya.
"Jadi nickname-nya Kepala Direktur," pekik San Kom kegirangan kelas mereka mendapat tambahan anggota yang super guanteng, hehe...

Kelas dimulai. Ji Wook berlatih ogah-ogahan karena tujuannya hanya ingin bertemu dengan Yeon Jae. Ji Wook merasa frustasi. Ramses meminta Ji Wook mempraktekkan gerakannya seorang diri. Semua orang tertawa melihat gerak tubuh Ji Wook yang masih kaku.

Ji Wook pergi ke toilet. Ramses menyusulnya. Ramses membuka wig-nya. Ji Wook langsung mengenalinya. Ramses meminta Ji Wook menyembunyikan identitasnya. Tak seorang pun disana mengungkapkan nama asli dan pekerjaan. Ji Wook mengerti. Di kelas Tango mereka harus berpura-pura tak saling mengenal.
"Aku tak tahu kau tertarik belajar Tango," komentar Ramses.
"Aku tak tertarik," balas Ji Wook.

Latihan dimulai lagi dengan berpasang-pasangan. San Kom segera mendekati Ji Wook untuk menjadi partner-nya. Ramses menjadi partner Yeon Jae. Masing-masing partner saling berpegangan dan mulai berjalan beriringan. Ji Wook menatap Yeon Jae dan Ramses dengan kilatan cemburu dimatanya. Setelah itu Ramses meminta mereka bertukar pasangan. Ji Wook mendekati Yeon Jae. Ia berpura-pura memasang muka masam.
"Kau kesini benar-benar ingin belajar Tango?" tanya Yeon Jae.
"Apa kau pikir aku kesini untuk mencarimu? Aku sangat tertarik pada Tango," balas Ji Wook ketus (boong bgt, haha...)
Ji Wook menyuruh Yeon Jae meletakkan tangan di dadanya. Yeon Jae melakukan perintahnya. Merasakan hangatnya tangan Yeon Jae membuat hati Ji Wook berdebar-debar. Mereka saling bertatapan. Ji Wook mengangkat tangannya pada lengan Yeon Jae. Yeon Jae merasakan hal yang sama. Ketegangan menyelimuti perasaan mereka berdua. Perlahan Ji Wook berjalan mendorong Yeon Jae. Mereka melangkahkan kaki sambil tak melepaskan pandangan satu sama lain. Terbawa perasaan masing-masing, mereka sampai lupa dimana mereka berada saat ini. Ji Wook menyudutkan Yeon Jae ke dinding cermin. Tubuh mereka semakin berdekatan. Tatapan mereka semakin dalam. Mereka ditarik kembali ke bumi oleh suara Ramses. Ji Wook dan Yeon Jae saling melepaskan diri dengan canggung.


Yeon Jae dan Ji Wook tak bisa menghentikan debaran jantung mereka. Di dalam bus, Yeon Jae masih merasakan jantungnya berdebar keras. Sama halnya dengan Ji Wook. Sambil memacu mobilnya, Ji Wook memegangi dadanya yang masih berdebar-debar. Ji Wook frustasi begitu mengingat tuntutan So Kyeong 300 juta won.


Yeon Jae mengirim ibunya pergi berlibur. Yeon Jae membuat tanda smile di daftar list-nya nomor pertama-membuat Ibu tertawa setidaknya satu hari. Yeon Jae mengambil foto keluarganya. Setelah ibunya pergi Yeon Je juga harus pergi ke rumah sakit untuk memulai terapi kanker-nya. Yeon Jae meminta semangat pada mendiang ayahnya.


Yeon Jae pergi ke rumah sakit. Yeon Jae terlihat ragu memasuki ruang kerja Eun Suk. Ia teringat tragedi sembelitnya tempo hari. Yeon Jae masih merasa malu. Eun Suk menegurnya dari belakang. Eun Suk membawa Yeon Jae masuk ke dalam. Walaupun sedikit takut, Yeon Jae akhirnya mau mencoba melakukan terapi kanker.


Ji Wook pergi ke kelas Tango. Sayangnya Yeon Jae absen. Tentu saja Ji Wook tak tahu jika Yeon Jae ada di rumah sakit. Soo Bin mendekati Ji Wook, Ji Wook segera pergi meninggalkannya. Soo Bin keki.


Yeon Jae satu kamar dengan Hee Joo yang juga mengidap kanker. Hee Joo membantu Yeon Jae mencari situs mengenai Junsu. Junsu merupakan penyanyi idola Yeon Jae. Hee Joo heran di umur Yeon Jae masih menyukai hal-hal seperti itu. Junsu akan mengadakan fan meeting. Hee Joo membantu Yeon Jae mengarang sebuah cerita sebagai syarat mengikuti Junsu Fan Meeting.

Ponsel Yeon Jae berbunyi. Telepon itu dari Ji Wook. Ji Wook berbohong pada Yeon Jae. Ia mengaku tak bisa menghadiri kelas Tango dan meminta Yeon Jae menyampaikannya ketidakhadirannya. Yeon Jae bilang tidak bisa karena dirinya juga tidak hadir. Ji Wook jelas ingin tahu alasan Yeon Jae absen. Yeon Jae tak mau memberikan alasannya. Suara Ramses membuat kebohongan Ji Wook terbongkar. Ramses menyapa Ji Wook yang belum menutup telepon.
"Jangan katakan padaku kau pergi ke kelas Tango?" tanya Yeon Jae dari seberang.
"Tentu saja tidak," sahut Ji Wook lalu segera menutup telepon.
Ji Wook kesal pada Ramses. Ia langsung pergi.


Yeon Jae mencari Eun Suk. Yeon Jae mempertanyakan dampak yang diterimanya selama menjalani terapi kanker. Yeon Jae khawatir akan muntah-muntah dan kehilangan rambutnya. Yeon Jae terkenang penderitaan yang dialami oleh ayahnya. Eun Suk meyakinkan Yeon Jae tak akan mengalami hal serupa. Treatment ini tak akan memberikan dampak luar apapun bagi pasien. Yeon Jae bisa bernafas lega. Ia mempercayakan hidupnya pada Eun Suk. Eun Suk tersenyum. Ia ingat Yeon Jae pernah menyebutnya sebagai dokter yang tak mempunyai kredibilitas. Yeon Jae tersenyum malu. Dulu ia hanya terlalu marah.


Insiden kembali terjadi di rumah sakit. Suami dari pasien Kim Yoo Soon yang meninggal menyiramkan seember air ke arah Eun Suk. Yeon Jae yang tengah bersama Eun Suk ikut terkena imbasnya. Yeon Jae basah kuyup seperti Eun Suk. Semua orang disana menyaksikan insiden itu.

Pria itu masih menyalahkan Eun Suk atas kematian istrinya. 
"Kau telah membunuh istriku dan kau masih bisa hidup normal. Aku sakit. Hatiku sangat sakit hingga aku tak bisa tidur. Tapi kau hidup sangat baik. Ini tidak adil," sembur Tuan Kim.
"Seharusnya kau tahu bahwa itu bukan kesalahanku," seru Eun Suk membela diri.
"Kau tak pernah peduli jika mereka hidup atau mati. Yang kau tahu hanya bagaimana mengatakan hal itu bukan kesalahanmu. Karena kau, aku tidak bisa melihat istrinya disaat terakhir. Karena kau bersikeras agar kami meninggalkan rumah sakit sehingga aku tak bisa mengucapkan selamat tinggal pada istriku. Haruskah kau bersikap seperti itu pada pasienmu sendiri? Mengapa kau tak punya hati? Tentu saja. Kau hanya berakting sebagai seorang dokter. Toh semua pasien akan mati. Kau langsung mengatakan kebenaran pada mereka. Apa ini semacam ketidakpekaan? Semua itu tak masalah untukmu. Jadilah dokter yang lama, makan dan hidup dengan baik." Tuan Kim menyudahi ceramahnya.
Eun Suk terpaku. Yeon Jae juga tampak syok. Eun Suk meminta maaf pada Yeon Jae dan berlalu pergi.


Setelah insiden itu, Yeon Jae menghadang Eun Suk. Eun Suk sudah bisa mengendalikan emosinya. Yeon Jae mencoba menghibur Eun Suk. Eun Suk memberitahu jika dirinya tak akan lama lagi di Korea. Eun Suk direkomendasikan ke Rumah Sakit spesialis kanker di Texas. Yeon Jae khawatir dengan terapinya jika Eun Suk pergi. Eun Suk berkata Yeon Jae tak perlu khawatir karena masih banyak dokter yang lebih ramah dibandingkan dirinya. Yeon Jae kurang suka mendengar kepindahan Eun Suk.


Insiden penyiraman air ternyata berimbas juga pada karier Eun Suk. Eun Suk batal dipindahkan ke Texas. Dokter Kepala menganggap Eun Suk bermasalah. Pihak rumah sakit akan memberangkatkan dokter lain sebagai pengganti Eun Suk. Eun Suk jelas kecewa dengan keputusan sepihak itu.


Yeon Jae sedang berkemas untuk pulang ke rumah. Hee Joo muncul dengan gosip mengenai insiden penyiraman itu. Yeon Jae membenarkan. Hee Joo berkomentar pasti Yeon Jae senang karena diperbolehkan pulang. Sementara dirinya harus bertahan di rumah sakit seorang diri. Yeo Jae mengelus rambut Hee Joo. Ia sudah menganggap Hee Joo sebagai adiknya sendiri.

Yeon Jae mendapat telepon dari seseorang yang mencari Eun Suk. Mereka mengabarkan bahwa ia terpilih untuk mengikuti Junsu Fan Meeting. Yeon Jae memekik kegirangan.

Yeon Jae berpamitan ke ruang kerja Eun Suk. Eun Suk masih terlihat emosional. Ia bersikap ketus pada Yeon Jae. Eun Suk memberitahu jika keberangkatannya ke Texas dibatalkan. Yeon Jae meminta Eun Suk mengantarnya ke suatu tempat.
Yeon Jae mengajak Eun Suk ke Junsu Fan Meeting. Yeon Jae menjelaskan jika dirinya menggunakan nama Eun Suk ketika registrasi. Jadi Yeon Jae memerlukan Eun Suk untuk mencocokkan identitas. Eun Suk yang sedang bad mood langsung marah-marah. Yeon Jae memohon. Setelah proses registrasi ulang, Eun Suk boleh pulang. Eun Suk tetap menolak.
"Kau ini pasien. Bisakah kau menghabiskan waktumu dengan sesuatu yang berarti?" runtuk Eun Suk. Ia melangkahkan kakinya untuk pergi.
Yeon Jae menghentikan langkahnya. "Apa yang kau maksud dengan lebih berarti? Menurutmu apa yang harus kulakukan? Apa aku harus menghabiskan waktuku dengan menuliskan kisahku di sebuah buku atau aku harus memanjat Gunung Everest dan meletakkan bendera disana? Sebelum aku mati aku ingin melakukan apapun yang kumau. Bagiku hal-hal seperti ini sangat berarti. Dan juga...aku terkena siraman air karenamu. Kau orang yang mengerikan!"


Ji Wook ikut dalam kemeriahan Junsu Fan Meeting. Ji Wook datang mengawal tamu wisata dari Okinawa, Jepang. Ji Wook mengenalkan tamu Jepangnya pada Junsu. Junsu memamerkan kefasihannya berbahasa Jepang. 


Yeon Jae akhirnya berhasil membawa Eun Suk masuk. Ucapan Yeon Jae yang terakhir ternyata ampuh meluluhkan kekesalan Eun Suk. Yeon Jae tersenyum senang. 


Junsu memulai konsernya. Performance-nya sangat atraktif di atas panggung. Semua penonton bersorak-sorai, termasuk Yeon Jae. Di tengah konser Junsu mempunyai kejutan untuk penggemarnya. Junsu akan memilih salah satu dari penggemarnya untuk diajak dinner bersamanya. Junsu memilihnya berdasarkan cerita yang dikirimkan penggemarnya.
"Malam ini, pemenang yang akan makan malam denganku adalah pasangan. Dia adalah Choi Eun Suk," seru Junsu.
Eun Suk dan Yeon Jae terkejut. Wajah mereka langsung tegang. Yeon Jae tak mengira cerita yang dikirimnya terpilih.
"Choi Eun Suk, apakah tidak datang?" Junsu kembali berseru karena tak ada respon dari pemilik nama.
Yeon Jae memandang Eun Suk dengan bingung. Terpaksa Eun Suk mengangkat tangan. Junsu membacakan cerita Eun Suk.
"Setelah 25 tahun, aku bertemu lagi dengannya untuk pertama kalinya. Sejak awal aku menyukainya. Tetapi aku tak pernah bertemu dengannya sekalipun. Beberapa waktu yang lalu, dia datang ke rumah sakit dimana aku bekerja. Dia sakit. Dia adalah fans Junsu. Junsu-sshi...Untuk orang yang aku cintai, dapatkah kau makan malam dengannya?"
Selama Junsu membacakan cerita itu, Yeon Jae memasang wajah ngeri. Sementara Eun Suk sangat tak nyaman duduk di kursinya.
"Yang duduk disampingmu adalah orang yang kau cintai kan, Choi Eun Suk?" tanya Junsu.

Semua orang menoleh penasaran, termasuk Ji Wook. Ji Wook langsung jantungan begitu melihat orang yang dimaksud adalah Yeon Jae. Eun Suk dan Yeon Jae diminta berdiri untuk berinteraksi dengan Junsu (lucu bgt liat wajah salting Eun Suk dan Yeon Jae plus wajah cemburu Ji Wook, wkwkwk....).
Yeon Jae melihat Ji Wook yang tengah menatapnya tajam. Ji Wook langsung membuang muka. Junsu bertanya seputar cerita Eun Suk.
"Tadi kau menyebut cinta pertamamu sedang sakit. Bolehkan aku bertanya ada apa dengannya? Itu tidak serius, kan?"
"Sebagai dokter, aku tak boleh membocorkan kondisi pasienku pada orang lain," jawab Eun Suk.
Junsu memuji Eun Suk yang dibilangnya tampan.
"Setelah fan meeting ini berakhir, kalian berdua akan makan malam bersamaku," ucap Junsu.
"Maaf. Aku minta maaf karena seharusnya aku tak pergi. Lebih baik jika dia yang menghabiskan makan malam berdua denganmu. Untuk hari ini, aku bisa menyerah," sela Eun Suk.
Junsu kembali memuji Eun Suk. Yeon Jae tersenyum bersalah pada Eun Suk. Di kursinya Ji Wook menahan kecemburuannya. 


Yeon Jae meminta maaf pada Eun Suk. Ia tak bermaksud membuat cerita karangan apalagi dibacakan didepan semua orang. Eun Suk memaklumi. Tanpa mereka ketahui, Ji Wook menguping pembicaraan mereka. Ji Wook tersenyum lebar telah menangkap basah Yeon Jae.

Ji Wook mendekati Yeon Jae.
"Cinta tak terbalas selama 25 tahun. Sepertinya semua itu palsu?" sindir Ji Wook.
"Kami teman SD," sangkal Yeon Jae.
"Hanya karena ingin makan malam dengan Junsu, kau sampai mengarang cerita palsu? Dan karena ini kau tidak datang ke kelas Tango?" ejek Ji Wook.
"Sepertinya kau pergi waktu hari itu. Kau harus bekerja keras. Lihatlah bagaimana kau melakukannya. Kau sama sekali tak mempunyai bakat." Yeon Jae balas mengejek Ji Wook.
"Sampai jumpa!" Yeon Jae bergegas pergi.

Setelah Yeon Jae pergi, senyum Ji Wook langsung mengembang. Ji Wook bisa bernapas lega karena kisah cinta antara Yeon Jae dan sang Dokter hanyalah sebuah karangan.


Akhirnya Yeon Jae bisa mewujudkan keinginannya dengan makan malam bersama Junsu. Yeon Jae terlihat grogi (siapa juga yang gak keringet dingin duduk bareng sama Junsu). Junsu mencairkan suasana dengan memulai obrolan.
"Apa yang kau suka dariku? Wajah gantengku? Suaraku yang merdu? Atau bokongku yang seksi?"
Yeon Jae berhasil tertawa dengan joke yang dilempar Junsu.
"Aku menyukai semua yang kau sebutkan. Tapi aku merasa ketika kau menyanyi kau sangat tampan," ucap Yeon Jae jujur.
Kyaa, Junsu cakep bgt disini...

Junsu meminta ponsel Yeon Jae. Kemudian ia menyanyikan sebuah lagu dan merekamnya di ponsel Yeon Jae. Yeon Jae sampai terkesima. Ia hampir menangis. Ya ampyun beruntung banget si Yeon Jae ini. 

Malam itu adalah malam keberuntungan bagi Yeon Jae. Tak hanya makan malam dan rekaman suara indah Junsu, Yeon Jae juga berfoto bersama Junsu dan mendapat tandatangannya. Yeon Jae memandangi foto itu sepanjang perjalanan pulang dengan bus. Yeon Jae mengambil buku 20 daftar keinginannya. Keinginan nomor 6 telah terwujud-berkencan dengan Junsu. Yeon Jae membubuhkan simbol smile.


Tanpa sadar Ji Wook telah jatuh cinta pada Yeon Jae. Ia senyum-senyum sendiri mengingat ucapan terakhir Yeon Jae.
"Sampai jumpa? Apa itu? Itu artinya ingin berjumpa lagi denganmu," gumam Ji Wook.
Ji Wook tertawa. Ia merasa Yeon Jae ingin bertemu lagi dengannya.


Setelah bersenang-senang dengan Junsu, Yeon Jae mendapat kejutan di rumahnya. Pengadilan mengirimkan surat gugatan dari So Kyeong. Ibu Yeon Jae yang pertama kali membukanya. Ia berteriak-teriak memanggil Yeon Jae. Yeon Jae membaca surat itu. Yeon Jae jelas syok. Terlebih lagi dengan nilai gugatan So Kyeong sebesar 300 juta won.

10 komentar:

  1. say.... ngelurusin dikit yang jadi idol bukan junsu 2PM tapi Junju YJY.....di tunggu kelanjutan sinopsisnya y...

    BalasHapus
  2. Ow, sori salah ya. Setelah aku cek namanya Kim Junsu (tergabung dlm JYJ bareng Jaejoong dan Yoochun). Disini dia memainkan karakter Junsu juga.
    Thanks d'vita. Aku ralat deh, hehe...

    BalasHapus
  3. wahhhh....akhirnya muncul jg....aq nunggu sinop ni sampe tyap hr ngecek blok nya dewi...lanjutannya ya...lebh cepat lebih baik...hiiii....gumawo

    BalasHapus
  4. Akhiirnyaa makasich mba dewii ,,dilanjut yaa recapnya,,,,
    tiap hari niich nongkrongin blognya,,nunggu klanjutannya ^6

    BalasHapus
  5. akhirnya muncul juga nih ep 5 nya,,, thanx ya,,, ditunggu lanjutan nya,,,ok

    BalasHapus
  6. sama nie aku jg tiap hr bka blog ini nunggu klnjutan sinopsis nie sama Romance Town,pokoknya buat Dewi ttp SEMANGAT..^_^

    BalasHapus
  7. unnie kpn episode selanjutnya unnie....
    unnie... dtunggu ya secepatnya
    makasi unnie

    BalasHapus
  8. unnie,,saya jadi suka ma drakor ini gara2 saya baca sinopsisnya disini ^^
    oia, saya minta ijin copas link buat blogku yah...boleh kaaan???
    gomawaeyooo ^^

    BalasHapus
  9. Salam kenal dewi...
    Tuker .link Yuk...

    BalasHapus
  10. Hahaha...kasian banget si dokter^^

    BalasHapus

Comment