Senin, 09 Mei 2011

Autumn's Concerto Episode 11



"Dia seorang pembohong!" tuding Tuo Ye saat Guang Xi dan penduduk desa tengah berkumpul di Balai Desa. Bibi Hua kesal pada putranya yang dianggapnya bicara sembarangan. Baginya maupun penduduk desa, Guang Xi adalah penyelamat. Bin Zai ikut masuk dan ikut mendukung ucapan Tuo Ye. Guang Xi hanya diam saja. Ia tak berusaha membantah tuduhan itu. Tuo Ye juga memberitahu bahwa Guang Xi merupakan calon menantu dari Huan Yu.
"Bagaimana mungkin dia akan membantu kita?" ucap Tou Ye semakin memojokkan Guang Xi. Semua orang syok mendengar fakta itu. Tou Ye menjelaskan bahwa Huan Yu menggunakan cara licik untuk mengelabui Bin Zai agar menggadaikan tanah Hua Tian. Tapi saat penduduk desa tak mau pindah, Huan Yu mengirimkan Guang Xi untuk membujuk mereka.
"Aku tak tahu tentang itu?" Guang Xi buka mulut untuk membela diri. Ia tak tahu jika Huan Yu mendapatkan tanah Hua Tian dengan menipu Bin Zai.
Chi Xin ikut terpancing emosinya. Ia berkata tak heran jika Guang Xi pernah membujuk penduduk desa untuk menandatangi surat pembebasan (penggusuran) dan meyakinkan mereka tak mungkin menang melawan Huan Yu. Akhirnya Guang Xi mengaku bahwa ia memang benar calon suami Yi Qian putri dari Direktur He. Pada awalnya ia datang ke Hua Tian memang untuk membujuk penduduk desa untuk pindah. Namun setelah tinggal di Hua Tian, banyak hal terjadi. Melihat kebaikan dan kepercayaan yang diberikan penduduk desa membuatnya sadar. Lalu Guang Xi memutuskan tak akan mengikuti perintah dari Direktur He dan bertekad  ingin membantu penduduk desa. Tuo Ye tak percaya begitu saja pada ucapan Guang Xi. Ia mencap perbuatan Huan Tian seperti mencuri. Ia mengancam akan melaporkan kasus ini ke polisi dan akan mencari pengacara baru. Setelah itu Tuo Ye mengusir Guang Xi. Guang Xi bertaya apakah Tuo Ye punya saksi atas perbuatan Huan Yu. Jika tak ada bukti yang kuat mana mungkin polisi akan percaya begitu saja. Guang Xi meyakinkan tanpa bantuannya Hua Tian pasti akan kalah.
Hua Ye Cai tiba-tiba mendapat serangan jantung setelah mendengar ucapan Guang Xi. Penduduk desa panik. Mereka semua berteriak marah menyalahkan Guang Xi dan mengusirnya pergi. Guang Xi bingung diserang oleh semua orang. Bos Hua melayangkan tangannya ke arah Guang Xi, namun tiba-tiba Mu Cheng datang menghalangi. Akibatnya ia yang kena pukulan Bos Hua.

Mu Cheng memohon penduduk desa menyikapi masalah ini dengan kepala dingin dan berbicara baik-baik. Mu Cheng mengatakan ia sudah tahu semuanya. Dan ia percaya Guang Xi sudah berubah pikiran dan tulus ingin membantu mereka mendapatkan kembali tanah Hua Tian. Bos Hua malah menuduh Mu Cheng mempunyai hubungan dengan Guang Xi karena mereka tinggal satu rumah. Jelas saja Mu Cheng dan Guang Xi langsung menyangkalnya. Guang Xi terlihat emosi. Bos Hua semakin memojokkan mereka berdua. Ia berkata jika Mu Cheng masih saja membela Guang Xi sebaiknya ikut pergi saja bersama Guang Xi. Guang Xi sudah tak tahu harus bersikap apa untuk meredakan kemarahan penduduk desa. Akhirnya ia memutuskan untuk meninggalkan Hua Tian. Mu Cheng masih saja ingin mencegah kepergian Guang Xi. Tuo Ye mendekat dan mencegah Mu Cheng dengan memegangi lengannya.

Tuo Ye meyakinkan Mu Cheng bahwa Guang Xi bukan seperti Guang Xi di masa lalu. Kini sifat Guang Xi sama seperti ibunya dan calon ayah mertuanya. Bahkan Guang Xi mempunyai julukan pengacara yang terkalahkan. Asal ada uang, Guang Xi bersedia membela tanpa peduli salah atau benar. Mu Cheng masih saja membela Guang Xi. Ia mengatakan Guang Xi telah banyak membantu masalah di desa Hua Tian. Ia juga menyinggung soal ayah luar angkasa. Tuo Ye berkomentar apa itu yang sebenarnya diinginkan Mu Cheng. Guang Xi menjadi ayah Xiao Le untuk selamanya. Mu Cheng langsung terdiam dan membantahnya dengan lirih.

Tuo Ye tak mau memperpanjang perdebatan. Ia sudah menyuruh Bin Zai ke kantor polisi untuk melaporkan kasus ini dan ia sendiri akan mencari pengacara baru. Sekali lagi Mu Cheng menyakinkan Tuo Ye bahwa Guang Xi tulus ingin membantu. Ia mengatakan walau Guang Xi telah kehilangan ingatan, namun ia masih tetap sama seperti Guang Xi yang dulu. Orang yang adil dan bersedia membantu orang lain. Mu Cheng percaya Guang Xi akan melakukan yang terbaik dan tak mungkin melukai penduduk desa.
"Itu karena kau masih mencintai dia, kan?" tanya Tuo Ye tajam.
Mu Cheng langsung menyangkalnya dan memilih pergi. Tuo Ye tampak terluka.
"Kau sedang membohonginya atau dirimu sendiri?" teriak Tuo Ye. "Atau sedang membohongiku," tambahnya lirih. Chi Xin yang muncul dan berdiri tak jauh darinya ikut bersedih.

Guang Xi mengemasi barang-barangnya dengan amarah. Mu Cheng berlari masuk ke kamar Guang Xi. Ia membantu merapikan barang-barang Guang Xi yang dimasukkan asal-asalan ke dalam koper.
Guang Xi melampiaskan kemarahannya dengan memukul meja. Ia kecewa penduduk desa tak ada yang mempercayainya. Ia mengaku pada awalnya memang mempunyai niat buruk, namun sekarang ia benar-benar ingin membantu. Guang Xi mulai menyesal karena telah melakukan aksi pemukulan pada kliennya yang menyebabkan ia harus menerima hukuman pelayanan masyarakat ke desa Hua Tian. Ia bercerita pada Mu Cheng bahwa sebelumnya ia membantu seorang pengusaha memenangkan kasus tuduhan pelecehan seksual terhadap pegawai wanitanya. Tapi tiba-tiba ia menjadi lepas kendali saat pengusaha itu mengucapkan kata-kata yang tidak pantas pada wanita itu dan menyerangnya dengan sebuah pukulan.
"Aku tak pernah membuat kesalahan sebelumnya. Dan aku tak pernah peduli apakah klien-ku bersalah atau tidak," ungkap Guang Xi heran. "Hanya karena satu pukulan itu. Aku dikirim ke desa Hua Tian."
"Jadi ini sebabnya kau mengajari Xiao Le untuk jujur menghadapi kesalahan sendiri. Bahkan kau menceritakan kisah Santa Claus. Karena kau melakukan hal yang sama?" tanya Mu Cheng. "Sebenarnya kau tahu orang itu bersalah, tapi kau masih membelanya. Itulah sebabnya muncul sebuah 'X' di kepalamu. Pukukan itu tidak datang secara tiba-tiba. Itu datang karena kau menyadari bahwa kau salah. Aku selalu percaya setiap orang memiliki sisi tulus, dimana kau tak bisa berpura-pura atau berbohong kepada orang lain."
"Apa dia seperti itu juga?" Guang Xi penasaran tentang ayah Xiao Le. Ia merasa sepertinya Mu Cheng pernah mengatakan hal itu pada seseorang sebelumnya.
Mu Cheng mengangguk. Ia menceritakan ayah Xiao Le ( padahal Guang Xi sendiri) yang mempunyai kepribadian buruk dan kerap melakukan hal-hal konyol, namun pada waktu penting setiap tindakannya penuh dengan keadilan.
"Sepertinya kami benar-benar mirip," komentar Guang Xi. Lalu ia menatap Mu Cheng dengan serius dan mengucapkan terimakasih karena Mu Cheng mempercayainya dan melindunginya di saat terakhir. Guang Xi juga meminta maaf karena tak dapat tinggal dan membantu penduduk desa. Mu Cheng berkata Guang Xi sudah banyak membantunya dan Xiao Le. Hal itu sangat berarti untuk mereka. Bertemu dengan Guang Xi sepertinya sudah takdir. Guang Xi juga merasa sudah ditakdirkan untuk tinggal di Hua Tian dan bertemu dengan Mu Cheng dan Xiao Le. Karena mereka ia melawan prinsip hidupnya sendiri dan pemikirannya yang buruk berubah.

Tiba-tiba Hua Ye Cai dan istrinya serta Tuo Ye datang membuat keributan. Hua Ye Cai ingin mengambil kembali bibit bunga Black Jack yang dulu diberikan pada Guang Xi.
Guang Xi dan Mu Cheng keluar. Guang Xi mengambil pot bunga Black Jack dan menyerahkannya pada Hua Ye Cai. 
Hua Ye Cai dan istrinya terkejut saat melihat bibit bunga itu telah tumbuh tunas. Mereka tak percaya dan menganggapnya keajaiban. Hua Ye Cai menunjukkannya pada Tuo Ye. Dia mengatakan di tanah perkebunannya tak satupun bibit bunga tumbuh dan pasti selalu mati. Tuo Ye juga merasa heran. Bagaimana mungkin bibit bunga, tanah bahkan air yang sama hanya satu yang bisa tumbuh. Mu Cheng memberi penjelasan bahwa bibit bunga itu bisa tumbuh dari tanah yang diambil di pekarangan rumahnya dan air dari sistem irigasi, bukan tanah yang berasal dari perkebunan. Mereka mulai paham. Selama ini Hua Ye Cai mengairi perkebunannya menggunakan air bawah tanah. Tuo Ye mulai bertanya-tanya apa airnya yang bermasalah. Istri Hua Ye Cai menyangkalnya karena mereka juga menggunakan air itu untuk minum. Mereka merasa baik-baik saja hanya kaki Hua Ye Cai yang tiba-tiba mengalami luka infeksi sehingga ia jalan harus menggunakan bantuan tongkat.

Guang Xi teringat email dari sekretarisnya di Taipei. Sekretarisnya melaporkan bahwa setiap tahun pabrik manufaktur kaca milik Huan Yu mengakibatkan polusi beracun. Guang Xi mulai berpikir. Ia juga teringat pada Mu Cheng yang terkena reaksi alergi saat memanen bunga.
"Mungkin air di desa Hua Tian terkena polusi." Guang Xi memberikan kesimpulan awal. Ia juga menunjukkan gambar-gambar air limbah yang dihasilkan oleh pabrik Huan Yu dari ponselnya.
Akhirnya Guang Xi paham alasan mengapa Huan Yu sangat menginginkan tanah Hua Tian. Huan Yu sepertinya tahu pabriknya telah menyebabkan dampak polusi di desa Hua Tian, maka dari itu mereka ingin membeli tanah Hua Tian untuk menutupi masalah ini. Karena jika hal ini sampai ter-expose, tentu akan manjadi masalah besar untuk pabrik Huan Yu. Guang Xi mengingatkan bahwa masalah ini masih spekulasi. Mereka harus menemukan bukti terlebih dahulu. Guang Xi memohon agar diberi satu kesempatan lagi. Ia berjanji akan mencari keadilan untuk penduduk desa. Ia mengatakan mereka tak punya banyak waktu karena Huan Yu sudah mengeluarkan surat perintah penggusuran dan besok mereka akan datang untuk memaksa penduduk desa pindah. Mu Cheng teringat tadi pagi ia menemukan sobekan surat-surat persetujuan penggusuran yang dibuang Guang Xi di tong sampah. Mu Cheng merasa dapat membantu Guang Xi menyakinkan Hua Ye Cai untuk menerima bantuannya lagi dengan menunjukkan sobekan kertas itu.
"Aku percaya bahwa dia harus berjuang dengan pikirannya untuk waktu yang lama. Tapi pada akhirnya, dia ingin membantu kita dan tak akan melukai kita. Jadi tolong beri dia kesempatan lagi. Percayalah pada Guang Xi," ucap Mu Cheng memohon.
Akhirnya Hua Ye Cai luluh. Ia mau memberi kesempatan lagi untuk Guang Xi. Mu Cheng tersenyum senang, tapi langsung cemberut saat melihat Tuo Ye yang sepertinya masih keberatan menerima bantuan Guang Xi. 
Mu Cheng protes. Mau tak mau Tuo Ye setuju juga. Ia mendekati Guang Xi lalu mengingatkannya akan mengawasi semua tindakan Guang Xi. Guang Xi hanya tersenyum menanggapi ancaman Tuo Ye.

Guang Xi, Mu Cheng dan Tuo Ye pergi ke perkebunan milik Hua Ye Cai. Mereka bertemu Bibi Hua dan Ci Xin yang sedang membawa jirigen berisi air yang berasal dari bawah tanah. Guang Xi merebut jirigen itu dan langsung membuang airnya. Bibi Hua jelas marah. Mu Cheng segera menjelaskan bahwa air itu sudah tercemar polusi dari pabrik milik Huan Yu. Hua Ye Cai sakit setelah meminum air itu. Mu Cheng juga memberitahu bahwa Guang Xi masih akan tinggal dan berjanji akan membantu penduduk desa. Tuo Ye mendukung cerita mereka. Ia menunjukkan sampel air dan tanah yang diambil dari tanah perkebunan Hua Ye Cai. Ia berencana membawa sampel itu untuk dibandingkan dengan air limbah dari pabrik kaca Huan Yu. Ia juga meminta Guang Xi mengantar Hua Ye Cai ke rumah sakit untuk tes kesehatan. Mu Cheng mewanti-wanti Tuo Ye untuk hati-hati karena pekerja di pabrik Huan Yu terkenal galak. Setelah itu Guang Xi juga berpamitan pergi ke rumah sakit di Taipei.

Guang Xi membawa Hua Ye Cai ke rumah sakit tempat Yi Qian bekerja. Ia mengenalkan Yi Qian dan memujinya sebagai malaikat di depan Hua Ye Cai. Hua Ye Cai mengacungkan jempol atas selera Guang Xi yang bagus. Yi Qian tersipu malu. Lalu ia mulai memeriksa kaki Hu Ye Cai. Yi Qian membuka perban yang membalut kaki Hu Ye Cai. Ia tercengang melihat jempol kaki Hua Ye Cai yang menghitam dan hanya memandang Guang Xi dalam diam. Sepertinya infeksi di kakinya sudah lumayan parah. Yi Qian mengambil sampel darah Hua Ye Cai guna pemeriksaan lanjutan dan membawanya ke laboratorium.

Di luar Yi Qian memberi tahu Guang Xi bahwa Hua Ye Cai terkena blackfoot disease, penyakit parah pada pembuluh darah yang disebabkan oleh paparan arsenik, biasanya karena meminum air yang tercemar limbah arsenik. Yi Qian mengeluhkan Hua Ye Cai yang terlambat berobat. Jika tak segera ditangani, kaki Hua Ye Cai mungkin harus diamputasi.
"Guang Xi, apa ini ada hubungannya dengan pabrik kaca milik ayahku?" tanya Yi Qian was-was.
Guang Xi tak menyangka Yi Qian mengetahui masalah ini. Ia hanya menjawab mungkin saja. Guang Xi menceritakan tanah perkebunan milik Hua Ye Cai sudah tak bisa memproduksi bunga lagi dan penduduk desa mulai mengalami alergi kulit. Tinggal menunggu hasil penelitian keluar apakah Hua Yu yang bertanggungjawab untuk masalah ini.
Guang Xi mulai mengkhawatirkan pernikahannnya dengan Yi Qian. Ia takut keterlibatannya membantu penduduk desa Hua Tian akan berdampak pada rencana pernikahannya. Yi Qian memandang masalah ini dengan bijak. Apapun yang terjadi, ia akan tetap mendukung Guang Xi. Tak ada yang bisa mencegahnya untuk tetap bersama Guang Xi. Namun ia juga mengkhawatirkan keselamatan ayahnya sebagai pemilik pabrik kaca itu. 
"Jika memang pabrik ayahku mencemari lingkungan desa Hua Tian, disamping kompensasi, tanggung jawab apa yang harus ia ambil?" tanya Yi Qian.
"Jangan khawatir, aku akan menyelamatkan paman. Aku akan mengupayakan segala cara untuk meminimalkan bahaya bagi kedua belah pihak." Guang Xi menenangkan kecemasan Yi Qian.
Yi Qian memandang perubahan sikap Guang Xi dengan heran. Tempo hari Guang Xi berjanji akan segera kembali, namun sekarang ia berubah pikiran dengan cepat. Guang Xi berkata mungkin penduduk desa yang telah merubahnya. Ia juga menceritakan mengenai pemilik rumah dimana ia tinggal dan anaknya yang mempunyai penyakit diabetes tipe 1. Saat ada acara family gathering di sekolahnya, Guang Xi berpura-pura menjadi ayah luar angkasa Xiao Le. Disana Xiao Le mengajarinya tentang kejujuran. Guang Xi tertawa karena ia mendapat pelajaran itu justru dari seorang anak berumur 5 tahun. Setelah itu Guang Xi menjadi sadar dan ingin memperjuangkan tanah milik penduduk desa. Yi Qian mulai cemburu. Sepertinya Guang Xi sudah kecanduan menjadi ayah Xiao Le. Tak heran jika Guang Xi tak mau kembali. Guang Xi tertawa. Ia meminta Yi Qian jangan memikirkan yang macam-macam.

Hua Ye Cai selesai menjalani pemeriksaan. Yi Qian ikut mengantar kepulangannya dan Guang Xi sampai ke depan pintu rumah sakit. Ia menasehati Hua Ye Cai untuk meminum obatnya agar kakinya cepat sembuh dan minggu depan harus check up lagi ke rumah sakit. Hua Ye Cai sangat berterimakasih atas kebaikan Yi Qian. Ia mengundang Yi Qian untuk mengunjungi desa Hua Tian yang terkenal indah dan penduduknya yang ramah. Yi Qian berjanji akan segera kesana. Lalu ia menitipkan sekantong buah-buahan dan biskuit bebas gula untuk penderita diabetes. Ia meminta Guang Xi memberikannya pada Xiao Le. Guang Xi berpamitan pulang dan mencium kening Yi Qian.

Tuo Ye pulang ke rumah dengan wajah kelelahan. Chi Xin menyambut kedatangannya dengan membuatkan semangkuk obat dan memaksa Tuo Ye untuk memimunnya. Ia juga memakaikan kalung jimat ke leher Tuo Ye. Chi Xin bercerita sejak ibu kandungnya memberikan dirinya ada Bibi Hua, ia berjanji akan menjaga mereka berdua.
"Lalu bagaimana dengan dirimu sendiri? Apa kau bahagia seperti ini?" tanya Tuo Ye.
Chi Xi merasa hidupnya sudah bagus seperti ini. Ia tak pernah memikirkan kehidupan yang lain dan tak mau memikirkannya. Tuo Ye ingin Chin Xin tak menyia-nyiakan hidupnya. Ia hendak mengatakan sesuatu, tapi Chi Xin tak mau dengar. Sepertinya Chi Xin tahu apa yang akan dikatakan Tuo Ye dan buru-buru menghindar.
"Aku hanya menganggapmu sebagai adik," teriak Tuo Ye. Chi Xin terdiam lalu menangis sedih. Tuo Ye melepas kalung jimat pemberian Chi Xin dan pergi.

Xiao Le sangat senang menerima biskuit dari Yi Qian. Mu Cheng menitip pesan terimakasih pada Guang Xi jika Yi Qian menelepon. Guang Xi berkata mengapa Mu Cheng tak meneleponnya sendiri. Mu Cheng terdiam lalu mengalihkan pembicaraan dengan menanyakan hasil pemeriksaan Hua Ye Cai. Mu Cheng juga sudah menduga pasti Yi Qian sudah mengetahui masalah di desa Hua Tian. Guang Xi berkata Yi Qian ada di pihaknya dan bersimpati untuk penduduk desa. Mu Cheng berkomentar mereka pasangan yang cocok. Guang Xi orang yang baik dan Yi Qian cantik dan baik hati.
"Bagaimana kau tahu bahwa dia cantik? Apa kau pernah melihat dia sebelumnya?" tanya Guang Xi heran. Mu Cheng sadar sudah kelepasan omong. Ia bingung dan lagi-lagi menghindar dengan menyibukkan diri memotong wortel. Ia berkilah tak sulit untuk menebaknya. Standar Guang Xi pasti sangat tinggi.
"Kau benar. Jika kau ingin berterimakasih padanya. Aku akan menaruh kembali wortel ini  ke lemari es," ucap Guang Xi seraya mengambil wortel di depan Mu Cheng dan menaruhnya di dalam lemari es. Ia tersenyum penuh kemenangan pada Xiao Le dan akhirnya mereka berdua terhindar dari kewajiban memakan wortel. Mu Cheng hanya tersenyum simpul.

Tuo Ye datang. Ia mengabarkan hasil penelitian sampel dari laboratorium akan keluar besok. Ia bertanya apa yang lagi yang akan harus dikerjakan sekarang. Guang Xi berkata Tuo Ye datang tepat waktu karena ia mempunyai beberapa dokumen yang perlu dikaji bersama.
Guang Xi menunjukkan grafik perkembangan pabrik kaca Huan Yu. Pada tahun kedua saja, jumlah arsenik di Hua Tian sudah melebihi standar kontrol. Namun pada tahun ketiga mengalami penurunan.
"Apa kau pikir itu mungkin?" tanya Guang Xi.
"Hua Tian belum pernah dikosongkan atau mengalami pemulihan tanah. Logikanya, jumlah arsenik tidak mungkin menurun drastis pada tahun berikutnya," jawab Tuo Ye.
"Ya, dari tahun ketiga dan seterusnya. Data EIA dari pabrik kaca sudah memiliki masalah. Tapi, pada akhirnya laporan itu masih disetujui."
EIA= Environmental Impact Assessment (Penilaian Dampak Lingkungan) adalah suatu penilaian terhadap dampak yang mungkin timbul (positif atau negatif) pada sebuah proyek terhadap lingkungan.


Guang Xi menduga ada trik kotor yang bermain di dalamnya. Dari data-data yang berhasil dikumpulkan ia menemukan nama Zhang Zheng Ji sebagai otoritas sektor perlindungan lingkungan. Kemungkinan pria itu yang membantu Huan Yu  membuat data EIA palsu. Guang Xi berpendapat orang berbisnis melakukan kolusi dengan pemerintah adalah hal yang sering terjadi. Tugas mereka kini tinggal membuktikan keterlibatan Zhang Zheng Ji. Setelah itu mereka bisa membuktikan bahwa Huan Yu sebenarnya telah mengetahui masalah pencemaran lingkungan termasuk penipuan terhadap Bin Zai guna mendapatkan tanah Hua Tian dengan tujuan untuk menutupi skandal dan menghindari tanggung jawab. Guang Xi mulai menyusun rencana untuk menemui Zhang Zheng Ji. Akhir-akhir ini Zhang Zheng Ji sering tampil sebagai pembicara mengenai isu lingkungan hidup.
"Mungkin besok akan ada simposium. Untuk detail dan waktunya aku akan menyuruh asistenku untuk mengecek," ucap Guang Xi mengakhiri diskusinya dengan Tuo Ye.

Mu Cheng selesai masak. Ia menyerukan waktunya untuk makan malam. Tuo Ye berkata pasti ada hidangan wortel kesukaannya. Mu Cheng hanya tersenyum. Guang Xi yang berhasil menyingkirkan wortel dari menu makan malam menjulurkan lidahnya pada Xiao Le. Xiao Le membalasnya dengan menjulurkan lidah juga.
Giliran makan, Guang Xi dan Tuo Ye mulai memperebutkan hal sepele dimana Xiao Le boleh duduk. Tuo Ye protes karena Xiao Le duduk disebelah Guang Xi. Biasanya Xiao Le duduk bersamanya.
"Kalian berdua tolong jangan menempatkanku dalam dilema?" ucap Xiao Le bingung. "Jadilah pria yang baik dan makan!!"
Guang Xi tertawa. Mu datang membawa piring dan membagikan pada masing-masing orang. Tuo Ye senang karena makan malam ini Mu Cheng memasak sup pare dan ayam kesukaannya. Xiao Le berkata Mu Cheng memasak sup itu pasti khusus untuk Da Zai. Tuo Ye langsung tersenyum senang. Jelas sekali ia ingin membuat Guang Xi iri. Seperti biasa Xiao Le yang tak menyukai pare memberikannya untuk Tuo Ye dan hanya memakan ayamnya saja.

Mu Cheng pergi mengambil mangkuk. Guang Xi yang sudah kesal mulai membalas perlakuan Tuo Ye.
"Xiao Le, aku katakan padamu. Kita tak boleh pilih-pilih makanan yang kita makan. Siapa yang mengajarkan kebiasan buruk ini? Bagaimana jika Xiao Le tidak bisa tumbuh tinggi?" sindir Guang Xi sambil melirik Tuo Ye.
"Tapi kau juga tak menyukai wortel," ucap Xiao Le polos.

Guang Xi tertawa dan mengatakan jika wotel pengecualian. Makhluk Dahrian (nama planet tempat tinggal ayah luar angkasa Xiao le) tak perlu memakan wortel. Mereka bisa tumbuh tinggi dan kuat, seperti Guang Xi. Xiao Le berkata jika Da Zai suka memaksanya makan wortel setiap waktu.
"Tuan Ren Guang Xi, omong kosong apa yang kau ajarkan pada Xiao Le?" ucap Tuo Ye ketus. Ia menambahkan jika wortel itu bagus untuk kesehatan mata dan kaya serat serta menjelaskan banyak sekali manfaat wortel. Lalu ia mengambil wortel dan menaruhnya di piring Xiao Le. Xiao Le langsung cemberut.

Guang Xi tak mau kalah. Ia juga menjelaskan vitamin yang terkandung dalam pare dan manfaatnya secara lengkap. Lalu menyendokkan sup pare ke piring Xiao Le.
Xiao Le semakin ngeri.
"Bisakah aku tak memakan salah satu dari ini?" tanya Xiao Le.
"Tidak..." seru Guang Xi dan Tuo Ye berbarengan.

Penduduk desa Hua Tian mulai melakukan unjuk rasa. Rombongan perwakilan dari Huan Yu yang dipimpin Xu Fang Guo datang. Kali ini mereka membawa polisi. Ia datang untuk memperingatkan warga desa batas waktu untuk meninggalkan Hua Tian adalah besok. Ia meminta penduduk desa agar tak membuang waktu dengan melakukan aksi protes. Ia juga menunjukkan surat pemaksaan penggusuran. Bos Hua menghimbau warga desa agar tak takut menghadapi ancaman dari mereka.

Guang Xi datang bersama Tuo Ye. Mu Cheng juga ikut serta, tapi segera menghindar saat Fang Guo menatapnya. Fang Guo yang merasa Guang Xi ada di pihaknya meminta Guang Xi untuk membantunya membujuk warga desa.
"Awalnya aku sedikit bimbang. Tapi setelah melihat bagaimana cemasnya kau, hal ini memaksaku untuk percaya kecurigaanku adalah benar. Huan Yu tahu bahwa pabrik kaca miliknya telah menyebabkan polusi. Tidak hanya menyembunyikannya dari penduduk desa, mereka bahkan ingin membeli tanah untuk menutupi skandal ini, mencoba untuk menghindari tanggung jawab dan ganti rugi. Inilah alasannya Huan Yu mendesak untuk membeli desa Hua Tian." ucap Guang Xi lantang.
"Ren Guang Xi, kau terlalu lama tinggal di pedesaan. Itu jadi mengacaukan pikiranmu?" tuding Fang Guo.
Fang Guo berkilah jika Huan Yu adalah perusahaan besar. Jika ada masalah seperti ini, bagaimana mungkin pabrik terus beroperasi. Tak ada bukti dan Guang Xi bisa dituduh menyebarkan fitnah.
"Ada atau tidak adanya bukti, kau akan melihatnya besok paling lambat. Dan aku akan mewakili desa Hua Tian untuk mendapatkan kompensasi yang pantas dari Huan Yu," tantang Guang Xi.

Wajah Fang Guo mulai pias mendengar ancaman Guang Xi. Ia menutupinya dengan berkata usaha Guang Xi sudah terlambat. Besok ia akan tetap melakukan penggusuran dan jika akan pemogokan, maka tak segan-segan akan dibawa ke kantor polisi. Fang Guo hendak pergi, namun Xiao Le tiba-tiba bangun dan meminta Fang Guo segera meninggalkan Hua Tian. Fang Guo menoleh. Ia melihat Mu Cheng bersama Xiao Le. Mu Cheng agak panik dan berusaha menyembunyikan wajahnya.

Fang Guo mulai mengenali Mu Cheng. Ia ingat Mu Cheng adalah gadis yang terlibat skandal pelecehan seksual di Universitas Sheng De dan Guang Xi yang membelanya saat dipersidangan dulu. Fang Guo sendiri berdiri di pihak lawan sebagai pengacara Paman A Cai.

Fang Guo tersenyum. Ia mendekati Guang Xi.
"Jadi karena ini. Tak heran jika kau mengabaikan semuanya dan melawan ayah mertuamu. Sekarang kau memiliki cinta lamamu dan berniat meninggalkan cinta barumu? Aku merasa kasian pada Yi Qian. Sepertinya walaupun kau lupa semua memorimu, beberapa hal tak akan pernah berubah." Ucapan Fang Guo membuat Guang Xi penasaran.
"Apa maksudmu?"
"Aku tak bermaksud apa-apa. Aku hanya tibat-tiba merasa masa lalumu sangat menyedihkan. Jika suatu saat kau menemukan sesuatu yang semua orang tahu kecuali kau. Apakah kau akan membenci mereka? Apakah kau akan menerima mereka?"
Lalu Fang Guo pergi. Guang Xi termenung. Ia benar-benar penasaran pada semua ucapan Fang Guo.

Kepala Desa bangun. Ia memohon agar Guang Xi membantu mereka. Guang Xi sadar dari lamunannya. Sesuai rencananya besok ia akan pergi mencari Zhang Zheng Ji. Tuo Ye meminta Mu Cheng menemani Guang Xi, sedangkan ia akan tinggal untuk menghadang pihak Huan Yu besok pagi guna mengulur waktu.

Sementara itu Fang Guo menelepon seseorang. Ia berniat menyelidiki Mu Cheng.

Guang Xi kembali bekerja sampai larut malam. Mu Cheng membuatkan secangkir kopi. Ia ikut duduk di dekar Guang Xi.
"Bagaimana kau akan membuktikan bahwa EIA ini palsu?"
Guang Xi mengambil kartu nama milik Li Wang Cai. Ia memberitahu pria itu adalah orang yang membuatnya dikirim ke Hua Tian. Untuk mendinginkan skandalnya, Guang Xi memintanya tak kembali ke perusahaan untuk sementara waktu. Guang Xi berniat memakai identitas Li Wang Cai.
Mu Cheng bertanya apa yang bisa ia bantu. Guang Xi tersenyum. Mu Cheng hanya perlu menjadi sekretarisnya. Namun, ia meminta Mu Cheng untuk berpakaian yang cantik. Mu Cheng memandangi pakaiannya yang sederhana. Ia bertanya lagi kemana mereka akan pergi.
"Universitas Sheng De," jawab Guang Xi. Mu Cheng tertegun.

Mu Cheng merubah penampilannya sesuai permintaan Guang Xi. Ia memaki rok dan high heel. Mu Cheng terlihat tak nyaman dengan pakaiannya dan sesekali membenahi roknya. Guang Xi tertawa melihat tingkahnya.  Ia menggoda Mu Cheng, dengan standar single mother, Mu Cheng masih keliatan cantik. Mu Cheng malah takut jika dirinya mengacaukan rencana Guang Xi.
Guang Xi membenahi scraft di leher Mu Cheng dan berkata "Jangan takut, aku disini."

Mu Cheng memandang sekeliling Universitas Sheng De. Bangunannya masih tampak sama seperti dulu. Kenangannya bersama Guang Xi kembali berputar. Guang Xi membuyarkan lamunan Mu Cheng.
Mu Cheng merasa aneh mengapa simposium itu bisa diadakan di sebuah sekolah. Guang Xi tersenyum. Ia berkata ibunya menjadikan Sheng De seperti marketplace. Setiap tahun akan ada event yang digelar disana.

Guang Xi membawa Mu Cheng mengitari Sheng De. Mereka berhenti di depan danau.
"Sulit dipercaya aku menghabiskan banyak tahun belajar disini, namun aku tak ingat apapun," ucap Guang Xi. Mu Cheng tak berkomentar dan hanya memandangi Guang Xi.

Guang Xi tersenyum. Ia berkata sudah bertahun-tahun tak datang ke Sheng De, jadi tak mungkin ada orang yang mengenalinya. Lalu ia mengajak Mu Cheng ke auditorium tempat simposium digelar. Guang Xi sempat kebingungan menunjukkan ruangan auditorium, namun Mu Cheng yang masih ingat menunjukkan arahnya.

Guang Xi berkomentar sepertinya Mu Cheng sangat mengenali Sheng De. Mu Cheng berkilah jika ia sering ke Sheng De untuk bertemu Tuo Ye.
"Sepertinya hubunganmu dan Tuo Ye sangat baik. Aku penasaran mengapa dulu kau tak memilih Tuo Ye dan malah memilih ayah Xiao Le?" tanya Guang Xi.
"Pengacara Ren, kita disini untuk mendiskusikan bisnis. Tidak ada pertanyaan pribadi yang harus dijawab," ucap Mu Cheng dingin.

Guang Xi sudah menganalisa karakter orang seperti Zhang Zheng Ji. Mengcover banyak perusahaan besar, dia pasti akan bertindak hati-hati dalam segala hal. Menghadapi orang seperti itu, Guang membuat rencana dengan memasang perangkap untuk menjebak Zhang Zheng Ji. Mu Cheng mulai menjalankan aksinya. Ia sengaja menabrak Zhang Zheng Ji yang baru keluar dari toilet dan menjatuhkan semua dokumen yang dibawanya. Mu Cheng meminta maaf sambil memberesi dokumennya. Zhang Zheng Ji membantunya. Ia tertarik pada salah satu dokumen itu dan diam-diam membacanya. Mu Cheng mengawasinya. Ia memang sengaja agar Zhang Zheng Ji membaca dokumen yang dibawanya. Merasa informasi yang dibaca pria itu cukup, Mu Cheng mengambil dokumennya lalu pergi.

Sebelum memasuki auditorium, Guang Xi dan Mu Cheng menjalani pemeriksaan. Guang Xi memperkenalkan diri sebagai Li Wang Cai, CEO dari Perusahaan Health and Wellness Foods. Setelah itu mereka lolos dan berhasil masuk.

Zhang Zheng Ji sudah masuk dalam perangkap mereka. Sedari tadi ia mengawasi Guang Xi dan Mu Cheng dengan penasaran. Di dalam Guang Xi menyapa Zhang Zheng Ji. Guang Xi kembali mengenalkan identitas palsunya dan memberi kartu nama.

Ia mengajak Zhang Zheng Ji mendiskusikan beberapa hal dan meminta Mu Cheng membawakan minuman untuk mereka.
"Direktur Zhang sebagai ketua dari Perlindungan Lingkungan Hidup Dunia, jika anda tak keberatan ada beberapa masalah yang aku ingin minta saran darimu."
"Silahkan," jawab Direktur Zhang ramah.
"Aku dengar kau sangat ahli berurusan dengan evaluasi perlindungan lingkungan sebuah perusahaan. Contohnya, kau bertanggungjawab atas sebagian besar evaluasi pembangunan Huan Yu. Dan juga, hasilnya membuat semua orang senang."
Direktur Zhang mulai salah tingkah. Ia merasa ada nada ancam dengan ucapan Guang Xi.
"Bagaimana kau tahu dengan sangat baik tentang evaluasiku?" tanyanya cemas.
"Dari pemilik Huan Yu Direktur He. Dia mengenalkanmu padaku dan mengatakan padaku untuk menemuimu.  Manager Marketing dan Perencanaan Proyek Huan Yu yang bernama Xu Fang Guo, kau pasti mengenalnya, kan?" tanya Guang Xi. Direktur Zhang mengangguk.
"Aku tahu evaluasi yang kau buat untuk pabrik kaca Huan Yu di desa Hua Tian disampaikan melalui dia. Tentang hal ini, aku tahu cukup detail. Manager Xu cukup banyak memberiku informasi rahasia. Jika kau bersedia, aku berharap mendiskusikan hal ini denganmu."
Direktur Zhang beranggapan Guang Xi dan Xu Fang Guo sudah berteman lama. Ia berkata kasus di desa Hua Tian cukup rumit. Guang Xi menimpali tak masalah jika Direktur Zhang  bersedia membantunya.

Sementara itu Mu Cheng didatangi seorang pria. Pria itu merasa mengenal Mu Cheng sebelumnya. Mu Cheng mulai ketakutan. Pria itu terus memaksa Mu Cheng karena ia yakin mereka pernah bertemu. Mu Cheng berusaha menghindar dan mengatakan mungkin salah mengenali orang.

Guang Xi melihat itu. Ia segera mendekat dengan merangkul pinggang Mu Cheng. Mu Cheng agak terkejut. Guang Xi memberitahu pria itu bahwa Mu Cheng adalah sekretarisnya sekaligus pacarnya. Pria itu mengerti dan langsung  pergi.

Mu Cheng meminta Guang Xi melepaskan pelukannya. Namun Guang Xi menolak dan berkata akting mereka belum selesai. Guang Xi membawa Mu Cheng pada Direktur Zhang dan kembali mengenalkan Mu Cheng sebagai sekretaris sekaligus pacarnya.

Guang Xi kembali menyinggung pembicaraan mereka yang terputus tadi. Ia memberitahu bahwa ia tengah membuka sebuah pabrik di bagian selatan. Ia meminta Direktur Zhang membantunya mengevaluasi pabriknya agar mendapat ijin proyek. Ia juga mengiming-imingi Direktur Zhang dengan bayaran tinggi. Direktur Zhang terlihat tertarik dengan tawaran kerja dari Guang Xi.
"Tapi masalah utamanya adalah kau harus memastikan padaku bahwa semuanya akan berjalan sukses."
"Mengapa harus ada masalah? Aku percaya kau tahu bagaimana kasus desa di Hua Tian dapat diselesaikan," ucap Direktur Zhang bangga. Kemudian ia menceritakan sebenarnya tingkat arsenik pabrik Huan Yu sudah melebihi kriteria. Ia hanya perlu mengatakan beberapa kata pada Departemen Penelitian dan Huan Yu terbebas dari semua tanggungjawab hukum.
Guang Xi merasa cukup bukti atas keterlibatan Direktur Zhang. Ia mengakhiri pembicaraan bersamaan saat Li Wang Cai asli datang. Guang Xi berusaha membungkam pria itu agar penyamarannya tak terbongkar. Li Wang Cai heran mengapa Guang Xi ada disana padahal ia masih terlibat perkara hukum.
Takut ketahuan, Guang Xi segera membawa Li Wang Cai pergi dan meninggalkan Mu Cheng bersama Direktur Zhang. Mu Cheng kebingungan. Untungnya ia segera berpikir cepat dengan mengatakan  mereka digugat oleh penduduk desa yang tak setuju adanya pembangunan pabrik disana. Makanya mereka datang mencari Direktur Zhang.

Guang Xi mengatakan pada Li Wang Cai ia sedang ada kasus lain. Ia mengancam akan memasukannya lagi ke penjara jika tak mengikuti perintahnya.
Ponsel Guang Xi berdering. Tuo Ye menelepon untuk memberitahu situasi di Hua Tian. Fang Guo tak main-main dengan ucapannya. Ia datang membawa polisi. Guang Xi menenangkan Tuo Ye dengan mengatakan mereka berhasil merekam perkataan Zhang Zheng Ji. Ia dan Mu Cheng akan segera kembali. Tuo Ye mencoba akan mencari cara untuk mengulur waktu lagi.

Suasana di Hua Tian semakin memanas. Warga desa berusaha menahan rombongan polisi agar tak memasuki tanah mereka. Bin Zai dipiting oleh salah seorang polisi dan dibawa pergi. Bibi Hua menangis saat melihat Bin Zai dibawa pergi dengan paksa. Tuo Ye khawatir akan keselamatan Bin Zai sehingga memerintahkan warga desa mundur. Ia meminta Fang Guo melepaskan Bin Zai dan warga desa bersedia pergi.

Li Wang Cai menggerutu sambil berjongkok di depan tong sampah. Ia menganggap Guang Xi orang yang aneh karena tiba-tiba menugasinya menyortir sampah yang bisa di daur ulang. Tujuan Guang Xi sebenarnya agar Li Wang Cai asli tak mengacaukan penyamarannya.

Sementara itu Guang Xi berpamitan pada Direktur Zhang. Ia beralasan mendapat panggilan telepon dari kantornya dan diminta segera kembali. Lalu ia cepat-cepat mengajak Mu Cheng meninggalkan tempat itu sebelum ketahuan.

Direktur Zhang selesai memberikan pidatonya. Li Wang Cai asli juga sudah selesai menyortir sampah dan kembali ke ruang auditorium untuk mencari Guang Xi. Ia menyapa Direktur Zhang dan menanyakan keberadaan Pengacara Ren padanya. Direktur Zhang bingung. Ia mencoba menelepon Li Wang Cai dari kartu nama yang diberikan Guang Xi dan tentu tersambung pada Li Wang Cai asli didepannya.

Akhirnya Direktur Zhang sadar telah ditipu. Li Wang Cai memberitahu jika Guang Xi tengah menjalani layanan masyarakat di desa Hua Tian. Direktur Zhang panik. Ia memerintahkan anak buahnya mengejar Guang Xi dan Mu Cheng. Ia sendiri langsung menghubungi Direktur He untuk mengabarkan hal ini.

Guang Xi dan Mu Cheng masih ada di sekitar Sheng De. Mereka mendengar ada orang yang tengah mencari mereka. Reflek Guang Xi menarik tangan Mu Cheng untuk kabur. Mereka melewati gereja Sheng De. Mu Cheng menarik Guang Xi bersembunyi di dalamnya. Mereka bersembunyi di ruangan piano dibalik meja.

Ruangan itu tampak tak terawat dengan banyaknya debu dan barang-barang yang berserakan. Anak buah Direktur Zhang masuk memeriksa tempat itu. Merasa tak ada orang, mereka keluar dan security mengunci pintunya.
Guang Xi dan Mu Cheng menunggu sebentar. Mereka bangun bersamaan saat situasi sudah aman. Tanpa sadar tangan mereka masih bergandengan. Kemudian saling melepaskan diri dengan canggung.
"Sepertinya kau cukup mengenali tempat ini?  Apa kau sering datang kesini bersama Hua Tou Ye?" tanya Guang Xi.
Mu Cheng tak menjawab. Ia malah duduk dikursi goyang dan melihat sekeliling ruangan yang berdebu. Ia mengomentari ruangan itu yang kini sudah diabaikan. Guang ikut melihat-lihat dan tibat-tiba saja ingatan masa lalunya muncul.
Ia bisa mengingat pernah datang kesini sebelumnya.
"Aku ingat tempat ini," seru Guang Xi spontan. Mu Cheng terperanjat. "Dulu disana ada sebuah piano, kan?" tunjuk Guang Xi. Ia berusaha memeras memorinya dan melanjutkan bahwa ia ingat ada seorang gadis yang tengah bermain piano. Namun ia tak ingat siapa gadis itu. Guang Xi mencoba lebih keras lagi memutar otaknya. Bahkan ia bisa mengingat alunan pianonya. Ia merasa sangat mengenalnya. Mu Cheng panik. Ia mencoba membuka pintu yang terkunci. Ia mengabaikan kembalinya ingatan Guang Xi dan mengatakan Tuo Ye sedang menunggu mereka.

Guang Xi merasa sangat aneh karena ia tak pernah mengalami perasaan seperti ini sebelumnya. Guang Xi masih saja memacu otaknya untuk mengingat. Ia berkata mungkin tempat itu sangat berarti untuknya 6 tahun yang lalu. Bayangan masa lalu Guang Xi kembali bermunculan. Ia melihat goresan panjang di lantai. Guang Xi berjongkok dan menyapukan jarinya pada goresan itu. Tiba-tiba ia tersenyum saat dapat mengingat goresan itu merupakan bekas goresan sepatu roda.

1 komentar:

  1. thanks ya dewi, udah dipostingin ac, ditunggu lho episode selajutnya.

    BalasHapus

Comment