Minggu, 27 Maret 2011

Autumn's Concerto Episode 8



Guang Xi melamar Yi Qian. Ia memasangkan cincin di jari Yi Qian dan berpelukan. Direktur He dan Direktur Fang senang mendengar lamaran ini. Tak lama lagi mereka akan menjadi besan. Tapi Pengacara Lin terlihat kurang senang mendengar kabar ini. Menurutnya hal ini tak adil untuk Guang Xi yang sudah kehilangan ingatannya. Ia yakin suatu hari nanti pasti ingatan Guang Xi akan pulih dan kembali mengingat cinta pertamanya (Mu Cheng). Direktur Fang menepis kekhawatiran Pengacara Lin dengan mengatakan 6 tahun merupakan waktu yang lama untuk mengubah perasaan Guang Xi. Direktur Fang ingin Guang Xi melupakan masa lalunya. Ia hanya ingin putranya memiliki masa depan yang cerah dan pasangan yang sepadan.

Sementara itu di desa Hua Tan sedang mengalami masalah. Penduduk desa Hua Tian terancam penggusuran karena tanah mereka dibeli secara sepihak untuk pembangunan Huan Yu (perusahaan milik Direktur He, ayah Yi Qian). Kepala Desa menghibau warganya untuk melakukan perlawanan. Ia meminta warga desa memblokade orang dari Huan Yu yang akan datang ke desa mereka. Semua warga desa turun ke jalanan ditengah gerimis. Xiao Le juga tak mau ketinggalan. Ia pergi bersama Tang Tang. Xiao Le bertemu Mu Cheng yang sedang mengantar susu. Ia mengajak Mu Cheng juga, namun Mu Cheng berkata akan menyelesaikan pekerjaannya dulu.

Warga desa berbondong-bondong menghadang orang-orang itu di depan jalan. Rombongan datang dengan mengendarai mobil hitam. Xu Fang Go (teman kuliah Guang Xi) datang sebagai perwakilan dari Huan Yu. Ia memperkenalkan diri sebagai Manager Pemasaran dan Perencanaan Proyek. Ia meminta warga desa meninggalkan desa dalam waktu satu minggu. Jelas saja warga desa marah mendengarnya.
Fang Go dengan tenang mengatakan bahwa Hua Sheng Bin sebagai pemilik tanah telah meminjam uang pada Huan Yu dan menggunakan tanah Hua Tian sebagai jaminan. Jika tidak dapat melunasi hutang itu, maka tanah Hua Tian akan menjadi milik Hua Yu. Fang Go juga memperlihatkan surat jaminan itu. Kepala Desa sampai memohon kemurahan hatinya dan meminta negoisasi. Namun Fang Go tak mau dengar. Ia malah akan mengirim orang untuk meratakan desa itu. Warga desa panik dan semakin murka. Mereka beramai-ramai memukuli Fang Go beserta rombongannya.
Tuo Ye datang. Ia mengenali Fang Go (mereka juga pernah satu kampus di Sheng De). Fang Go mulai menghina Tou Ye sebagai tukang kebun.

"Apa kau masih ingat. Aku mempunyai teman, Bin Zai (aka Hua Sheng Bin) yang juga dari major hortikultura. Seseorang yang selalu mengikutiku. Apa kau ingat?" tanya Tuo Ye. Lalu melanjutkan "Dia sudah lama menghilang. Dia tidak bisa ditemukan. Apakah ada hubungannya dengan kalian?"
"Aku rasa ini adalah apa yang kau sebut melarikan diri dari hukuman?" serang Fang Go balik. Ia memutarbalikkan fakta bahwa Bin Zai ada dalam penyekapannya.
"Tetapi kemarin dia meneleponku?" pancing Tuo Ye. Fang Go keceplosan dengan mengatakan tak mungkin.
"Bagaimana kau tahu itu tak mungkin? Atau seharusnya aku katakan bagaimana kau tahu bahwa dia tidak bisa meneleponku?" tanya Tuo Ye tajam.
Mimik muka Fang Go langsung berubah. Wajahnya mulai pias. Ia berkilah dengan mengatakan tentu saja Bin Zai tak berani menampakkan wajahnya setelah menjual semua tanah Hua Tian.
Lalu ia memilih cepat-cepat pergi dan mengatakan akan datang minggu depan dengan membawa surat izin penggusuran dari polisi. Di dalam mobil ia menelepon seseorang dan memerintahkan untuk terus mengawasi Hua Sheng Bin dan jangan sampai ada kesalahan.

Tou Ye mengeringkan tubuh Xiao Le yang tadi kehujanan setelah ikut berdemo. Mereka ada di balai desa. Mu Cheng datang terlambat. Tou Ye meminta Mu Cheng sebagai sekretaris desa menulis e-mail untuk mencari seorang pengacara.

Guang Xi kembali ke persidangan. Ia berhasil memenangkan kasus tuduhan pemerkosaan yang dilakukan oleh klien-nya Li Wang Cai. Tuan Li sangat senang dan berniat mentraktir makan Guang Xi sebagai tanda terimakasih. Guang Xi menolak. Ia hanya minta uangnya segera ditransfer.

Sementara itu nona Wu terduduk lemas. Ia berkata dengan lirih bahwa ibunya baru saja meninggal tadi pagi. Tuan Li menghampiri Nona Wu dan memberinya uang. Nona Wu jelas saja menolak. Bukan uang yang ia inginkan melainkan keadilan. Ia berkata tak akan membiarkan Li Wang Cai pergi begitu saja. Tuan Li malah menghina Nona Wu. Ia berkata sudah mengambil Nona Wu dan ibunya dari jalanan lalu memberi mereka tempat tinggal dan makanan. Apa ia juga harus membayar tubuhnya juga.
Hal ini memicu ingatan Guang Xi tentang persidangan terdahulu saat membela Mu Cheng. Memori itu datang sekelebatan di kepala Guang Xi. Tiba-tiba saja Guang Xi merasa sangat marah dan langsung menghajar Tuan Li sama seperti saat ia pernah menghajar Paman A Chai. Guang Xi sendiri terkejut dengan aksi spontannya.

Guang Xi dibawa ke rumah sakit untuk menjalani CT Scan. Yi Qian yang mendampingi Guang Xi tampak khawatir.
Dokter memberitahu bahwa sebelum tumor diangkat, beberapa syaraf di otak Guang Xi sudah mengalami kerusakan. Hal ini mungkin memicu perubahan kepribadian seseorang. Yi Qian memberitahu dokter sebelum aksi pemukulan itu Guang Xi mendapat gambaran aneh yang muncul dipikirannya. Gambaran itu membuat Guang Xi kesakitan. Yi Qian khawatir ingatan masa lalu Guang Xi pelan-pelan telah kembali. Dokter belum dapat memastikannya sebelum hasil check-up keluar. Untuk kemunculan gambaran itu, hanya Guang Xi yang dapat menjawabnya.

Setelah menjalani pemeriksaan Guang Xi duduk sambil memegangi gelang pandora. Yi Qian keluar dari ruang dokter. Ia memberitahu Guang Xi bahwa tak ada masalah dengan kesehatannya. Untuk gambaran yang muncul di memori Guang Xi, dokter sendiri belum dapat menemukan alasannya. Guang Xi meminta maaf. Tidak seharusnya ia melakukan aksi pemukulan itu. Ia sendiri bingung mengapa bisa bersikap impulsif. Ia hanya merasa pernah berada dalam peristiwa seperti itu sebelumnya.

Guang Xi mendapat telepon dari kantor pengacara. Li Wang Cai  telah melakukan tuntutan terhadap Guang Xi dan aksinya itu dianggap sebagai tindakan displiner. Maka dari itu Guang Xi mendapat sanksi pelayanan masyarakat selama 240 jam. Ia ditugaskan menyelesaikan sengketa tanah di desa Hua Tian dengan pemilik tanah Huan Yu.

Saat makan malam, Guang Xi memberitahu bahwa ia harus melakukan pelayanan masyarakat ke desa Hua Tian selama 10 hari. Desa Hua Tian sedang membutuhkan penasehat hukum tentang hak-hak mereka atas tanah Huan Tian. Guang Xi mengeluh karena harus membantu mereka secara gratis.
Pengacara Lin malah tertawa mendengar berita itu. Ia tahu Guang Xi baru saja menangani kasus pelecehan seksual. Menurutnya kasus seperti itu adalah hal yang paling dibenci Guang Xi sebelum menjalani operasi. Ia berkomentar Guang Xi masih mempertahankan kebenaran sama seperti sebelumnya. Direktur Fang ketakutan. Ia menghentikan obrolan itu dan meminta semua orang fokus pada pernikahan Guang Xi dan Yi Qian.
Direktur He mendukung Guang Xi. Ia memberitahu bahwa ia yang telah membeli tanah di desa Hua  Tian. Ia mengeluhkan sikap warga desa yang tak mau pindah padahal tanah mereka sudah dijual. Ia menuduh warga desa menginginkan kompensasi lebih darinya. Ia meminta Guang Xi jangan membantu mereka membawa kasus ini ke dalam persidangan. Ia juga berjanji akan memberikan kompensasi sebesar 500 ribu NT per kepala keluarga dan menyuruh Guang Xi menghimbau warga desa untuk segera pindah. Guang Xi menyahut ia tak akan membuang-buang waktunya disana. Di GPS saja ia tak bisa menemukan tempat itu. Ia berjanji akan secepatnya kembali dan menyelesaikan keserakahan warga desa. Direktur Fang mengakhiri percakapan dengan berkata pernikahan akan dilaksanakan setelah Guang Xi kembali.

Guang Xi mencari informasi mengenai desa Hua Tian di internet. Desa Hua Tian merupakan penghasil bunga dan memiliki kebun bunga yang luas. Sementara itu Yi Qian tengah menyiapkan obat-obatan untuk Guang Xi.
Yi Qian yang tahu Guang Xi keberatan untuk datang ke desa Hua Tian memintanya menganggap hal ini sebagai liburan saja. Guang Xi ingin mengajak Yi Qian. Namun Yi Qian menolak dengan alasan banyak jadwal operasi yang tidak bisa ditinggalkannya. Ia menasehati Guang Xi agar tak lupa meminum obat dan vitamin.
Guang Xi mengeluh karena hidupnya selalu bergantung pada obat-obatan itu. Ia kesal karena obat-obatan itu nyatanya tak berhasil melenyapkan gambaran masa lalunya sehingga membuat dirinya tak bisa mengontrol emosi. Yi Qian mendekat. Ia mengatakan Guang Xi yang sekarang sama seperti Guang Xi yang dulu. Masih setia dan selalu membela kebenaran. Dan ia tetap menjadi Guang Xi yang disukainya. Guang Xi berjanji akan cepat pulang dan menjadikan Yi Qian pengantin wanita yang paling cantik.

Xiao Le sedang bermain bersama Tang Tang dan Hua Hong. Xiao Le meminjam mobil remote control milik Hua Hong.
Bibi Hua (ibu Tou Ye) dan Hua Chi Xin datang menghampiri mereka. Xiao Le tak sengaja merusak mobil remote control itu. Hua Hong marah dan meminta ganti rugi. Xiao Le menangis ketakutan. Mu Cheng datang. Bibi Hua mengatakan harga mobil itu 30.000 NT. Mu Cheng kaget karena harganya sangat mahal bahkan melebihi gaji bulanannya. Mu Cheng menyuruh Xiao Le meminta maaf.
Bibi Hua mengusulkan agar Mu Cheng berbicara baik-baik dengan Bos Hua (ayah Hua Hong). Padahal ia memang sengaja mengatur agar Mu Cheng bisa pergi berkencan dengan Bos Hua. Awalnya Mu Cheng menolak karena besok pengacara dari Taipei akan datang dan tinggal dirumahnya. Jadi ia akan sibuk membereskan rumah dan menyambut kedatangan pengacara itu. Bibi Hua terus memaksa. Ia mengatakan bnayak orang yang siap membantu. Lalu Mu Cheng meminta Xiao Le menggantikannya menjemput pengacara itu.

Agar kencan Mu Cheng dan Bos Hua berjalan sukses. Bibi Hua mengurung Tou Ye di dalam kamar. Ia memasang rantai dan gembok di depan pintu kamar Tou Ye. Tou Ye kaget saat tahu Mu Cheng akan berkencan dengan Bos Hua. Ia tahu Bos Hua berotak mesum dan khawatir akan keselamatan Mu Cheng. Tou Ye berteriak minta dibukakan pintu. Ibunya malah pergi untuk menyiapkan pesta penyambutan pengacara yang akan datang.

Guang Xi pergi ke Desa Hua Tan dengan mengendarai mobilnya. Sementara itu Mu Cheng juga tengah dalam perjalanan bus untuk bertemu dengan Bos Hua.

Di tengah jalan tiba-tiba saja mobil Guang Xi kehilangan kendali. Ban mobilnya kempes dan mogok tepat di depan bus yang ditumpangi Mu Cheng. Akibatnya supir bus mengerem mendadak (kejadiannya sama persis saat pertama kali Mu Cheng bertemu dengan Guang Xi). Guang Xi turun dari mobil. Ia meminta maaf pada supir bus.
Supir bus memberitahu penumpang untuk berganti bus karena busnya tak bisa melanjutkan perjalanan. Semua penumpang turun termasuk Mu Cheng. Ia menoleh kearah Guang Xi, namun Guang Xi tengah menunduk untuk memeriksa mobilnya. Jadi Mu Cheng tak sempat melihatnya. Mu Cheng melirik arlojinya dan buru-buru pergi ke tempat pertemuan dengan Bos Hua.

Xiao Le ada di balai desa untuk menyambut kedatangan pengacara dari Taipei. Kepala Desa mendapat telepon dari Guang Xi yang memberitahu mobilnya mogok. Kepala Desa mengajak Xiao Le menjemput Guang Xi.

Bos Hua sudah menunggu kedatangan Mu Cheng di sebuah kedai. Ia langsung memamerkan aset kekayaannya pada Mu Cheng.
Bos Hua mengatakan walau tanah mereka sudah dijual oleh Bin Zai, ia meminta Mu Cheng tak usah khawatir karena ia akan mengajak Mu Cheng da Xiao Le pindah dari desa Hua Tian. Mu Cheng tak paham dengan pembicaraan ini. Setahunya ia datang untuk membicarakan masalah ganti rugi.

Sembari menunggu jemputan, Guang Xi pergi membeli minum. Tempat itu kebetulan kedai yang didatangi Mu Cheng. Gadis penjual minuman itu terpesona melihat ketampanan Guang Xi. Ia bisa menebak Guang Xi bukan penduduk asli desa Hua Tian.

Bos Hua mengatakan Mu Cheng tak usah memikirkan masalah ganti rugi. Apalagi setelah mereka menikah. Mu Cheng jelas menolak gagasan ini. Ia berkata sudah cukup hidup berdua dengan Xiao Le. Bos Hua menjadi marah. Ia mulai menghina Mu Cheng yang dihamili pria tak jelas dan kabur ke desa Hua Tian untuk melahirkan Xiao Le. Disukai olehnya adalah suatu keberuntungan. Mu Cheng berusaha menahan diri. Ia berpamitan ke toilet.
Guang Xi tak sengaja mendengar percakapan mereka. Lalu ia melihat Bos Hua tengah mencampur minuman Mu Cheng dengan obat tidur. Ia mengambil koran dan mendekati Bos Hua. Lalu ia menunjukkan halaman depan koran itu yang memberitakan dirinya memenangkan sebuah kasus. 
Guang Xi memperkenalkan dirinya adalah seorang pengacara. Ia mengancam Bos Hua dengan pasal 309 dan 346 dengan tuduhan hinaan dan ancaman. Ia berkata jika Bos Hua tak meminta maaf, Guang Xi dengan senang hati akan membantu Mu Cheng untuk menuntutnya. Bos Hua ketakutan. Guang Xi memberikan kartu nama dan bersedia melunasi hutang Mu Cheng. Lalu ia mengambil gelas Mu Cheng. Ia berkata minuman itu bisa menjadi bukti bahwa Bos Hua telah memanfaatkan seorang wanita lemah untuk keuntungannya. Guang Xi mengancam akan membawanya ke lab untuk diperiksa. Bos Hua ketakutan. Ia terlihat menelan ludah dan tanpa berpikir panjang langsung meminum air itu hingga habis.

Mu Cheng menguatkan diri untuk mencoba kembali bernegoisasi dengan Bos Hua. Semua itu ia lakukan untuk Xiao Le. Mu Cheng kembali ke meja tepat saat Guang Xi keluar dari kedai itu. Lagi-lagi Mu Cheng tak sempat melihatnya. Mu Cheng berbicara lagi dengan Bos Hua. Bos Hua malah cepat-cepat mengatakan agar Mu Cheng melupakan masalah ganti rugi. Lalu tiba-tiba ia jatuh tak sadarkan diri. Mu Cheng kaget. Gadis penjual datang menghampiri Mu Cheng. Ia memberitahu bahwa Mu Cheng baru saja diselamatkan oleh seorang pengacara ganteng.


Kepala Desa dan Xiao Le pergi menjemput Guang Xi. Di tengah jalan mereka malah bertemu dengan seorang wanita yang akan melahirkan. Mau tak mau Kepala Desa harus mengantar wanita itu ke rumah sakit. Ia menyuruh Xiao Le ke tempat Guang Xi dulu dan membawanya ke toko Bibi Hua.  Xiao Le nurut. Ia berjalan kaki menuju tempat Guang Xi. 

Guang Xi kembali ke mobilnya. Xiao Le datang mendekat. Ia terkejut melihat posisi Guang Xi dengan mobil menghalangi sebuah bus. Ia teringat cerita Mu Cheng mengenai pertemuan dengan ayahnya. Xiao Le kegirangan dan langsung memeluk kaki Guang Xi.
"Ayah...Aku dan Mu Cheng sangat merindukanmu," ucap Xiao Le (terharu deh liat pertemuan mereka).

Guang Xi yang tengah menelepon Yi Qian terkejut karena Xiao Le memanggilnya ayah. Ia menutup telepon dan berjongkok didepan Xiao Le.
"Kau memanggilku apa?" tanya Guang Xi.
"Ayah," jawab Xiao Le.
"Dasar bocah. Kau jangan bicara sembarang. Aku ini belum menikah," ucap Guang Xi.
Xiao Le menjelaskan mengapa ia memanggil Guang Xi ayah karena mobil Guang Xi menghalangi bus seperti cerita ibunya. Guang Xi sekali lagi memberitahu Xiao Le bahwa ia bukan ayahnya. Ia seorang pengacara. Xiao Le mengerti. Ia menarik telinga Guang Xi lalu berbisik bahwa ini rahasia penting dan tak boleh memberitahu orang lain. Guang Xi kesakitan memegangi telinganya bekas jeweran Xiao Le. Ia hendak bangun, tapi Xiao Le malah memeluknya. Guang Xi sudah tak tahan menghadapi sikap Xiao Le. Ia meminta Xiao Le tutup mulut. Xiao Le menuruti perintahnya.   

Kepala Desa datang. Ia meminta maaf pada Guang Xi. Tiba-tiba saja Xiao Le ingin kencing. Ia meminta Guang Xi membuka celananya. Guang Xi  hendak menolak, namun Kepala Desa memintanya membantu Xiao Le. Dengan terpaksa Guang Xi mau membantu Xiao Le. Dia sangat kesal karena tangannya tak sengaja kecipratan air kencing Xiao Le. Ia mengeluh pada Kepala Desa karena sedari tadi Xiao Le terus saja memanggilnya ayah. Kepala Desa meminta Guang Xi memaklumi kondisi Xiao Le. Ia mengatakan bahwa Xiao Le tak punya ayah. Itulah sebabnya ia selalu memanggil pria yang ditemuinya sebagai ayah. Guang Xi mulai mengerti.
Xiao Le berteriak ia sudah selesai. Ia berlari ke arah Guang Xi. Namun tiba-tiba terjatuh. Guang Xi spontan menghampiri Xiao Le dan membantunya bangun. Tali sepatu Xiao Le lepas. Guang Xi bertanya apa Xiao Le bisa mengikat tali sepatunya. Xiao Le menggeleng. Guang Xi mengajarkan Xiao Le mengikat tali sepatunya seperti yang diajarkan Yi Qian padanya. Kepala Desa memanggil mereka. Guang Xi bangun. Lalu ia merentangkan tangannya pada Xiao Le. Xiao Le tersenyum senang dan menggandeng tangan Guang Xi (so sweet...) 

Guang Xi dibawa ke toko milik Bibi Hua. Ia disambut dengan meriah oleh warga desa, terutama para ibu-ibu yang terpikat dengan ketampanan Guang Xi. Mereka memberi rangkaian kalung bunga pada Guang Xi dan menyalakan petasan. Guang Xi mengalami jet lag melihat antusiasme warga desa yang berlebihan, hehe...  Semua orang berebut ingin berkenalan. Mereka masing-masing mengenalkan diri. Lucunya semua warga desa bermarga sama yaitu Hua. Kepala Desanya bernama Hua Ce Lei dan biasa dipanggil Lei (wkwkwk, jadi inget sama Meteor Garden). Guang Xi heran jika semua orang bermarga sama mengapa Xiao Le marganya Liang. Bibi Hua mengatakan bahwa Xiao Le dan ibunya merupakan pendatang.
Bibi Hua mentraktir Guang Xi minum. Ia menghidangkan bermacam-macam arak. Peraturan di desa Hua Tian adalah jika ada seorang tamu harus mencicipi teh bunga buatan mereka. Guang Xi menolak. Ia mengatakan tak suka arak. Warga desa mulai memaksanya. Mereka menganggapnya tak sopan jika menolak. Akhirnya Guang Xi menyerah. Ia memilih cari aman dengan meminum teh bunga. 
Ternyata teh bunga yang dimaksud adalah arak juga. Jelas saja Guang Xi langsung mabuk. Ia naik ke meja dan mengenalkan dirinya dengan suara keras. Ia berkata akan membantu warga desa dengan gratis.
Tou Ye yang masih terkurung di dalam kamar mendengar ocehan Guang Xi. Ia terkejut saat mendengar Guang Xi mengenalkan namanya; Ren Guang Xi. 

Malam harinya Xiao Le dan Kepala Desa membawa Guang Xi ke rumahnya. Guang Xi mabuk berat. Mu Cheng tengah membereskan kamar.
"Mu Cheng, aku datang bersama ayah luar angkasa," teriak Xiao Le dari luar. Mu Cheng tersenyum.
"Xiao Le sudah kubilang dia adalah paman pengacara yang datang dari Taipei, bukan ayahmu..." jawab Mu Cheng sambil melangkah keluar. Kata-katanya terhenti saat melihat Guang Xi. Ia terpaku sambil menatap Guang Xi. Bayangan masa lalu mereka berputar.
"Kau..." ucap Guang Xi saat melihat Mu Cheng. "Aku tak mengira kau ibu dari anak ini. Tak pernah terpikirkan, aku bisa bertemu denganmu lagi." 
Guang Xi melangkah mendekati Mu Cheng. Wajah Mu Cheng pias. Namun tiba-tiba Guang Xi jatuh ke lantai. Mu Cheng panik. Ia berteriak memanggil Guang Xi. Xiao Le mengatakan bahwa Guang Xi cuma mabuk. Mu Cheng bertanya mengapa Xiao Le terus memanggil Guang Xi ayah. Xiao Le menceritakan awal pertemuannya dengan Guang Xi. Mu Cheng memandangi Guang Xi dengan terharu karena Guang Xi benar-benar telah menjadi seorang pengacara. Ia berkata pada Xiao Le bahwa paman pengacara itu bukan ayah Xiao Le. Xiao Le tak mendengar ucapannya karena melihat Mu Cheng menangis yang dikiranya Mu Cheng senang bertemu dengan ayahnya. Mu Cheng jadi memarahi Xiao Le. Hal ini membuat Xiao Le sedih. Mu Cheng merasa bersalah. Ia meminta maaf dan memeluk Xiao Le.




Tou Ye berhasil kabur dari kamarnya. Ia langsung mendatangi rumah Mu Cheng. Ia melihat Guang Xi tertidur di lantai. Dugaannya benar, pengacara dari Taipei itu adalah Guang Xi. Ia membantu Mu Cheng memindahkan Guang Xi ke kamar. Tou Ye melihat jari Guang Xi yang sudah dilingkari cincin pertunangan.

Xiao Le juga tidur. Sepertinya ia sedang bermimpi indah. Di dalam tidurnya Xiao Le tersenyum sambil memeluk dirinya sendiri. 

Mu Cheng sangat ketakutan. Ia mengatakan pada Tou Ye bahwa Guang Xi sudah melihatnya dan Xiao Le. Bagaimana jika Guang Xi bertanya masalah Xiao Le. Mu Cheng berniat kabur. Tou Ye langsung mencegahnya.
"Mengapa kau menghindar? Disini adalah rumahmu," ucap Tou Ye. "Bukankah kau pernah bilang, semua sudah berlalu. Selama 6 tahun dia tak pernah mencarimu. Mungkin dia juga merasa cinta kalian sudah berlalu."
Tou Ye melanjutkan ia barusan melihat cincin pernikahan di jari Guang Xi. Mu Cheng terkejut. Tou Ye menasehati Mu Cheng untuk bersikap biasa saat menghadapi Guang Xi. Ia mengatakan orang yang harus pergi adalah Guang Xi. Ia berjanji akan meminta Kepala Desa untuk mencari pengacara lain. Tou Ye mengeluh. Pengacara di Taiwan sangat banyak, mengapa Guang Xi yang harus datang (itu namanya jodoh, mas...). Mu Cheng masih memikirkan masalah tanah Hua Tian. Ia takut mereka tak punya waktu lagi jika harus mencari pengganti Guang Xi. Ia membenarkan ucapan Tou Ye.
"Jika dia telah menikah, diantara kami sudah tidak ada hubungan apapun. Yang terpenting dia tak mengetahui masalah Xiao Le," tandas Mu Cheng. Setelah Guang Xi membantu desa Hua Tian, dia akan segera pergi. Dan Mu Cheng kembali ke kehidupannya semula. Namun ia mengkhawatirkan Xiao Le yang terus-terusan memanggil Guang Xi ayah. Ia takut Guang Xi akan tahu. Tou Ye meminta Mu Cheng jangan memikirkan masalah itu. Di dunia ini yang mengetahui ayah Xiao Le hanya mereka berdua. Mu Cheng masih saja khawatir, apalagi seluruh warga desa tahu bahwa Tou Ye bukan ayah Xiao Le. Tou Ye memberikan saran dengan mengatakan ayah Xiao Le sudah meninggal. 

Tou Ye mendapat panggilan telepon. Ia mendapat kabar mengenai Bin Zai. Tou Ye memberitahu Mu Cheng akan pergi mencari Bin Zai dan mereka bisa tahu Bin Zai sengaja menjual tanah mereka atau ia sedang dijebak. Sebelum pergi Tou Ye menyuruh Mu Cheng besok pagi menemui Kepala Desa dan meminta Guang Xi dipindahkan ke tempat lain. Mu Cheng mengangguk.

2 komentar:

  1. dewi lanjutkan :) akhirnya mereka bertemu kembali :)

    BalasHapus
  2. Hua ce lei wkwkwk... jd ke inget sama vic zhou.

    BalasHapus

Comment