Ha Na mengiringi Do Hoon ke Universitas Yong In untuk menghadiri Pameran Barang Antik. Jin Hyuk dan Eun Seo yang tahu Do Hoon akan mengadakan pertemuan rahasia dengan Geun Bae segera menyusul kesana. Mereka membagi tugas. Jin Hyuk bertugas mencari keberadaan Ha Na yang kehilangan kontak karena receptor miliknya yang berupa kalung disita Do Hoon. Sedangkan Eun Seo mencari Geun Bae. Mereka berniat menggagalkan pertemuan itu. Eun Seo cukup kesulitan menangkap Geun Bae yang mencoba melawan. Aksi mereka hampir kepergok oleh Do Hoon. Sementara Ha Na sibuk mengalihkan perhatian Do Hoon, Eun Seo berusaha melumpuhkan Geun Bae. Eun Seo menutup mulut Geun Bae yang berisik dan segera menghubungi Jin Hyuk.
Do Hoon mendengar ada keributan di dekat mereka. Tak ada cara lain, Ha Na menyudutkan Do Hoon ke tembok. Do Hoon jelas ngeri melihat 'serangan' Ha Na.
"Apa yang kau lakukan?"
"Aku ingin lebih dekat denganmu," jawab Ha Na panik.
"Apa kau gila?" Do Hoon meradang.
Do Hoon gantian menyudutkan Ha Na ke tembok.
"Sekretaris Kim, siapa yang mengirimmu? Katakan yang sebenarnya dan aku akan membiarkanmu pergi. Aku tahu segalanya bahkan tanpa kau mengatakannya padaku. Ayahku yang mengirimmu, kan? Dia menginginkan kita menikah? Itulah mengapa kau mencoba mendekatiku?" terka Do Hoon. Ha Na hanya bisa pasang tampang bengong dengan jalan pikiran Do Hoon yang jelas salah tebak.
"Pantas aku selalu merasa sesuatu sedang terjadi. Seharusnya aku menyadari ini ketika kau mengatakan pada ayahku mengenai schedule kerjaku dan kau terus mengoceh tentang betapa anggota keluarga harus jujur satu sama lain."
"Direktur, bukan seperti itu..." Ha Na mencoba mengklarifikasi.
"Apa?"
"Aku tak mengenal Presdir Han Tae Shik. Dan aku tak berencana menikah denganmu."
"Kau tak memiliki rencana seperti itu hanya karena kau tak ingin melangkahi batasanmu. Aku mengagumi cara berpikirmu."
"Aku akan mempertahankan cara berpikir ini sampai akhir. Jika kau telah selesai dengan urusan bisnismu, mari kita pergi sebelum kita terjebak macet," ajak Ha Na cepat-cepat.
Do Hoon menolak. Ia mengatakan masih ada urusan dengan seseorang dan meminta Ha Na menunggunya.
Setelah Do Hoon pergi, Ha Na bergegas menghampiri Eun Seo. Eun Seo lengah ketika Ha Na memanggilnya. Saat Eun Seo menoleh, Geun Bae mendorongnya hingga terjatuh. Malangnya kepala Eun Seo menghantam batu. Eun Seo tak sadarkan diri. Kepalanya berdarah. Geun Bae langsung kabur. Ha Na panik melihat Eun Seo yang jatuh pingsan.
Do Hoon menunggu orang kiriman Joo Soo Young di dalam mobil. Geun Bae masuk ke dalam mobil Do Hoon dengan terburu-buru. Do Hoon tak mengenali Geun Bae. Setelah menyebut nama Joo Soo Young, Geun Bae meminta mereka segera pergi dari sana.
Ha Na masih dalam kepanikan. Jin Hyuk muncul. Jin Hyuk terkejut melihat Eun Seo yang terluka. Jin Hyuk segera menggendong Eun Seo ke dalam mobilnya. Karena panik, Jin Hyuk sampai lupa mengajak Ha Na. Ha Na hanya berdiri mematung sambil memandangi mobil Jin Hyuk yang semakin menjauh. Jin Hyuk baru sadar ketika melirik kearah kaca spion.
Geun Bae menyerahkan sebuah kunci pada Do Hoon atas perintah Joo Soo Young.
"Nomor security box-nya 0688. Barang itu tersimpan di Samsung Gold Shop di Dae Eun Bank. Kau harus mendapatkan itu dalam waktu satu minggu. Atau orang lain akan mengambilnya. Dia memintaku untuk menyampaikan pesan ini padamu," beritahu Geun Bae.
Jin Hyuk membawa Eun Seo ke rumah sakit. Dokter mengatakan En Seo tak mengalami luka serius. Ketika Jin Hyuk hendak pergi, Eun Seo menahan tangannya.
"Kau akan baik-baik saja, Eun Seo," ucap Jin Hyuk.
Do Hoon tampak berpikir serius di kantornya sambil memegang kunci pemberian Geun Bae. Ketika hendak pulang, Do Hoon melihat ponsel dan tas Ha Na yang tergeletak di meja kerjanya. Do Hoon baru sadar telah meninggalkan Ha Na di Universitas Yong In.
Tak membawa tas dan ponselnya, Ha Na lari ke pos security. Untungnya security disana berbaik hati mau membagi makan malamnya dengan Ha Na. Ha Na kesal karena semua orang melupakannya dan meninggalkannya sendirian.
Jin Hyuk mendapat kabar jika Ha Na belum kembali ke safe house. Jin Hyuk yakin Ha Na masih ada di Universitas Yong In. Karena khawatir, Jin Hyuk berniat menjemput Ha Na. Di luar koridor rumah sakit, Jin Hyuk berpapasan dengan Sin Gi Joon yang hendak menengok Eun Seo. Jin Hyuk meminta Sin Gi Joon menjaga Eun Seo. Sin Gi Joon mulai khawatir jika Jin Hyuk menaruh perasaan pada Ha Na. Jin Hyuk menyangkal dan menegaskan jika dirinya hanya merasa bertanggungjawab pada Ha Na.
Ha Na berdiri mematung di halte bus menunggu taksi. Sebuah mobil datang ke arah Ha Na dan membunyikan suara klakson. Ha Na terkejut, terlebih lagi melihat pria yang turun dari mobil adalah Do Hoon. Secara bersamaan, Jin Hyuk juga baru saja sampai. Jin Hyuk menepi dan mengawasi mereka dari dalam mobilnya.
Do Hoon menghampiri Ha Na.
"Apa kau menungguku sepanjang waktu? Aku tak mengira jika kau sebodoh ini. Tidak bisakah kau naik taksi?" tanya Do Hoon.
"Aku tak membawa ponselku, karena seseorang meninggalkanku disini," sindir Ha Na.
"Tidak bisakah dia fleksibel sedikit ketika keadaan mengharuskannya bertindak seperti itu," gumam Do Hoon lebih kepada dirinya sendiri. "Tidak tahukah kau betapa bahayanya untukmu menunggu disini? Kau akan pergi kemana jika aku tak menjemputmu?"
"Kau benar. Gomapseumnida," ucap Ha Na.
Do Hoon ini tipe orang yang tidak bisa membiarkan orang lain punya hutang budi. Maka dari itu sebagai ucapan terimakasih, Do Hoon meminta Ha Na yang gantian menyetir.
Ha Na masih terlihat kesal. Do Hoon yang mengira Ha Na belum makan, mengajaknya makan malam. Mereka makan udon seafood dengan porsi yang cukup besar. Ha Na sampai terbengong-bengong.
"Mengapa tak ada customer lain?" Ha Na merasa aneh karena di restoran itu hanya ada mereka berdua dan disamping mereka para koki dan pelayan berdiri berjejer dengan muka kaku.
"Ini masih jam kerja. Makanlah!" pinta Do Hoon.
"Ngomong-ngomong mengapa kau kembali?" tanya Ha Na.
"Kalung itu. Kau harus mengembalikannya, kan?" elak Do Hoon.
"Aku bukan apa-apa dibandingkan dengan kalung," keluh Ha Na kesal.
Jin Hyuk masih mencemaskan Ha Na. Jin Hyuk merenungkan ucapan Sin Gi Joon yang mempertanyakan perasaanya pada Ha Na. Namun Jin Hyuk berusaha menyangkalnya.
Jin Hyuk kembali ke safe house. Memeriksa kamar Ha Na dan mendapati Ha Na belum juga kembali. Jin Hyuk mencoba menghubungi ponsel Ha Na, tapi sayangnya mailbox.
Ha Na kembali berterimakasih atas kebaikan Do Hoon yang telah menjemputnya. Tentu saja Do Hoon meminta imbalan. Sebagai ucapan terimakasih Do Hooon meminta Ha Na agar memperlakukannya lebih baik lagi.
Karena mengkhawatirkan kondisi Eun Seo, Ha Na pergi ke rumah sakit. Eun Seo sendirian. Agent yang bertugas menjaganya baru saja pulang.
"Apa kau sudah menemukan hal-hal yang mencurigakan mengenai Han Do Hoon?" tanya Eun Seo.
"Belum, aku tak menemukan apa-apa," jawab Ha Na.
"Kita jangan terlalu yakin. Kita tak pernah tahu kapan dia akan berhubungan dengan Lee Geun Bae lagi. Tolong waspadalah!" Perintah Eun Seo.
"Tapi aku merasa sedikit jahat pada dia. Dia tak terlihat seperti pria jahat dimataku," komentar Ha Na.
"Tidak bisakah kau mengatakan sesuatu seperti kau tahu bahwa dia bertemu dengan Lee Geun Bae?" seru Eun Seo kesal dengan pendapat Ha Na mengenai Do Hoon.
"Siapa yang tahu apakah dia benar-benar bertemu dengan Lee Geun Bae. Kita baru bisa menangkapnya jika kita memiliki bukti yang nyata." Ha Na terlihat membela Do Hoon.
"Oh Ha Na-ssi, biarkan aku memberimu nasehat. Tolong cobalah kontrol emosimu mulai dari sekarang. Tolong jangan biarkan perasaan pribadimu menghalangi misi kita. Aku menasehatimu sebagai orang yang sudah melalui hal itu sebelumnya. Jika kau tak bisa memisahkan perasaan pribadimu dengan pekerjaanmu yang bisa membuatmu terjerat dalam kekacauan, kau harus membuang keduanya," nasehat Eun Seo.
"Karena kau telah melaluinya sekali, aku kira kau hanya tak ingin melakukan kesalahan yang sama lagi. Tapi aku ucapkan terimakasih untuk nasehatmu. Aku pergi." Ha Na jelas tak menyukai ucapan Eun Seo. Diluar Ha Na menggumamkan kekesalannya. Eun Seo sama sekali lupa mengucapkan terimakasih padanya.
Pulang ke safe house, Ha Na langsung mendapat omelan dari Jin Hyuk.
"Oh Ha Na-ssi, kemana saja kau baru kembali sekarang? Kau membawa tas, kau membawa ponsel. Mengapa kau tak menghubungiku? Tidakkah kau berpikir ada seseorang menunggumu? Kau bukan anak kecil. Mengapa kau membuat orang lain mengkhawatirkanmu?"
"Aku minta maaf. Karena Leader Tim Choi terluka, aku mengabaikanmu. Kau pulang terlambat. Aku benar-benar mengkhawatirkanmu. Bagaimana kau bisa sampai ke rumah? Bukankah seharusnya kau bertanya seperti ini dulu padaku? Sejujurnya aku berharap kau datang menjemputku. Jadi aku menunggu disana. Seperti yang kita obrolkan waktu itu. Meskipun kita tidak berbagi hubungan spesial atau apapun, kita adalah partner. Apalagi kita telah melalui banyak hal sampai saat ini. Apa itu akan berakhir seperti ini?" ucap Ha Na sedih.
Emosi Jin Hyuk langsung lenyap. Jin Hyuk merasa bersalah. "Jika kau menunggu sedikit lagi...."
"Eh?" sahut Ha Na.
"Lupakan. Sudahkah kau makan?" tanya Jin Hyuk lirih.
"Makan?"
Jin Hyuk mengajak Ha Na ke kedai udon. Ha Na mengeluh karena harus makan udon lagi. Ha Na protes pada Jin Hyuk yang selalu mentraktirnya makan udon (sebenernya makanan murah meriah yang Ha Na maksud, hehe...). Perut Ha Na sudah penuh. Akhirnya Ha Na mengaku pada Jin Hyuk jika itu adalah makan malamnya yang ketiga. Tapi karena Ji Hyuk sudah berbaik hati mentraktirnya, Ha Na merasa harus menghabiskan udon-nya. Jin Hyuk segera melarangnya. Jin Hyuk berjanji akan mentraktir Ha Na lagi lain kali.
"Kapan kau akan mentraktirku lagi?" sambar Ha Na segera. "Motto hidupku adalah ketika seseorang mengatakan akan mentraktirku, dia harus segera mengatur waktunya. Bagaimana jika besok malam?"
"Baiklah," jawab Jin Hyuk.
Ha Na tersenyum senang.
"Kemana kau tengah malam pergi bersama Han Do Hoon?" tanya Jin Hyuk.
"Bagaimana kau tahu aku bersama Direktur? Aku tak yakin kau datang menjemputku. Kau melacak keberadaanku lagi?" tanya Ha Na curiga.
"Aku tak melakukan hal itu," jawab Jin Hyuk tertawa.
"Aku menangkapmu disini. Aisshhh, aku sedikit terganggu selalu berada dibawah pengawasan 24 jam sehari. Apa kau ingin melakukan hal itu juga? Ngomong-ngomong mengapa kau ingin tahu apa yang kami lakukan? Aku akan mengatakan padamu apa yang kami lakukan. Sebagai gantinya, bisakah kau mengatakan padaku kejahatan apa yang Direktur lakukan? Dia terlihat seperti orang bodoh dimataku. Apa dia menjual barang-barang bersejarah negara pada Joo Soo Young?" tanya Ha Na penasaran.
"Jangan mengambil kesimpulan terlalu cepat. Jangan men-judge orang dari penampilannya. Jangan terlalu ingin tahu tentang Han Do Hoon dan jangan bertanya. Aku akan menceritakan padamu jika sudah waktunya," ingat Jin Hyuk.
"Araseyo, aku akan menunggu." Ha Na mengerti dan tak bertanya lagi.
"Jangan mengambil kesimpulan terlalu cepat. Jangan men-judge orang dari penampilannya. Jangan terlalu ingin tahu tentang Han Do Hoon dan jangan bertanya. Aku akan menceritakan padamu jika sudah waktunya," ingat Jin Hyuk.
"Araseyo, aku akan menunggu." Ha Na mengerti dan tak bertanya lagi.
Ha Na kekenyangan karena terlalu banyak makan. Jin Hyuk membantu Ha Na dengan pengobatan tradisional Korea yaitu menusuk jari untuk mengeluarkan darah kotor. Ha Na ketakutan karena Jin Hyuk sama sekali belum pernah melakukan itu sebelumnya. Jin Hyuk meminta Ha Na percaya saja padanya. Tanpa memberi persiapan pada Ha Na, Jin Hyuk langsung menusuk jari Ha Na. Alhasil Ha Na berteriak kesakitan. LOL
Ha Na menghubungi ibunya. Ahjumma penyewa rumah telah pindah. Ha Na bertanya pada ibunya apakah sudah mendapat penyewa baru. Ibu Ha Na meminta Ha Na tak usah memikirkan hal itu. Ibu Ha Na yakin jika penyewa rumah akan segera datang. Ibu Ha Na menanyakan perkembangan hubungan Ha Na dengan Jin Hyuk.
"Semuanya lancar," jawab Ha Na.
"Toko fried chicken-nya atau Leader Tim Go?" tanya Ibu Ha Na.
Ha Na kebingungan menjawab pertanyaan ibunya. Ha Na segera mengakhiri percakapan dengan berkilah jika dirinya lelah dan ingin tidur.
Setelah itu, Ha Na terserang insomnia sampai pagi. Ha Na stress karena sadar dirinya mulai tertarik pada Jin Hyuk bukan toko fried chicken yang dulu menjadi alasannya mendekati Jin Hyuk.
Pagi-pagi, Joon Min mendatangi kamar Ha Na. Joon Min memberikan kamera dan microphone baru berbentuk bros pada Ha Na. Joon Min yakin jika Do Hoon tak akan mengusik bros yang dipakai Ha Na. Bros itu merupakan koleksi mahal, sudah pasti Do Hoon akan menyukainya. Ha Na kembali kesal karena Jin Hyuk tak mengantarnya kerja. Jin Hyuk pergi ke rumah sakit untuk menjemput Eun Seo.
Eun Seo meragukan kredibilitas Ha Na mengingat perbincangan mereka kemarin malam. Jin Hyuk meminta Eun Seo untuk saling percaya, karena mereka bekerja dalam satu tim.
"Sunbae, kau mempercayai Oh Ha Na? Secara pribadi?" tanya Eun Seo.
"Aku tak suka mendiskusikan hal ini denganmu," sahut Jin Hyuk.
"Aku sudah tahu. Sikapmu sangat berbeda akhir-akhir ini, Sunbae? Selain semua hal yang berhubungan dengan Oh Ha Na, sepertinya kau tak melihat yang lain. Aku tak ingin perasaan pribadimu dan kasih sayangmu mempengaruhi kedisplinan tim kita. Aku tak akan membiarkan hal itu terjadi," ucap Eun Seo tegas.
"Itu tak akan terjadi," janji Jin Hyuk.
"Kau yakin? Keyakinan dimana tak peduli pada apapun yang terjadi dengan Ha Na, apa kau akan mampu menangani itu dengan tenang? Apa kau benar-benar yakin bisa melakukan itu?"
Jin Hyuk diam saja. Ia tampak berpikir.
"Jika kau tak yakin, jangan memulai apapun. Ini yang terbaik untuk semua orang. Tiga tahun yang lalu kau memulai tanpa punya keberanian dengan perasaanmu sendiri. Kita berdua, berakhir seperti ini, bukan?" ucap Eun Seo lalu meninggalkan Jin Hyuk. Jin Hyuk hanya termenung.
Ibu Ha Na mendapat penyewa rumah yang baru. Ibu Ha Na mengikat Sin Gi Joon dengan kontrak sewa rumah selama 5 tahun. Jelas saja Sin Gi Joon syok, karena ia pindah kesana sepertinya terpaksa.
Ha Na menghubungi Ji Hyuk hanya untuk mengingatkan janji Jin Hyuk yang akan mentraktirnya makan malam. Ha Na mengira Jin Hyuk akan menjemputnya sepulang kerja. Setelah berdebat dengan Eun Seo, sikap Jin Hyuk pada Ha Na langsung berubah dingin. Jin Hyuk menghindari Ha Na dan menolak ajakannya dengan beralasan dirinya tengan sibuk. Ha Na menyesal telah menelepon Jin Hyuk.
Ha Na dan Do Hoon mengamati sepasang kekasih yang tengah bermesraan di galeri seni. Ha Na yang baru saja 'ditolak' Jin Hyuk kesal melihat tingkah mereka. Ha Na membanggakan status single-nya.
"Tak mempunyai pacar bukanlah suatu kebanggaan," cela Do Hoon.
"Mengapa kau berpikir bahwa aku tak mempunyai pacar?" protes Ha Na.
"Karena kau jelek," sahut Do Hoon enteng. LOL
Ha Na cemberut.
"Jika tidak.... Apa kau punya pacar Sekretaris Kim?" tanya Do Hoon ingin tahu.
"Aniyo. Kau juga tak punya kekasih. Benar kan, Direktur?" balas Ha Na.
"Itu karena aku terlalu bagus untuk mereka," jawab Do Hoon sombong (nie orang narsisnya nggak ketulungan, bwahahaa...)
Ha Na mematikan camera-nya. Se Mi dan Joon Min di safe house bingung karena tiba-tiba Ha Na menghilang tanpa pamit.
Do Hoon meneruskan ucapannya sambil berjalan.
"Ditambah aku juga memiliki standar yang sangat tinggi. Latar belakang keluarga, pendidikan, penampilan, karakter, kemampuan. Mereka harus sesuai denganku."
Padahal ucapan Do Hoon sama sekali tak didengar oleh Ha Na, haha... Ha Na ada dibelakang.
"Direktur, bolehkan aku bertanya padamu?" kejar Ha Na.
"Andwe..., kau akan mengatakan ini karena kau tak sepenuhnya mengerti kebiasaan di Korea, Sekretaris Kim. Disini A selalu menang dari B. Aku bertanya, kau menjawab. Artinya aku adalah A dan kau adalah B. Kau mengerti itu, kan!"
"Bodohnya aku, seharusnya aku diam saja," keluh Ha Na.
"Si dermawan A akan menjawabmu sekarang. Kau boleh bertanya padaku," ucap Do Hoon. (Hadeuh, ada ya orang kayak Do Hoon :D)
"Aku mengenal seseorang. Dia membuatku bingung. Dia membelikanku obat, makanan, alkohol. Dia memperlakukanku sangat baik. Tapi sepertinya dia juga memperlakukan hal yang sama pada wanita lain."
"Orang itu playboy. Sepertinya kau bertemu dengan pelempar jaring, Sekretaris Kim," komentar Do Hoon.
" Aniyo, dia pasti bukan orang seperti itu," kilah Ha Na.
"Apa kau tahu apa yang dimaksud dengan seorang pelempar jaring?" tanya Do Hoon. Ha Na menggeleng. "Dia meminjamiku bahunya ketika aku lelah. Dia ikut tertawa ketika aku bahagia. Dia mendampingiku ketika aku terpuruk. Tapi itu bukan hanya aku. Aku tak bisa bilang jika hal itu karena dia mencintaiku atau karena pada dasarnya dia orang baik. Akulah orang yang bodoh disini."
Ha Na cemberut. Do Hoon dapat menebak jika Ha Na menyukai orang yang tengah mereka bicarakan. Ha Na kembali berkilah. Ha Na tak mau mengakui perasaannya.
"Aniyo. Dia itu membosankan dan prinsip hidupnya tak sesuai denganku. Karena dia kaya, aku memberi perhatian lebih padanya."
"Pertama kali kau melihatnya karena dia kaya, kan? Tapi sekarang kau menyadari bahwa kau jatuh cinta padanya semakin kau mengenalnya, kan? Kau merasa sedih bahkan jika kau berjauhan darinya meskipun hanya sebentar. Kau merasa gelisah sepanjang hari karena satu kata yang dia ucapkan. Jika dia menghabiskan waktu dengan wanita lain, itu membuatmu cemburu, kan? Kau terus memikirkan hubungannya dengan wanita lain. Kau tak bisa berkonsentrasi sepanjang hari, kan? Apa kau ingin aku yang katakan padamu. Atau kau ingin mengetahuinya sendiri? Kau menyukai orang itu!" ucap Do Hoon. Ha Na hanya terbengong-bengong. Do Hoon tertawa. Mengingat pria yang disukai Ha Na orang kaya, Do Hoon berpikiran jika pria itu adalah dirinya. Penyakit narsisme-nya Do Hoon keluar lagi.
Se Mi dan Joon Min masih kebingungan dengan menghilangnya kontak dengan Ha Na secara tiba-tiba. Se Mi hendak melaporkan hal itu pada NIA. Sebelum Se Mi sempat menelepon, Ha Na kembali muncul. Ha Na berasalan dirinya baru saja dari toilet. Se Mi mengingatkan jika Ha Na menghilang lagi dalam waktu 20 menit akan memicu alarm di receptor. Ha Na kesal dan berteriak bahwa dirinya terkena diare.
Sin Gi Joon mendatangi safe house dengan membawa sekantong fried chicken. Ha Na mengira Jin Hyuk yang datang. Melihat raut wajah Ha Na, Si Gi Joon merasa kehadirannya tak diharapkan. Ha Na berkilah.
Sin Gi Joon datang untuk memperjelas hubungan mereka di lingkungan safe house. Banyak agent yang masuk kesana tiap harinya, Sin Gi Joon khawatir akan membuat tetangga curiga. Demi menjaga keamanan, mereka harus berpura-pura menjadi keluarga.
Sin Gi Joon mengatur 'status' masing-masing agent.
Sin Gi Joon mengatur 'status' masing-masing agent.
"Kau, siapa yang akan menjadi ayah bayimu?" tunjuk Sin Gi Joon pada Se Mi.
Se Mi melirik pada Joon Min dan Kim Byung Joon. Se Mi merasa diantara mereka berdua tak ada yang layak menjadi ayah bayinya. Se Mi meminta Sin Gi Joon tak usah mempermasalahkan kehamilannya yang belum terlihat. Sin Gi Joon mengingatkan Se Mi jika misi mereka belum tahu kapan berakhir. Mereka akan mendapat masalah jika kehamilan Se Mi sampai ketahuan. Se Mi meminta Jin Hyuk yang menjadi ayah bayinya. Tentu saja Ha Na langsung protes.
"Ini tak adil menyertakan orang yang absen sebagai ayah. Kau yang menjadi ayahnya saja," pinta Ha Na pada Joon Min. Joon Min juga keberatan (aku juga, hehe...)
"Jika Na Joon Min dan kepala batu (Jin Hyuk) tidak mau menjadi ayah, hanya aku yang tersisa," sahut Kim Byun Joon.
"Tu...Tunggu... Tidak bisakah aku mengatakan ayah dari bayi ini pergi ke Arab Saudi? Lakukan itu saja, huh" tolak Se Mi. Sin Gi Joon setuju.
"Aku akan menjadi paman dari Oh Ha Na-ssi, bukan maksudku Kim Ji Hye. Kim Byung Joon, kau menjadi paman Kim Ji Hye yang pengangguran," ucap Sin Gi Joon.
Joon Min menertawakan Kim Byung Joon. "Hahaaa, baekso (pengangguran)...baekso..."
"Kau menjadi anak Kim Byung Joon," tambah Sin Gi Joon. Tawa Joon Min langsung berhenti. Gantian Se Mi dan Ha Na yang tertawa.
"Wae? Kenapa aku harus menjadi anak Sunbae Kim? Dia juga pengangguran" protes Joon Min.
"Ada apa denganku? Seharusnya kau merasa terhormat!" Sembur Kim Byung Joon.
"Bagaimana dengan Leader Tim Go?" tanya Ha Na.
"Dia akan menjadi suami istri dengan Leader Tim Choi," sahut Joon Min.
Ha Na marah. Ha Na tak rela jika Jin Hyuk menjadi suami Eun Seo walaupun untuk berpura-pura. Joon Min bingung melihat reaksi Ha Na. Se Mi setuju dengan usul Joon Min, begitu juga dengan Kim Byung Joon. Dulu Jin Hyuk dan Eun Seo pernah berpacaran, mungkin mereka bisa bersama kembali.
"Seharusnya kalian juga membiarkan aku berpasangan dengan Leader Tim Go!" teriak Ha Na kesal. Semua agent bengong. Ha Na langsung menyadari ucapannya salah. Ha Na tertawa dan buru-buru meralat ucapannya. "Aku hanya becanda. Bagaimana mungkin aku bersama Leader Tim Go? Aku ini baby face. Orang-orang mengira usiaku masih 20 tahun. Kalian benar-benar tahu bagaimana memasangkan orang." Ha Na kembali tertawa. Yang lain ikut tertawa.
"Tidakkah kau berlebihan dengan itu?" ucap Joon Min ditengah tawanya.
"Makan saja kau," balas Ha Na tajam.
"Ada apa denganku? Seharusnya kau merasa terhormat!" Sembur Kim Byung Joon.
"Bagaimana dengan Leader Tim Go?" tanya Ha Na.
"Dia akan menjadi suami istri dengan Leader Tim Choi," sahut Joon Min.
Ha Na marah. Ha Na tak rela jika Jin Hyuk menjadi suami Eun Seo walaupun untuk berpura-pura. Joon Min bingung melihat reaksi Ha Na. Se Mi setuju dengan usul Joon Min, begitu juga dengan Kim Byung Joon. Dulu Jin Hyuk dan Eun Seo pernah berpacaran, mungkin mereka bisa bersama kembali.
"Seharusnya kalian juga membiarkan aku berpasangan dengan Leader Tim Go!" teriak Ha Na kesal. Semua agent bengong. Ha Na langsung menyadari ucapannya salah. Ha Na tertawa dan buru-buru meralat ucapannya. "Aku hanya becanda. Bagaimana mungkin aku bersama Leader Tim Go? Aku ini baby face. Orang-orang mengira usiaku masih 20 tahun. Kalian benar-benar tahu bagaimana memasangkan orang." Ha Na kembali tertawa. Yang lain ikut tertawa.
"Tidakkah kau berlebihan dengan itu?" ucap Joon Min ditengah tawanya.
"Makan saja kau," balas Ha Na tajam.
Sin Gi Joon pulang. Ha Na mengejarnya. Ha Na bertanya mengenai Jin Hyuk yang tak datang. Sin Gi Joon menjawab jika Jin Hyuk tengah sibuk di kantor. Agar Sin Gi Joon tak curiga, Ha Na berpura-pura mengucapkan terimakasih atas kepindahan Sin Gi Joon ke rumah ibunya. Sin Gi Joon berkata besok Jin Hyuk ikut membantunya pindah.
Jin Hyuk kurang suka membantu Sin Gi Joon pindahan ke rumah Ha Na. Karena disana sudah pasti Jin Hyuk bertemu dengan Ha Na. Jin Hyuk sedang menghindari Ha Na. Sikap Jin Hyuk dan Ha Na berubah kaku.
Ha Na cantik banget |
Ibu Ha Na sangat perhatian pada Jin Hyuk. Ibu Ha Na memberi Jin Hyuk minuman dan mengipasinya. Sementara itu Sin Gi Joon sebagai penyewa, yang juga tampak kelelahan tak diperhatikan sama sekali. Jin Hyuk merasa tak enak hati. Karena kesal, Sin Gi Joon mengajak Jin Hyuk keluar.
"Lama tidak bertemu. Kau bilang kau akan meneleponku. Jadi aku menunggumu. Mengapa kau tak menjawab teleponku?" tanya Ha Na.
"Bukankan sudah kukatakan jika aku sibuk?" jawab Jin Hyuk.
"Apa ini karena... aku melakukan kesalahan yang membuatmu marah?" Ha Na mulai merasa sikap Jin Hyuk belakangan ini berubah kepadanya.
"Kau tak melakukan kesalahan. Cepatlah bersiap-siap dan kembali menjadi status penyamaranmu. Jangan buang-buang waktu disini," elak Jin Hyuk
"Apa kau kembali bersama Leader Tim Choi? Benarkah itu?" seru Ha Na.
"Oh Ha Na-ssi, ini tak ada hubungannya denganmu," ucap Jin Hyuk tajam lalu pergi meninggalkan Ha Na.
Ibu Ha Na berhasil memaksa Sin Gi Joon untuk membeli 2 box jus delima. Sin Gi Joon hanya bisa pasrah. Ibu Ha Na memanggil putrinya. Melihat wajah Ha Na yang sedih, ibu Ha Na tahu putrinya sedang bermasalah dengan Jin Hyuk.
"Apa kau menyukai Leader Tim Go?" tanya ibu Ha Na.
"Jelas tidak," elak Ha Na.
Do Hoon mengambil barang yang diminta Joo Soo Young. Do Hoon terperanjat saat mengetahui barang yang disimpan Joo Soo Young adalah sebuah pistol.
NIA mengadakan meeting. Ha Na turut hadir. Lagi-lagi Jin Hyuk mengabaikan Ha Na. Ha Na mulai kesal dengan sikap Jin Hyuk yang selalu menghindarinya.
Meeting dimulai. Jin Hyuk melaporkan perkembangan invesigasinya pada Deputi Direktur Lee. Do Hoon terlihat terlibat kontak dengan Lee Geun Bae. Dari hasil investigasi sepertinya Geun Bae bergerak atas perintah Joo Soo Young. Namun tim belum menemukan alasan kuat mengapa Do Hoon dan Geun Bae mengadakan pertemuan itu.
"Apa aku manager-nya?" tanya Ha Na ketus.
"Hey, kau pasti bisa menemukannya jika kau gigih, Noona," sahut Joon Min.
"Dia tak memiliki tempat tinggal permanen. Ini akan sulit untuk menemukannya. Tolong bantu kami mencari Lee Geun Bae, Oh Ha Na-ssi," pinta Se Mi.
"Jika begitu tolong beritahu aku, kejahatan apa yang Direktur lakukan?" tanya Ha Na.
"Kami tak bisa memberitahumu. Kau akan tahu ketika waktunya sudah tepat," sahut Jin Hyuk.
"Ada apa sebenarnya?" tanya Ha Na makin penasaran. "Aku tak akan melakukan ini jika kau tak mengatakannya padaku."
"Misi ini bukan sesuatu yang bisa kau hentikan begitu saja," seru Jin Hyuk.
Kekesalan Ha Na memuncak. Ha Na bangkit. "Bukankah kau mengatakan padaku bahwa aku bisa berhenti melakukan ini jika aku merasa lelah?"
"Seberapa lelah kau hingga ingin berhenti melakukan ini??" Emosi Jin Hyuk terpancing. Jin Hyuk ikut bangkit.
"Bahkan meskipun dia bodoh, dia tahu bagaimana menjaga orang-orangnya. Aku harus membohongi orang seperti itu?" teriak Ha Na marah.
"Dia menjaga orang-orangnya? Bukankah kemarin kau hampir saja dipecat karena sembarangan bicara? Kau lupa semuanya? Kalian sudah saling mengenal satu sama lain sekarang sehingga kalian sangat mudah saling memaafkan?" teriak Jin Hyuk tak mau kalah.
"Apa kesalahan yang Direktur lakukan hingga dia diawasi dan dimata-matai seperti ini? Dia tak bisa memberikan banyak pemikiran dan dia mungkin bukan sovinistis. Tapi dia bukan orang jahat," bela Ha Na.
"Kau bilang dia bukan orang jahat? Dia yang bertanggungjawab untuk perdagangan obat-obatan terlarang milik Joo Soo Young. Kau bilang dia bukan orang jahat?" seru Jin Hyuk.
Semua orang syok dengan ucapan Jin Hyuk yang membongkar kejahatan Do Hoon pada Ha Na. Jin Hyuk yang sudah tak bisa mengontrok emosinya pergi meninggalkan ruangan. Ha Na juga terlihat syok.
"Dia menjaga orang-orangnya? Bukankah kemarin kau hampir saja dipecat karena sembarangan bicara? Kau lupa semuanya? Kalian sudah saling mengenal satu sama lain sekarang sehingga kalian sangat mudah saling memaafkan?" teriak Jin Hyuk tak mau kalah.
"Apa kesalahan yang Direktur lakukan hingga dia diawasi dan dimata-matai seperti ini? Dia tak bisa memberikan banyak pemikiran dan dia mungkin bukan sovinistis. Tapi dia bukan orang jahat," bela Ha Na.
"Kau bilang dia bukan orang jahat? Dia yang bertanggungjawab untuk perdagangan obat-obatan terlarang milik Joo Soo Young. Kau bilang dia bukan orang jahat?" seru Jin Hyuk.
Semua orang syok dengan ucapan Jin Hyuk yang membongkar kejahatan Do Hoon pada Ha Na. Jin Hyuk yang sudah tak bisa mengontrok emosinya pergi meninggalkan ruangan. Ha Na juga terlihat syok.
Sin Gi Joon menyusul Jin Hyuk.
"Apa kau pikir tindakanmu ini akan membuat perubahan?" tanya Sin Gi Joon.
Jin Hyuk mulai dapat menguasai emosinya. Jin Hyuk meminta maaf karena kelepasan bicara pada Ha Na.
"Jika aku tak mengatakannya, aku khawatir Oh Ha Na akan membangun dan mengembangkan perasaanya untuk Han Do Hoon." Jin Hyuk memberi alasan.
"Jadi tak apa untuknya jika memiliki perasaan padamu?" sindir Sin Gi Joon.
Jin Hyuk protes.
"Akui saja fakta ini dan terimalah. Jika tidak, jangan biarkan orang lain menemukan ini. Ledakan emosimu itu sangat jelas. Orang disekitarmu dapat merasakan itu. Sejak kau memberikan hatimu, jangan terlalu terpaku pada harga dirimu dan terus menyangkal fakta ini. Keluarkan saja dan akui itu untuk kebaikan. Hati seseorang bukan sesuatu yang bisa kau mainkan sesuai keinginanmu. Bukankah kau mengalaminya 3 tahun lalu?" sembur Sin Gi Joon. Sin Gi Joon peka terhadap perasaan Jin Hyuk pada Ha Na. Sin Gi Joon-lah orang yang pertama kali menyadari jika Jin Hyuk mulai menyukai Ha Na.
"Hanya karena aku telah melalui hal seperti itu 3 tahun lalu, aku tak ingin mengalami hal yang sama 2 kali," ucap Jin Hyuk.
"Itu adalah sesuatu yang akan kau sesali jika pada saat kau sadar kau telah kehilangan perahu itu. Sekali sudah cukup," nasehat Sin Gi Joon. Sin Gi Joon tak melarang Jin Hyuk berhubungan dengan Ha Na. Si Gi Joon malah mendukung dan menyadarkan Ji Hyuk untuk mengakui perasaannya. Jin Hyuk yang pernah sekali gagal dengan Eun Seo khawatir hubungannya dengan Ha Na tak berjalan lancar, maka dari itu Jin Hyuk memilih menghindar dan mengingkari perasaannya sendiri.
Ha Na berdiri mematung di halte bus. Ha Na tampak sedih. Pertengkaran dengan Jin Hyuk jelas melukai hati Ha Na. Sebuah bus berhenti di depan Ha Na, namun Ha Na mengabaikan bus itu.
Deputi Direktur Lee bertemu dengan Han Tae Shik, ayah Do Hoon. Han Tae Shik bahkan menawarkan bantuan untuk investigasi yang tengah ditangani Deputi Direktur Lee.
Tak tahu kemana harus pergi, Ha Na memutuskan pergi ke Isong. Tiba-tiba Do Hoon muncul. Jelas mereka saling terkejut. Do Hoon heran mengapa Ha Na datang ke kantor saat weekend. Tak mau dicurigai, Ha Na segera berpamitan untuk pulang. Do Hoon mencegahnya.
Do Hoon menunjukkan salah satu ruangan dikantornya yang berantakan. Segala macam barang berserakan di lantai. Do Hoon meminta Ha Na merapikan ruangan itu. Ha Na menyesal telah datang ke Isong.
Jin Hyuk datang ke safe house. Tak menemukan keberadaan Ha Na, Jin Hyuk bertanya pada Joon Min. Joon Min melacak keberadaan Ha Na. Mereka terkejut mendapati Ha Na berada di Yayasan Kebudayaan Isong.
Setelah merapikan ruangan, Do Hoon berniat mengantar Ha Na pulang. Ha Na tak bisa menolak. Di safe house Jin Hyuk terlihat stress.
Do Hoon tertidur didalam mobil. Ha Na membangunkan Do Hoon. Do Hoon sedikit terkejut ketika terbangun.
"Kau tinggal disini?" tanya Do Hoon."Iya," jawab Ha Na.
Mereka turun dari mobil, tanpa terduga Do Hoon mengucapkan terimakasih pada Ha Na.
"Gomawoyo. Aku tak ingin sendirian hari ini. Karena aku merasa gelisah. Aku takut sesuatu akan terjadi." Do Hoon stress setelah melihat pistol kiriman Joo Soo Young.
"Aku mengerti. Baiklah, aku akan pergi," jawab Ha Na kikuk.
Jin Hyuk maenghadang Ha Na. Ha Na masih marah pada Jin Hyuk. Ha Na tak menghiraukan panggilan Jin Hyuk. Jin Hyuk menyentak lengan Ha Na.
"Bukankah kau baru saja bertemu dengan Han Do Hoon."
"Tidakkah kau lelah mempertanyakan itu, mengingat kau sudah tahu semuanya?" balas Ha Na sewot.
"Oh Ha Na-ssi!" seru Jin Hyuk.
"Jangan plin-plan. Kau membuatku bingung. Aku memintamu tak mempermainkan perasaanku lagi. Satu menit kau memperlakukanku dengan baik. Menit berikutnya kau menjaga jarak. Jangan hanya memikirkan dirimu sendiri dan mempermainkan orang lain. Mulai dari sekarang aku tak memerlukan penjagaan atau perhatianmu. Jangan pedulikan aku!"
"Aku tak ingin peduli terhadapmu, tapi kau selalu membuatku peduli."
"Apa yang sudah kulakukan? Mengapa membuatmu ingin peduli terhadapku?" teriak Ha Na kalap.
"Karena Oh Ha Na-ssi, aku..." Jin Hyuk langsung terdiam, tak meneruskan ucapannya.
Tiba-tiba Do Hoon muncul. Ponsel Ha Na tertinggal di mobil Do Hoon. Jin Hyuk dan Ha Na syok melihat kemunculan Do Hoon ditengah pertengkaran mereka.
"Direktur, mengapa kau masih disini?" tanya Ha Na panik.
"Bukankah kau ingin sekali aku kembali? Jangan menggunakan trik semacam ini untuk merayuku lagi," sembur Do Hoon sambil mengacungkan ponsel milik Ha Na. Do Hoon mengira lebih tepatnya pede abis jika Ha Na sengaja meninggalkan ponselnya di dalam mobil agar dirinya kembali. LOL
"Aku pasti menjatuhkannya ketika menyetir. Seharusnya kau mengembalikannya besok." Ha Na mengambil ponselnya.
"Aku tahu kau sengaja meninggalkan ponselmu disana agar aku mengembalikan itu padamu." Do Hoon masih kepedean. Ha Na hanya bisa pasang tampang bengong.
Do Hoon mempertanyakan Jin Hyuk. Ha Na memperkenalkan Jin Hyuk sebagai sepupunya yang bernama Go Jin Sang. Do Hoon memaksa untuk bertamu ke rumah Ha Na. Do Hoon beralasan Ha Na harus mengembalikan kalung yang pernah dipinjamkannya. Ha Na dan Jin Hyuk sama sekali tak bisa menolak kunjungan Do Hoon.
Di dalam lift, Jin Hyuk mencoba mengirim pesan untuk orang rumah. Ha Na mencoba mengajak Do Hoon berbincang untuk mengalihkan Do Hoon.
Kim Byung Joon yang membukakan pintu untuk mereka bertiga. Wajah Kim Byung Joon langsung syok melihat kehadiran Do Hoon bersama Ha Na dan Jin Hyuk. Jin Hyuk memanggil Kim Byung Joon dengan sebutan ayah. Untung Kim Byung Joon langsung paham jika mereka harus memainkan sandiwara di depan Do Hoon. LOL
Do Hoon duduk di ruang tamu dengan tenang dan melihat ke sekeliling ruangan. Se Mi dan Joon Min yang sedang di dalam membuat kegaduhan. Do Hoon merasa ada orang lain lagi di dalam rumah Ha Na. Tak berapa lama Se Mi keluar. Se Mi sama sekali tak menyadari kedatangan Do Hoon. Begitu melihat Do Hoon, Se Mi langsung syok. Ha Na segera menghampiri Se Mi. Pembagian status keluarga yang kemarin mereka diskusinya bersama Sin Gi Joon berantakan. Kim Byung Joon memperkenalkan Se Mi sebagai istrinya. Se Mi tak bisa protes lagi. Do Hoon bangkit dan memberi salam pada Se Mi.
"Senang bertemu denganmu. Aku Han Do Hoon. Kau terlihat tidak sehat?" tanya Do Hoon melihat wajah Se Mi yang tegang.
"Bibiku sedang hamil," sahut Ha Na buru-buru. Se Mi mengendurkan mimik wajahnya yang tegang dan mencoba tersenyum pada Do Hoon. Hahahaa, kocak banget liat mereka semua disini.
Lagi-lagi mereka dibuat panik dengan siulan Joon Min dari dalam ruangan.
"Apa ada orang lain lagi?" tanya Do Hoon.
Ha Na kebingungan. Kim Byung Joon menyahut jika mereka memelihara seekor anjing. Se Mi segera berpamitan untuk mengurus 'anjing' mereka. Do Hoon tak percaya, karena yang didengarnya barusan suara siulan. Jin Hyuk meyakinkan Do Hoon jika barusan suara gonggongan anjing mereka.
Begitu masuk ke dalam, Se Mi langsung membekap mulut Joon Min.
"Diamlah!" Seru Se Mi panik.
"Apa yang kau lakukan, Noona?" tanya Joon Min mencoba membuka tangan Se Mi.
"Han Do Hoon ada disini," beritahu Se Mi pelan.
"Siapa?"
"Han - Do - Hoon," ulang Se Mi.
"Heh?" seru Joon Min kaget.
Se Mi kembali membekap mulut Joon Min. Bwahaha...
Do Hoon ingin melihat anjing peliharaan keluarga Ha Na. Tentu saja semua orang melarang. Do Hoon bahkan mulai memaksa.
Se Mi membuat suara anjing dari komputer. Se Mi mengusap dada dengan lega.
"Jadi aku anjing? Mereka semua manusia. Kenapa aku?" protes Joon Min. Hahaha....
"Duduklah dengan tenang dan tunggu disini," seru Se Mi.
Joon Min bergeser sedikit dari duduknya. Se Mi langsung memperingatkan Joon Min agar jangan bergerak. Se Mi berjalan keluar dengan mengendap-endap. Joon Min kesal setengah mati.
Se Mi keluar dan meminta Ha Na membuatkan secangkir teh untuk tamu mereka. Ha Na mengajak Jin Hyuk membantunya membuatkan teh. Sementara itu Kim Byung Joon mengajak Do Hoon berbincang bersama Se Mi. Do Hoon merasa tak nyaman berbincang dengan Kim Byung Joon. Terlihat sekali Do Hoon merasa terganggu dengan sikap Kim Byung Joon.
Do Hoon bangkit dan menghampiri Ha Na di dapur. Do Hoon berpamitan pulang dan meminta Ha Na segera mengembalikan kalungnya. Selagi Ha Na mengambil kalungnya, Do Hoon meminta segelas air putih pada Jin Hyuk.
Bel berbunyi. Mereka kedatangan tamu lagi. Semua agent kembali pias.
"Siapa itu?" seru Se Mi terbata."Yeobo, apa kau memesan makanan?" tanya Kim Byung Joon sambil berlari ke arah pintu. Se Mi menyusul.
Deputi Direktur Lee datang berkunjung. Tentu kunjungannya sangat tak diharapkan malam ini. Begitu Kim Byung Joon dan Se Mi membuka pintu, mereka langsung syok dan menghadang Deputi Direktur Lee yang berjalan masuk.
"Ada apa? Apa kalian tak suka jika aku datang kesini? Apa yang kalian lakukan?" seru Deputi Direktur Lee melihat reaksi Kim Byung Joon dan Se Mi.
Deputi Direktur Lee memaksa masuk dan tak mengindahkan larangan Kim Byung Joon dan Se Mi. Deputi Direktur Lee berjalan ke arah dapur. Deputi Direktur Lee berhenti ketika melihat Do Hoon ada disana. Do Hoon menoleh dan mereka sama-sama memasang wajah terkejut. Semua agent hanya bisa saling pandang dengan wajah tegang.
"Deputi Direktur?" seru Do Hoon.
Ha Na keluar sambil membawa kotak kalung milik Do Hoon. Ha Na tak kalah syok mendapati Deputi Direktur Lee bertemu dengan Do Hoon ditengah penyamaran mereka. Dengan wajah syok Ha Na memandangi wajah Do Hoon dan Deputi Direktur Lee secara bergantian.
nah pengen nonton drama ini, kalo dektektif agen2 gitu suka hahaha, semangat
BalasHapusNggak nyesel deh nonton drama ini. Kocak banget, hehe...
BalasHapusSemakin Seruu ^^
BalasHapussinopsisnya oke bgt..dtunggu lanjutannya
BalasHapusrequest sinopsis skip beat dong
BalasHapustq
Sinopsisnya keren banget, jadi tertarik nih
BalasHapusUniee slm knal, aq sering bc blog nie tp g pnah ninggalin jejak ;-)
BalasHapusUnie kl mo liat drakor nie dmn? Kl g slh unie jg liat online khan???
Lanjutin next episode dungg, d tunggu dg g sbr bgt nie....
Gomawo
wuaaahh..
BalasHapusada drama keren begini ya ternyata?
kocak dan intense...
unni sinopnya episode 9 ditunggu secepatnya
BalasHapussemangat
ternyata pas dipertengahan seru juga yaa..
BalasHapussempet nonton awalny, entah kenapa ngga tertarik :/