Jumat, 22 Juli 2011

Sinopsis Romance Town Episode 6




Soon Geum pergi ke departement store untuk mengambil pesanan baju Nyonya Kang. Tanpa sengaja ia bertemu dengan Gun Woo yang tengah mencari keberadaan nenek Choon Jak. Gun Woo tak mengenali Soon Geum berkat penampilannya yang berubah drastis setelah di make over. Gun Woo langsung terpesona pada kecantikan Soon Geum dan mengajaknya minum kopi bersama. Apesnya mereka bertemu dengan para pembantu di 1st Street dan harus berbagi lift. Seperti Gun Woo, teman-temannya tak mengenali Soon Geum. Mereka malah mengira Soon Geum adalah pacar Gun Woo. Mereka terlibat obrolan. Gun Woo menghina Soon Geum tanpa tahu orang yang dibicarakannya ada di sampingnya.

Soon Geum marah. Begitu teman-temannya keluar Soon Geum tak dapat menahan diri.
"Aku tidak malas. Tidak keras kepala atau bermuka tebal. Aku tak menggunakan anak kecil sebagai alasan. Itu karena aku terlalu menyukai mereka. Aku sangat paham dengan apa yang harus dikatakan atau tidak. Aku tidak miskin. Aku mengerjakan semua pekerjaan rumah dengan baik. Apa yang kau pikir tentangku?" Soon Geum menoleh pada Gun Woo.

Gun Woo ketakutan dan hanya bisa menelan ludah.
"Namamu?" tanyanya lirih.

Soon Geum kembali menoleh pada Gun Woo.
"Shi Ah. Yoon Shi Ah," jawabnya dengan senyum mematikan.


Gun Woo belum juga mengenali Soon Geum. Ia mengajak 'Shi Ah' pergi ke coffee shop. Di jalan perut Soon Geum keroncongan. Soon Geum tersenyum malu. Gun Woo tertawa lalu mengajak Soon Geum mencari makan.

Gun Woo mengajak Soon Geum ke sebuah Restoran Barbeque unik (kalo di Korea namanya Bulgogi ya, aku kurang paham sama masakan Korea). Didepan mereka hanya ada sebuah drum dengan panggangan diatasnya. Disana tidak ada kursi sehingga mereka makan sambil berdiri.

Soon Geum merasa aneh.
"Apa kita makan sambil berdiri seperti ini?"
"Biaya untuk sebuah kursi 30.000 won," beritahu Gun Woon.
"Itu lebih mahal daripada porsi daging satu orang!" Seru Soon Geum terkejut (Wow, restoran yang aneh. Kenapa gak bawa kursi aja dari rumah?). Gun Woo mengangguk.

Soon Geum mengusulkan untuk mengambil satu kursi saja dan nantinya mereka duduk secara bergantian. Gun Woo malah tak setuju. Ia berkata ini adalah pengalaman pertama Soon Geum makan sambil berdiri. Sebenarnya disana memang tak disediakan kursi. Semua orang yang datang makan dengan cepat lalu pergi.
"Sangat buruk," komentar Soon Geum.
"Tidak juga. Dibandingkan dengan tempat lain disini lebih murah dan enak. Dan juga sangat menarik makan dengan cara seperti ini. Meskipun kakimu sedikit sakit," gurau Gun Woo.
Gun Woo menjelaskan biaya makan disana 70 sampai 80 ribu won per orang. Soon Geum jelas kaget karena baginya sangat mahal. Gun Woo heran, tak mengira Soon Geum belum pernah makan di restoran BBQ. Soon Geum mengaku hanya sekali datang ke restoran BBQ saat SMU. Gun Woo bertambah heran. Soon Geum bergurau jika ia suka makan anjing.
"Kau suka anjing, kan? Nama anjingmu Chun Hyang?" Sun Geum menggoda Gun Woo.
"Hampir dekat," sahut Gun Woo.
"Lalu Hyang Dan? Ban Ja? Atau Wol Mae?"
Gun Woo dan Soon Geum tertawa.


Sementara itu Madam Trophy aka Nyonya Kang dengan raut wajah kesal menunggu Soon Geum yang tak kunjung datang. Ia bertambah kesal karena Myeong Yong menggigit bajunya.


Gun Woo mulai memanggang daging. Tiba-tiba wajah Soon Geum berubah sedih dan mulai menangis. Gun Woo panik. Soon Geum beralasan matanya pedih karena asap. Gun Woo merasa bersalah karena membawa Soon Geum ke tempat itu.

Gun Woo mengambil sepotong daging dan membungkusnya dengan daun selada. Lalu mengangsurkannya pada Soon Geum. Soon Geum tersipu malu dan menolak disuapi. Gun Woo terus memaksa Soon Geum membuka mulutnya.

Akhirnya Soon Geum mau membuka mulut dan memakannya dengan sekali suap. Gun Woo tertawa senang dan menyuapinya lagi.

Soon Geum protes. Ia malu karena wajahnya pasti keliatan jelek saat mengunyah.
"Hanya dari malu kita dapat menjadi dekat. Bukankah itu  bagus?" rayu Gun Woo.
"Mengapa harus aku yang malu sendirian disini? Mengapa tak membiarkan aku membuatmu malu juga," elak Soon Geum.
Dengan tersenyum jahil Soon Geum mulai membungkus beberapa potong daging sekaligus dan menyuapkannya pada Gun Woo (baru sadar kalo mulutnya orang Korea lebar2, haha...).

Soon Geum tertawa geli saat melihat perjuangan Gun Woo menelan daging yang dimakannya. Gun Woo gantian menyuapi Soon Geum lagi.

Gun Woo senang melihat Soon Geum tak menangis lagi.
"Aigoo, jadi itu bagaimana seorang wanita seharusnya tertawa? Mengapa tadi kau menangis?" Gun Woo menyodorkan segelas air pada Soon Geum.
"Karena aku teringat seseorang yang aku cintai," jawab Soon Geum. Matanya mulai berkaca-kaca lagi.
"Siapa?"
"Seorang pembantu. Orang yang sangat kucintai."
"Sama sepertiku," sahut Gun Woo.
"Dia mati karena asap karbon. Itulah kenapa..." Soon Geum tak kuat meneruskan ucapannya. Ia kembali menangis. Jadi ibu Soon Geum meninggal karena keracunan asap karbon.

Gun Woo berempati. Ia segera berteriak pada bibi penjaga restoran untuk membawa keluar panggangannya. Kemudian berbisik pada Soon Geum agar mereka tak datang ke restoran itu lagi. Soon Geum tersenyum.


Soon Geum pulang. Nyonya Kang langsung mendampratnya habis-habisan. Soon Geum menutupi wajahnya yang masih memakai make up. Disana ada Joo Won. Joo Won menyadari Soon Geum memakai make-up. Nyonya Kang yang terlalu marah tak mempedulikan soal itu. Ia mengambil bajunya dan heran mendapati baju barunya bau asap. Soon Geum kaget. Lalu buru-buru masuk ke kamarnya, takut kena damprat lagi. Joo Won menatap Soon Geum dengan pandangan curiga.


Soon Geum mengirim bajunya ke laundry. Tukang laundry mengira baju itu milik Madam Trophy. Pria itu menciumi baju itu yang baunya seperti daging panggang.


Soon Geum masuk ke kamarnya. Ia senyum-senyum sendiri sambil memandangi kartu nama milik Gun Woo.


Gun Woo dalam perjalanan pulang dengan naik bus. Ia juga tengah memikirkan 'Shi Ah'. Pertemuan mereka kembali terputar di kepalanya.


Flask Back
Setelah makan, mereka pergi ke coffee shop yang pernah didatangi 3 tahun lalu. Gun Woo bercerita jika ia membenci kursi di coffee shop itu. Duduk disana membuatnya gugup. Gun Woo menceritakan pengalaman buruknya.

Tiga tahun lalu mereka bertemu setelah insiden di sebuah bar. Tubuh Gun Woo saat itu masih gemuk. Mereka datang coffee shop untuk menghilangkan mabuk Gun Woo. Setelah meninggalkan nomor teleponnya, Soon Geum pergi. Gun Woo hendak pergi juga. Tapi insiden memalukan terjadi. Saat Gun Woo bangun, kursi yang didudukinya malah ikut terbawa. Gun Woo tak menyadarinya. Semua pengunjung yang melihat kejadian itu menertawakannya. Seorang pelayan menghampiri Gun Woo dan memberitahunya. Gun Woo mencoba melepaskan diri dari kursi itu. Bukannya berhasil, kaki kursinya malah patah.

Kejadian itu sangat memalukan bagi Gun Woo dan selalu teringat di kepalanya.
"Aku diperlakukan seperti monyet dan menjadi bahan tertawaan," curhat Gun Woo.
"Dulu aku juga mengenal orang yang gemuk. Bagaimana bisa kau menurunkan berat badanmu?" tanya Soon Geum bersimpati.
"Ayahku membenciku. Dia mengabaikanku sampai hari keberangkatanku sekolah ke luar negeri."
"Jadi karena kau sangat fokus menurunkan berat badanmu, kau tidak belajar dengan baik?"
"Jika Nona Shi Ah hanya melihatku ketika aku masih 150 kg, kau tak mungkin duduk bersama denganku disini sekarang."
"Itu tidak benar. Sungguh, itu tidak benar," ucap Soon Geum.
"Jadi kau mempunyai hubungan dengan orang gemuk sebelumnya?" tanya Gun Woo penasaran.
"Mungkin."
"Apa kau masih bertemu dengannya? Sepertinya kalian berdua masih sangat dekat?" terka Gun Woo.
Soon Geum tersenyum penuh arti.
"Aku lebih suka orang gemuk. Orang yang kukenal sangat gemuk adalah orang yang baik, lembut dan  sangat perhatian. Dia juga sangat lugu dan tulus," puji Soon Geum mengenang malam singkatnya bersama Gun Woo.


Gun Woo pulang saat makan malam berlangsung. Soon Geum agak panik saat melihat Gun Woo. Ia takut penyamarannya diketahui oleh Gun Woo. Hati Gun Woo tengah dipenuhi cinta, jadi ia tak berselera makan. Ia hendak masuk ke kamarnya, tapi Tuan Kang menyuruhnya ikut makan malam. Gun Wo menurutinya dan meminta segelas air putih pada Soo Geum.

Soon Geum ingin menegaskan bahwa Gun Woo tak mengenalinya. Ia menatap Gun Woo tajam. Tapi sepertinya Gun Woo benar-benar tak mengenalinya. Nyonya Kang menghardik Soon Geum yang mematung sambil menatap Gun Woo. Soon Geum terkejut dan segera mengambilkan air untuk Gun Woo.

Tuan Kang berencana mencari seorang guru privat untuk San. Ia meminta bantuan Gun Woo mencari guru privat tsb. Nyonya Kang mengeluhkan gaji guru privat yang lumayan mahal, 5 juta won. Gun Woo menawarkan diri untuk menjadi guru privat San. Ia meminta bayaran 7 juta won. Tuan dan Nyonya Kang terkejut. Soon Geum malah bertepuk tangan. Ia langsung diam setelah dihujani tatapan tajam ketiga anggota Kang.

Tuan Kang tak bersedia membayar mahal Gun Woo. Ia melakukan penawaran 3 juta won. Gun Woo jelas menolak. Tuan Kang menaikkan penawarannya, 5 juta won. Gun Woo setuju lalu mereka berjabat tangan. Tiba-tiba San berteriak ikut mengajukan penawaran. Gun Woo tersenyum padanya.


Da Kyum pulang dan langsung mencoba baju yang baru dibelinya. Young Hee masuk ke kamarnya. Ia meminta nomor telepon Soon Geum. Da Kyum terlihat cemburu dan keberatan memberikan nomor telepon Soon Geum.


Soon Geum keluar rumah menemui Young Hee. Young Hee langsung menembak Soon Geum mengenai apartement yang dibelinya. Soon Geum panik. Young Hee menyarankan Soon Geum keluar dari pekerjaannya. Soon Geum menyangkal tak punya rumah.

Young Hee tak percaya begitu saja. Ia menopang dagu.
"Dapatkan kau membiarkanku memahamimu lebih baik. Karena ini pertama kalinya aku bertemu orang yang spesial sepertimu" Young Hee mengakui perasaanya pada Soon Geum.

Soon Geum malah tertawa menanggapi ucapan Young Hee. Ia ikut menopang dagu.
"Sebenarnya apa yang kau maksud dengan wanita spesial?"
"Selalu ada dalam pikiranku...," sahut Young Hee.
"Apa maksudnya? Apa kau tahu nomor teleponku? Apa kau mengenalku yang sebenarnya? Apa kesukaanku, pendidikan dan keahlianku?" cecar Soon Geum.

"Shhh, aku tak peduli apa itu bagus atau tidak. Aku tak peduli semua itu," seru Young Hee sambil mengangkat jari telunjuknya. Tapi di dalam hatinya berpikiran Soon Geum punya uang banyak. Tak mau berpikiran buruk, buru-buru ditepisnya prasangkannya itu. Lalu ia meminta maaf.

Soon Geum mengira Young Hee sakit. Ia menempelkan telapak tangannya di dahi Young Hee dan membandingkannya dengan dahinya sendiri.


Young Hee insomnia. Ia tak berhenti memikirkan Soon Geum. Young Hee tak percaya bisa jatuh cinta pada seorang pembantu. Ia memaki dirinya sendiri.


Soon Geum juga tak bisa memejamkan matanya. Ia memikirkan Gun Woo dan teringat kembali pertemuan mereka tadi siang. Soon Geum stress dan mengacak-acak rambutnya sendiri. Ia takut suatu hari nanti Gun Woo mengenalinya dan tahu kebohongannya.


Insomnia juga melanda Gun Woo. Ia tampak bahagia setelah bertemu dengan Shi Ah.


Tengah malam Soon Geum keluar rumah. Ia memanggil Tua Hwang dan memaksanya untuk mendengar curhatannya. Tuan Hwang tampak enggan sambil menahan kantuk.
"Selamatkan aku, Ahjussi!" pinta Soon Geum.

Dengan sedikit kesal Tuan Hwang melayani curhatan Soon Geum.
"Kau bertanya untuk itu. Siapa yang memintamu untuk memakai sesuatu yang bernilai 18 juta won? Selain itu, rambut dan riasanmu berubah total dari kepala hingga kaki. Tapi, tak seorangpun yang mengenalimu, kan? Itulah yang terjadi hari ini, meskipun di dalamnya kau masih No Soon Geum. Kau hanya menghakimi penampilanmu sendiri. Tak ada yang lain. Ini adalah sikap memuakkan masayarakat saat ini."
"Apa yang harus aku lakukan saat ini, Ahjussi? Orang rumah bilang aku memalukan, naif, ceroboh. Disaat marah aku menyemburkan semuanya keluar."
"God job," puji Tuan Hwang.

Soon Geum masih belum tenang. Tuan Hwang bisa menebak jika Soon Geum menyukai Gun Woo.
"Apa kau menyukai Kang Gun Woo?"
Soon Geum terdiam dan tak berusaha menyangkal.

Tuan Hwang memberi nasehat.
"Kau tentu harus menang dari Yoon Shi Ah."
"Yoon Shi Ah...itu aku," ucap Soon Geum bingung. "Bagaimana bisa aku menang dari Yoon Shi Ah? Ahjussi, kau mengantuk, ya? Jadi kau tak menganggap perkataanku serius? Selain kau Ahjussi, siapa lagi yang bisa kuajak bertukar pikiran dan perasaan. Bisakah kau menjawabku dengan serius?" Soon Geum kesal.
Tuan Hwang menasehati Soon Geum untuk memberikan pilihan pada Gun Woo, Yoon Shi Ah yang memakai baju senilai 18 juta won atau seorang pembantu Noh Soon Geum yang bahkan enggan mengeluarkan uang 1800 won. Soon Geum tampak frustasi.


Pagi hari Thu mengendarai sepeda mengelilingi kompleks 1st Street. Senyum cerah mengembang dari bibirnya. Semua orang disapanya dengan ramah. Ia mendatangi Soo Jung dan memberinya roti. Soo Jung memuji penampilan Thu yang tampak anggun mengenakan Ao dai, pakaian tradisional dari negara asalnya Vietnam. Thu mengaku merindukan kampung halamannya. Ia bercerita ketika di Vietnam sering bersepeda dan anak-anak kecil memanggilnya peri. Soo Jung tak percaya dengan cerita Thu. Thu menyakinkan Soo Jung bahwa cerita benar. Soo Jung tak peduli, malah melengos masuk ke dalam rumah.

Thu marah. Ia menumpahkan kekesalannya dengan bahasa Vietnam.
"Kenapa kau tak percaya padaku? Di desaku, aku adalah orang tercantik dan memiliki wajah paling menarik. Seharusnya aku yang pertama menikah. Jika bukan karena adik laki-lakiku, aku tidak akan disini. Hidup sendiri seperti ini. Juga tidak akan dibenci seperti ini. Apa bagusnya Korea Selatan? Mengapa kau memperlakukan sesama manusia dengan tidak adil? Contohnya saja air. Ada air mineral dan air destilasi. Air adalah air. Orang adalah orang. Haruskah kita memperlakukan mereka dengan berbeda?"
Soo Jung kebingungan karena tak mengerti ucapan Thu. Ia sama sekali tak merasa bersalah karena telah menyinggung perasaan Thu.
Thu kembali mengeluarkan unek-uneknya.
"Jika bukan karena uang, aku tak akan tinggal di tempat ini. Aku juga ingin seperti teman-temanku. Dicintai, menikah, melahirkan anak!!" Teriaknya sambil terisak.
Soo Jung bertambah bingung. Tapi ia memilih sikap masa bodoh dan malah masuk ke rumah.
Thu terisak sendirian.
"Ibu, aku benar-benar merindukanmu. Ayah, aku merindukanmu. Aku ingin pulang."


Da Kyum keluar untuk membuang sampah. Ia kembali menyortir sampah sebelum dibuang. Joo Won muncul dan hendak membuang sampah juga. Da Kyum ingin memamerkan baju baru yang dipakainya. Ia sengaja mendekati Joo Won sambil memperlihatkan baju barunya. Joo Won tersenyum mengejek. Sampah yang hendak dibuangnya adalah baju-baju lamanya. Ia membuka salah satu 'sampah baju' yang sama persis dengan yang dipakai Da Kyum. Da Kyum syok.
"Mengapa kau tak bisa memilih pakaian dengan baik?" ejek Joo Won. Lalu pergi dengan senyum kemenangan. Da Kyum limbung karena telah dipermalukan.


Da Kyum kesal setengah mati. Ia masuk ke kamar dan segera mencopot bajunya. Lalu menunduk sedih. 

Tiba-tiba Young Hee membuka pintu kamarnya. Melihat Da Kyum yang hanya memakai singlet, Young Hee kembali menutup pintu. Lalu perlahan membuka pintu lagi tanpa melihat ke arah Da Kyum. Da Kyum minta berhenti. Young Hee tertawa dan berkata kemana Da Kyum akan pergi jika berhenti kerja. Da Kyum masih keras kepala. Dengan enteng ia berkata akan mencari uang di bar. Young Hee mulai kesal. Ia menakut-nakuti Da Kyum. Da Kyum tak peduli.
"Aku adalah penerang jalanmu. Sampai sekarang kau belum mempunyai penerang jalan. Kau adalah cahaya merah. Kau masih muda. Tinggal disini dan tunggu...Di dalam rumah ini. Aku akan mengawasimu dan memberimu sinyal cahaya hijau, " bujuk Young Hee.

Da Kyum terdiam lalu menoleh pada Young Hee.
"Bukankah aku seksi, Kim Young Hee-sshi?"
Young Hee melongo. Memandang wajah Da Kyum dengan mimik kesal lalu membanting pintu. Di luar ia berteriak Da Kyum sama sekali tak seksi. Da Kyum cemberut.


Gun Woo kembali mencari nenek Choon Jak di Mall yang kemarin didatanginya. Namun kekecewaan harus ditelannya lagi. Nenek Choon Jak sudah mengundurkan diri tadi pagi dan kembali ke kampung halamannya. 


Soon Geum membeli ponsel baru. Ia menghubungi Gun Woo. Sayangnya ponsel Gun Woo tertinggal di kantor. Soon Geum mencoba lagi menghubunginya beberapa kali. Gun Woo yang sedang mencari nenek belum juga kembali ke kantor. Soon Geum berinisiatif mengirim SMS untuk memberitahu nomor ponselnya.


Young Hee bersantai di kantornya sambil membaca koran. Soon Geum datang. Young Hee yang melihat kemunculan Soon Geum segera bersembunyi di bawah meja. 

Staff Young Hee keluar. Soon Geum kesana untuk mengurus kepindahannya ke apartment barunya. Young Hee penasaran. Ia mengirim SMS ke staff-nya dan menyuruhnya bertanya apa Soon Geum akan tinggal sendirian disana. Soon Geum menjawab tinggal dengan 2 orang. Young Hee kembali mengirim SMS. Staff Young  Hee merasa keberatan karena harus bertanya apa Soon Geum tinggal dengan pria. Young Hee yang tak sabar memukul kaki staff-nya. Ia tersenyum senang saat Soon Geum berkata akan tinggal dengan wanita. 

Setelah Soon Geum pergi, Staff Young Hee menebak jika Young Hee menyukai Soon Geum.


Soon Geum pergi melihat apartment barunya. Ia tersenyum bahagia akhirnya impiannya terwujud untuk mempunyai hunian sendiri. Apartmentnya masih kosong. Soon Geum belum membeli perabotan rumah. 

Soon Geum menghubungi Shi Ah untuk datang ke apartmentnya. Shi Ah sangat takjub melihat besarnya apartment itu. Ia berkhayal kapan mereka bisa tinggal dirumah sebagus itu.
"Kita akan tinggal disini," ucap Soon Geum. "Tidak, tidak. Kau yang akan tinggal disini bersama Ji Min."
Shi Ah jelas terkejut. "Aku dan Ji Min...Disini?"
Soon Geum tak memberitahu Shi Ah bahwa apartment itu miliknya. Ia berkata jika majikannya pergi ke luar negeri dan apartement itu kosong. Jadi ia meminta izin pada majikannya untuk tinggal di apartement itu. Shi Ah sangat senang sampai melompat kegirangan.


Young Hee membuntuti Soon Geum. Setelah Shi Ah pulang. Ia menghampiri Soon Geum. Soon Geum terperanjat mendapati Young Hee ada disana.
"Sedang apa kau disini?" pancing Young Hee.
"Aku berkunjung ke rumah temanku," sangkal Soon Geum.

Tiba-tiba Young Hee menarik lengan Soon Geum dan mengajaknya ke dalam salah satu apartement yang diakuinya milik temannya. Padahal apartment itu belum berpenghuni. Young Hee menyuruh Soon Geum melihat isi apartment itu dan pemandangan diluar jendela. Soon Geum takjub melihat view-nya yang sangat indah.

Young Hee sengaja memancing Soon Geum agar membandingkannya dengan apartment miliknya. Tanpa sengaja Young Hee menekan saklar lampu. Lampu-lampu kristal di ruangan itu langsung menyala. Soon Geum terpukau dan berdiri di bawahnya. Ia mengajak Young Hee mendekat.
"Jika lampu ini rusak, bagaimana kau menggantinya?" tanya Soon Geum. "Pasti sangat mahal."
Young Hee terdiam sambil menatap wajah Soon Geum. Ia sudah yakin Soon Geum membeli apartment itu dengan uangnya sendiri.
Young Hee mengajak Soon Geum keluar.
"Kenapa? Masih ada beberapa hal yang belum aku mengerti," ucap Soon Geum tanpa sadar.


Hyun Joo menemui Nyonya Kang untuk meminta maaf sambil membawa kue. Nyonya Kang tak begitu saja menerima permintaan maafnya. Apalagi saat Hyun Joo memanggilnya teman. Ia makin murka.
"Apa yang kau inginkan, Ahjumma?"
"Yun Ju, kau masih mengingatku."
Nyonya Kang mencak-mencak nama aslinya disebut-sebut.

Flash Back.
Nyonya Kang muda aka Yun Ju berdoa di depan foto mendiang orang tuanya. Hyun Joo datang membawa banyak sesembahan. Mereka memakai seragam SMU yang sama. Yun Ju terharu dengan kebaikan Hyun Joo. Mereka berdoa bersama.
"Paman, Bibi. Meskipun dia tidak baik sepertiku. Tetapi Yun Ju sosok yang baik dan parasnya cantik. Izinkan aku mengirimnya ke Universitas Mei," doa Hyun Joo tulus.
Yun Ju malu mendengar doa sahabatnya. Hyun Joo meminta Yun Ju mengucapkan terimakasih pada mendiang orang tuanya. Yun Ju terlihat enggan. Dengan sedih ia bertanya mengapa harus mengucapkan terimaksih padahal mereka telah meninggalkannya. Hyun Joo kembali berdoa meminta orang tua Yun Ju mendatangi mimpi anaknya. Ia berkata Yun Ju sangat merindukan mereka. Yun Ju menangis.


Kembali pada Nyonya Kang.
"Jika aku menjadi kau. Aku akan berpura-pura tak mengenalku karena sangat memalukan."
"Aku minta maaf. Aku bersalah padaku karena orang lain. Bahkan jika kau senang bertemu denganku, aku akan hidup seperti ini. Mencari nafkah sebagai pembantu di rumah orang lain. Haruskah hal itu disembunyikan? Mereka yang tanpa perbedaan baru disebut teman. Seharusnya seperti itu."
Hyun Joo pergi, membawa kembali kue yang dibawanya. 


Soon Geum mengajak Tuan Hwang bertemu di bunker-nya. Tuan Hwang mengeluh karena Soon Geum selalu mengajaknya bertemu disana. Soon Geum berencana memindahkan semua uang itu ke apartmentnya. Tapi karena takut ada perampokan, ia mengusulkan menyimpan uangnya di rumah Tuan Hwang yang merupakan kepala gangster. Tuan Hwang tersinggung. Ia meminta Soon Geum berhenti memanggilnya dengan sebutan itu. Soon Geum ketakutan.

Tuan Hwang benar-benar marah. Ia keluar tanpa mempedulikan Soon Geum. Soon Geum mengejar dan menahan langkahnya. Soon Geum mengembalikan sapu tangan Tuan Hwang dari Nyonya Kang. Soon Geum menduga ada hubungan spesial antara Tuan Hwang dan Nyonya Kang. 

Mereka duduk bersama.
"Ahjussi, kau menyukai Madam kami?" tanya Soon Geum.
"Siapa yang bilang?" sangkal Tuan Hwang.
"Tidak ada, tapi seorang anggota gangster.."
"Aku bilang tidak!" seru Tuan Hwang.
Soon Geum tak butuh penyangkalan Tuan Hwang. Dari wajahnya saja, Soon Geum sudah bisa menebaknya. Perasaan Tuan Hwang sama sepertinya sekarang ini. Lalu ia memamerkan dua ponselnya pada Tuan Hwang.
"Aku ingin mencobanya," ucap Soon Geum tersenyum. 
Soon Geum berencana meneruskan penyamarannya menjadi Yoon Shi Ah.


Soo Geum pulang. Ia syok melihat baju 18 juta won-nya tergeletak di sofa. Baju itu baru saja diantar tukang laundry yang mengira milik Nyonya Kang. Nyonya Kang menyuruh Soo Geum menggantung baju itu di ruang wardrobe. Mendadak ia sadar memiliki 2 buah baju yang sama.

Takut ketahuan, terpaksa Soon Geum membawa baju itu ke ruang wardrobe Nyonya Kang. Ia menggantung baju itu dengan tangan gemetaran. Ia tak rela satu-satunya baju mahal yang dibelinya menjadi milik Nyonya Kang. Soon Geum jatuh lemas.


Thu mendapat kejutan. Saat ia membuka pintu, di depannya kue ulang tahun dengan lilin menyala telah menyambutnya. Para sahabatnya beriringan menyanyikan lagu ulang tahun.

Thu meniup lilin ulang tahunnya. Ia terharu dan sangat senang karena ternyata para sahabatnya tak melupakan hari ulang tahunnya. Mereka sepakat mengadakan pesta kecil di rumah Tuan Hwang karena kebetulan penghuni rumah sedang pergi. 


Gun Woo dan Young Hee minum-minum di kedai kaki lima. Gun Woo masih sedih karena tak berhasil menemukan nenek Choon Jak. Young Hee mengira nenek Choon Jak sengaja bersembunyi dari Gun Woo.  Gun Woo marah. Nenek tak mungkin menghindarinya karena sudah menganggap dirinya seperti cucunya sendiri. Lalu Gun Woo teringat pertemuannya dengan Shi Ah dan bercerita pada Young Hee dengan wajah berseri-seri. 


Thu mengucapkan terimakasih pada para sahabatnya atas kejutan yang diberikan padanya. Hyun Joo menanyakan baju baru yang di beli Da Kyum tempo hari karena belum melihat Da Kyum memakainya. Da Kyum bilang tak akan memakai baju itu. Soo Jung kesal. Itu sama saja pemborosan uang. Da Kyum berasalan baju itu model lama dan akan dipakainya untuk tidur. Ia berkata akan membeli baju yang lebih mahal.

Untuk menghilangkan stress, Da Kyum mengajak teman-temannya berkaraoke. Teman-temannya malah terlihat malas. Soon Geum merebahkan tubuhnya.
"Di depan mataku Madam Trophy mengambil baju 18 juta won-ku."
Da Kyum cs jelas terperanjat. Mereka tak percaya dengan ucapan Soon Geum.
"Maksudmu 1800 won, kan?" sahut Thu.
Mereka mengira Soon Geum mabuk dan berbicara sembarangan. 

Hyun Joo curhat mengenai masalahnya dengan Nyonya Kang. Soo Jung menasehati Hyun Joo untuk datang ke rumah Nyonya Kang dan meminta maaf duluan.
Hyun Joo mulai mabuk. Ia menunduk sambil mendekati Soo Jung.
"Unnie, kau bilang seharusnya aku meminta maaf dengan berlutut seperti ini?"
Soo Jung jengah. Ia berkata tak perlu berlebihan seperti itu. Hyun Joo berkata ia dan Madam Trophy tak jauh berbeda. Dengan sempoyongan Hyun Joo berdiri dan mulai menari.


Young Hee curhat mengenai gadis yang disukainya. Gun Woo tak menyangka gadis itu mampu membuat Young Hee stress. Young Hee juga tak percaya Gun Woo telah menemukan gadis idamannya. Mereka sepakat memanggilnya datang kesana. Lalu mereka tenggelam dalam ponsel masing-masing untuk menghubungi gadis mereka.


Di dalam kamar Soon Geum kedua ponselnya berbunyi bersamaan. Ia meninggalkan ponselnya. Young Hee menghubungi Soon Geum, sedangkan Gun Woo menghubungi Shi Ah. 


Para pembantu 1st Stress bersenang-senang. Mereka menari bersama diiringi musik. Soon Geum mengarahkan lampu senter seolah-olah mereka ada di lantai disko.

Da Kyum masuk ke kamar Joo Won. Ia melihat foto Joo Won bersama Young Hee dan Gun Woo. Dengan kesal ia menutup foto itu.
 


Nyonya Jang dan Boon Ja mendengar kebisingan di rumah keluarga Hwang. Mereka heran karena setahu mereka keluarga Hwang sedang bepergian. Karena penasaran mereka menyusup kesana. Di dalam Soon Geum mulai bergabung. Ia ikut menari bersama. Kemarahan Hyun Joo pada Nyonya Kang masih belum hilang. Ia berniat mendatangi Nyonya Kang. Teman-temannya segera menahannya. Mereka tak mau ada keributan lagi.


Soo Jung berusaha menenangkan Hyun Joo.
"Hyun Joo, kesabaran adalah kunci kemenangan. Ini bukan pertama kalinya mereka melakukan ini. Orang-orang memandang rendah kita. Menghina bagaimana kita hidup. Aku tak akan bertukar tempat dengan mereka. Bahkan jika mereka menginginkannya. Haruskah suami berbagi. Istri. Simpanan. Dan juga Madam Trophy. Dia menikah di usia muda. Anak tirinya sekarang 30 tahun. Jika kau benar-benar berpikir tentang itu, mereka lebih malang."
Hyun Joo tak mau dengar. "Aku tidak hanya menderita karena istrinya. Aku menderita karena simpanannya juga."
Boon Ja yang menguping sedari tadi meradang. Ia menerobos masuk bersama Nyonya Kang. Boon Ja mengambil aquarium kecil di dekat meja dan menyiram Da Kyum cs. 

Da Kyum cs syok. Mereka tak mengira kedua Nyonya Jang menguping percakapan mereka.
"Apa yang kau lakukan?" runtuk Da Kyum.
"Itu air kotor tentu saja aku menyiramnya pada kalian," seru Boon Ja murka.
Nyonya Jang ikut mengomel. Ia merasa terganggu dengan kebisingan yang dibuat mereka. Apalagi mereka melakukannya tanpa izin dari pemilik rumah. Ia marah karena mereka membicarakannya di belakang. Boon Ja juga menyemburkan kemarahannya.

Soo Jung mengalah dengan meminta maaf duluan. Ia tak mau keributan semakin panjang. Boon Ja tak mau menerima permintaan maafnya. Soo Jung terpaksa merendahkan diri dengan berlutut. Teman-temannya hanya bisa menahan tangis. Kedua Nyonya Jang pergi. Hyun Joo juga pergi bersama mereka. Soon Geum, Thu dan Da Kyum menguatkan Soo Jung.


Ponsel Young Hee berdering. Soon Geum menghubungi Young Hee duluan. Young Hee tampak gembira. Ia mengajak Soon Geum menemuinya dengan menagih 'hati' Son Geum. Soon Geum menolak karena baru saja banyak minum. Jadi hatinya tak bagus jika dimakan sekarang ini. Lalu ia mematikan sambungan telepon. Sementara itu, Gun Woo sedih karena Shi Ah tak menghubunginya. 


Setelah mengecek San di kamarnya. Soon Geum melihat ponsel milik Shi Ah. Di layarnya ada 1 missed call dari Gun Woo. Soon Geum tersenyum senang. Ia duduk di ruang wardrobe Nyonya Kang dan menghubungi Gun Woo. 
Gun Woo kegirangan saat Shi Ah menghubunginya. Gun Woo juga mengajak Soon Geum keluar. Soon Geum kembali menolak. Young Hee tahu gadis Gun Woo tak akan datang.  Karena gregetan, ia merampas ponsel Gun Woo ketika Gun Woo mengucapkan selamat malam dan memberi sebuah kecupan.

Di seberang sana wajah Soon Geum langsung memerah. Ia mengira Gun Woo yang memberinya sebuah ciuman jauh. 

Gun Woo melongo dengan tindakan Young Hee.
"Hyung, apa kau gila?" semburnya.
"Aku membantu hubunganmu agar selangkah lebih dekat. Seharusnya kau berterimakasih padaku," sahut Young Hee dengan tertawa puas.
Gun Woo tersenyum senang setelah tahu maksud Young Hee.


Gun Woo pulang. Soon Geum masih di bawah. Sepertinya ia sengaja menunggu Gun Woo pulang.
"Mengapa tak menyalakan lampu?" tanya Gun Woo melihat ruang tamu sudah gelap.
"Kau baru pulang?" sapa Soon Geum sambil senyum-senyum.
"Apa yang kau lakukan?" Gun Woo hendak naik ke atas.
"Tidak ada."

Gun Woo heran melihat sikap Soon Geum yang tidak seperti biasanya. Soon Geum menawarkan segelas air madu. Gun Woo semakin heran. 
"Tak perlu. Bagaimana kau tahu aku minum?"
Soon Geum sedikit salah tingah. Ia menjawab Gun Woo bau alkohol. Gun Woo meminta Soon Geum tak perlu khawatir dan menyuruhnya tidur. Soon Geum senyum-senyum lagi. Mengira Gun Woo perhatian padanya.
"Good night," ucap Soon Geum tiba-tiba.
Gun Woo terperangah. Wajah Soo Geum memerah. Ia salah tingkah dan bingung hendak pergi kemana. Gun Woo menghalanginya.

Gun Woo mengira Soon Geum mabuk. Soon Geum memegang pipinya yang memerah.
"Mengapa wajahmu sangat merah?"
"Mengapa kau membenciku? Padahal aku menyukaimu. Aku menyukaimu," ungkap Soon Geum berani. "Apa karena aku seorang pembantu? Karena aku pembantu di rumah ini?"
Gun Woo terdiam sambil menatap Soon Geum tajam. 



Mian....Mian...kalo lanjutan sinopsis Romance Town baru bisa diposting. Kemarin fokus buat nyelesein Autumn's Concerto dulu ditambah lagi kebanyakan bad mood, hehe...
Semoga bisa nyelesein sinopsis Romance Town dengan cepat. Di Korea sendiri drama ini udah kelar masa tayangnya dengan jumlah episode 20 (dugaanku salah, aku kira cuma 16 episode). Yo Wisslah tetep SEMANGAT!!! Aku lagi ngelirik drama Myung Wol The Spy. Drama barunya Eric Moon setelah come back dari Wamil. Kayaknya seru tentang agent spionase. Saingan Oh Ha Na di Secret Agent Miss Oh, hehe... Yang beda disini si agent digambarkan dengan keahlian yang mumpuni, jauh banget sama Oh Ha Na yang selebor. Kayaknya aku mau buat review-nya dulu. Thanks!

2 komentar:

  1. Fighting ya buat nyelesaikan sinopsis drama ini...

    BalasHapus
  2. setelah kmrn fkus sma AC,skrg gliran RT,ayo dikebuuutttt,mskpn dah tw akhrnya ttp za pngn bca snopsisnya,fighting Wi....^_^

    BalasHapus

Comment