Sabtu, 17 September 2011

Sinopsis Scent of A Woman Episode 6




Yeon Jae syok ketika mendapat surat tuntutan dari pengadilan. Im So Kyeong menuntut kompensasi atas batalnya konser Wilson. Nilai tuntutan itu sebesar 300 juta won. Ibu Yeon Jae langsung panik. Dari mana mereka mendapatkan uang sebesar itu. Yeon Jae menenangkan ibunya. Yeon Jae berbohong, pasti ada kesalahan dari pihak pengadilan. Yeon Jae meyakinkan ibunya jika dirinya tak pernah melakukan kesalahan.


Pagi hari Yeo Jae pergi ke Seojin Group mencari So Kyeong. Namun sayangnya So Keong sedang tak ditempat. So Kyeong tengah menghadiri acara penandatanganan MOU bersama keluarga besar Seojin dan Line Tour. So Kyeong dan Ji Wook bertindak sebagai perwakilan dari perusahaan masing-masing. Dua perusahaan itu melakukan kerjasama yang terfokus pada klien VVIP. 

Yeonn Jae datang. Ji Wook dan So Kyeong tengah memberi kata sambutan. Yeon Jae terlihat iri. Yeo Jae menunggu hingga acara selesai. Beruntung So Kyeong melihat kehadirannya. Yeon Jae meminta waktu bicara diluar.

Tanpa perlu berbasa-basi, Yeon Jae meminta So Kyeong menarik tuntutannya. Tentu saja So Kyeong menolak. So Kyeong merasa tuntutannya wajar. Ia banyak menderita kerugian akibat pembatalan konser Wilson, terlebih lagi masalah cincin Wilson yang hilang. Yeon Jae merasa motif So Kyeong hanya karena ingin balas dendam atas tamparannya. So Kyeong bersedia menarik gugatannya asal Yeon Jae mau berlutut dan memohon maaf padanya.
"Lututku menolak untuk berlutut seperti yang kau mau," tolak Yeon Jae tegas.
So Kyeong tertawa. "Tidak ada cara lain. Aku akan melihat berapa lama kau mampu bertahan didepanku."
"Baiklah. Kita akan bertempur sampai akhir. Aku pasti akan menang di pengadilan ini. Tidak ada alasan orang yang tidak bersalah kalah. Aku akan membiarkan orang tahu bahwa ada orang kaya mengerikan sepertimu," seru Yeon Jae.

Perdebatan mereka didengar oleh semua orang. Presiden Im marah melihat Yeon Jae berbicara keras pada putrinya. So Kyeong menjelaskan siapa Yeon Jae termasuk tuntutannya ke pengadilan. Presiden Kang memerintahkan anak buahnya mengusir Yeo Jae. Ji Wook langsung turun tangan. Mana tega Ji Wook melihat Yeon Jae diseret-seret keluar.
"Itu tak perlu. Sepertinya pembicaraan mereka sudah selesai. Lagipula, hari ini adalah hari baik," bela Ji Wook.
So Kyeong tak mau terlihat kalah di depan Yeon Jae. Ia membenarkan ucapan Ji Wook dan mengajak semua orang pergi dengan menggandeng lengan Ji Wook. Ji Wook serasa berat meninggalkan Yeon Jae. 


Presiden Im antusias menyambut rencana pertunangan antara Ji Wook dan So Kyeong. Ia membuatkan Ji Wook sebuah jas untuk acara pertunangan. Mereka sekeluarga pergi ke designer ternama. So Yoon, kakak So Kyeong menyindir wajah Ji Wook yang sepertinya tidak bahagia. So Kyeong menyembunyikan ketidaksenangan Ji Wook. Ia meyakinkan dirinya dan Ji Wook adalah pasangan berbahagia.
Di luar So Kyeong mengingatkan Ji Wook agar menunjukkan wajah bahagia sedikit saja, setidaknya di depan kakaknya. Ji Wook kesal karena hidupnya selalu diatur oleh orang lain. Bahkan tanggal pertunangannya saja sudah di rencanakan tanpa sepengetahuannya. So Kyeong merasa Ji Wook bersikap seperti itu karena Yeon Jae. Ji Wook masa bodoh dengan pandangan So Kyeong. Ia berlalu pergi


Ji Wook segera mencari pengacara untuk mendiskusikan kasus tuntutan itu. Menurut pandangan pengacara sangat jarang sebuah perusahaan melakukan tuntutan pada individu. Tentu hal ini akan menjadi masalah besar.


Yeon Jae juga pergi mencari pengacara untuk mencari perlindungan. Yeon Jae membeberkan cerita menurut versinya. Yeo Jae kembali menegaskan untuk masalah cincin bukan dirinya yang mencuri. Namun sayangnya Pengacara itu menolak menangani kasus Yeon Jae. Lagi-lagi So Kyeong menunjukkan kekuasaannya. Firma itu berencana bergabung dengan Seojin Group.


Ditengah kekalutannya Yeon Jae pergi ke tempat kerja ibunya. Yeon Jae membawakan makan siang. Ibunya masih mengkhawatirkan masalah gugatan hukum itu. Yeon Jae kembali menepis kekhawatiran ibunya.


Ji Wook kembali bertemu pengacara. Ia meminta pengacara itu membantu kasus Yeon Jae. Dengan reputasinya, Ji Wook berharap pengacara itu bisa membuat kesepakatan dengan Seojin Group. Pengacara itu menebak jika Ji Wook menyukai Yeon Jae. Ji Wook mengelak. Dia benar-benar meyakinkan jika dirinya tak punya hubungan dengan Yeon Jae. Pengacara itu mengerti. Ia meminta Ji Wook mengirim Yeon Jae ke firma hukumnya.


Ji Wook pergi ke kelas Tango. Ji Wook menunggu Yeon Jae di luar dengan gelisah. Tak sabar, Ji Wook menghubungi Yeon Jae. Tanpa Ji Wook tahu Yeon Jae sudah ada dibelakangnya.
"Dimana kau?" tanya Ji Wook.
"Aku dibelakangmu," jawab Yeon Jae.
Ji Wook menoleh, sedikit salah tingkah. Ji Wook memberitahu jika ia sudah mencari pengacara untuk membantu kasus Yeon Jae.
"Lee Yeon Jae-sshi, aku melakukan ini bukan karena aku mempunyai perasaan padamu. Tolong jangan salah paham padaku," tegas Ji Wook.
"Aku tidak akan salah paham padamu," sahut Yeon Jae.


Kelas Tango di mulai. Ramses dan Veronica mempraktekkan Salida, Argentina's Tango. Salida terdiri dari 8 step. Belum apa-apa Ji Wook sudah stress. Mereka mulai berlatih dengan partner masing-masing. Ji Wook memulainya dengan San Kom. Walhasil gerakan mereka sangat kacau. Ji Wook malah berusaha menghindari kaki San Kom. Veronica menegurnya. Dalam Tango sangat penting seorang pria menjadi pemimpin.

Ji Wook kembali menjadi partner Yeon Jae. Chemistry diantara mereka langsung terbangun. Ji Wook terlihat senang akhirnya bisa menguasai tarian itu.
"Lihatlah, aku bisa," pekiknya kegirangan.
"Kau sangat senang. Yang lain sudah bisa sejak pertama kali mencobanya. Kau telah mencobanya lebih dari 20 kali sebelum berhasil," kritik Yeon Jae, haha....


Di kantornya Eun Suk stress berat. Eun Suk teringat kembali cerita karangan Yeon Jae yang dibacarakan Junsu. Cerita itu bukan hanya karangan Yeon Jae belaka. Nyatanya Eun Suk memang menyukai Yeon Jae sejak kecil. Eun Suk masih menyimpan buku Anne of Green Gables yang pernah dipinjamnya dari Yeon Jae. Di dalam buku itu juga ada foto masa kecil mereka berdua.


Anggota kelas Tango menghabiskan malam bersama di bar. San Kom dan Soon Bin asyik menginterogasi Ji Wook.
"Aku staff perusahaan. Tinggal di Pyeongchang-dong. Tinggi 184 cm, berat 75 kg. Ukuran sepatuku 275. Toleransi alkohol, aku bisa minum sampai 5 botol. Aku tak punya hobi dan tak punya keahlian. Anak tunggal dalam keluarga. Apakah itu cukup?" ucap Ji Wook dingin.
Soo Bin terlihat malu. Ji Wook beralih menyimak cerita Yeon Jae. Yeon Jae membicarakan perlakuan buruk Manager Noh. Tak tahan dengan perlakuan managernya, Yeon Jae melemparkan surat pengunduran diri di depan wajah Manager Noh. Veronica berkomentar tindakan itu saja masih kurang. Orang seperti Manager Noh seharusnya dipukul setidaknya 10 kali, baru dirinya akan puas. Yeon Jae berjanji jika ada kesempatan, dia akan melakukan hal tsb.

Yeon Jae mengecek sisa uangnya di dompet. Uangnya tinggal beberapa lembar. Agar tak usah membayar tagihan, Yeon Jae berseru jika Ji Wook yang akan mentraktir mereka semua. Ji Wook tak bisa membatah. Ia terpaksa membayar tagihan ke kasir.


Ji Wook mengikuti Yeon Jae yang hendak menyeberang jalan. Yeon Jae berniat ke Hangang Park. Ji Wook berdiri disamping Yeon Jae.
"Mengapa kau bilang aku akan mentraktir kalian?" protes Ji Wook.
"Kau kaya dan kau banyak uang. Kenapa, kau merasa itu adalah pemborosan?" jawab Yeon Jae.
"Tulis nomor telepon pengacara," seru Ji Wook mengingatkan Yeo Jae.
Yeon Jae agak mabuk. "Aku masih ingin bermain."

Di Hangang Park, Yeon Jae berjalan menuju kolam renang umum. Ji Wook langsung tahu pikiran gila Yeon Jae.
"Kau tidak berpikiran untuk berenang sekarang, kan?" tanyanya ngeri.
"Itu rencana yang ingin kulakukan," ucap Yeon Jae.
Yeon Jae melemparkan tasnya pada Ji Wook, membuka sepatu, merentangkan tangannya, menghirup udara malam lalu terjun ke kolam renang. Ji Wook cuma pasang tampang bengong melihat kenekatan Yeon Jae (gak kebayang tuh dinginnya air kolam. udah kayak es kali ya).
"Apa kau sudah gila?" teriak Ji Wook.
"Apa yang aku inginkan, pasti akan kulakukan semuanya," jawab Yeon Jae.


"Apa kau ingin berenang juga?" tanya Yeon Jae.
Ji Wook langsung geleng-geleng kepala. Yeon Jae mendekat ke tepian kolam. Ia meminta Ji Wook membantunya naik ke atas. Ji Wook mengangkat tubuh Yeon Jae. Tapi itu hanya siasat Yeon Jae untuk menceburkan Ji Wook ke kolam renang. Awalnya Ji Wook marah. Namun akhirnya menikmatinya dengan bermain perang air bersama Yeon Jae.

Ji Wook dan Yeon Jae basah kuyup. Mereka duduk di pinggir kolam.
"Apa kau masih ingat, ketika di Okinawa? Saat itu aku sangat senang," ucap Yeon Jae.
"Apa kau tahu kau itu orang yang sangat aneh? Hidupmu pasti tidak pernah membosankan. Kau melakukan apapun yang kau inginkan, " komentar Ji Wook. Berbeda dengan nasibnya. Ji Wook selalu menuruti perintah ayahnya.
"Dulu aku selalu menahan apa yang aku inginkan. Tapi sekarang aku tidak mau seperti itu. Aku merasa akan menyesalinya. Jika aku melakukannya besok, aku berpikir mungkin tidak akan ada hari esok."
Ji Wook menunjukkan arlojinya. Hari ini sudah berganti satu jam yang lalu. Yeon Jae tertawa.

"Apa kau sama sekali tak mengkhawatirkan gugatan hukum?" tanya Ji Wook.
"Aku memutuskan untuk tak khawatir. Aku berpikir bahwa aku tak perlu mengkhawatirkannya. Aku percaya tak akan ada sesuatu yang terjadi. Kenapa? Karena aku tak bersalah. Membuang-buang waktuku untuk hal seperti ini membuatku marah."
"Pergilah temui pengacara besok. Dia orang yang bisa kau percaya," pinta Ji Wook.
"Kang Ji Wook-sshi, apa kau menyukaiku?" todong Yeon Jae tiba-tiba.
"Bagaimana mungkin?" sangkal Ji Wook. 
"Baiklah, jangan hiraukan aku. Mulai sekarang, kau tak perlu datang ke kelas Tango. Jika bukan untuk melihatku...dan kau benar-benar ingin belajar Tango, kau bisa melakukannya dengan les privat. Dengan uangmu, kau bisa melakukannya dengan cara itu." putus Yeon Jae. Ji Wook termangu.

Yeon Jae mengajak Ji Wook pergi. Ji Wook marah. Ia menarik lengan Yeon Je.
"Apa maksudmu? Kau membuatku merasa tak nyaman," tuntut Ji Wook.
"Sebelum aku mati, aku berpikiran akan bagus jika aku bisa berkencan denganmu. Itulah mengapa aku berpikiran untuk merayumu," beber Yeon Jae. Airmata Yeon Jae tumpah.
"Ji Wook tertawa miris. "Jika kau merayuku, apa kau pikir aku akan jatuh cinta padamu? Karena alasan apa? Siapa kau?" runtuk Ji Wook.
"Karena itulah aku berpikiran untuk menyerah. Untuk pertunanganmu, selamat!" ucap Yeon Jae.
Ji Wook melepaskan tangan Yeon Jae. Yeon Jae berlalu pergi. Mata Ji Wook berkaca-kaca.


Ji Wook dipanggil Presiden Kang. Ayahnya sudah tahu jika Ji Wook mencari pengacara untuk membantu Yeon Jae. Ji Wook beralasan merasa bertanggung jawab karena Yeon Jae mantan staff di Line Tour. Presiden Kang meminta Ji Wook tak mengurusi masalah itu lagi. Konsentrasi Ji Wook hanya untuk So Kyeong, wanita yang akan dinikahinya.
"Aku mengerti. Wanita mahal di negera ini adalah Im So Kyeong," ucap Ji Wook patuh.
Presiden Kang memberikan tiket pertunjukan opera. Ia menyuruh Ji Wook menontonnya bersama So Kyeong.


Yeon Jae pergi ke pengadilan meminta advise untuk kasus hukumnya. Yeon Jae pulang larut malam. Ia menghubungi Hye Won dan curhat padanya. Hye Won kurang menyimak ceritanya. Ternyara Hye Won sedang kencan buta. Yeon Jae kembali curhat pada Malbok, anjing peliharaan Kakek pemilik rumah. Kakek keluar untuk memberi makan Malbok. Seperti biasa Kakek marah-marah Yeon Jae menyentuh anjing miliknya.

Kakek berbicara dengan Malbok. Yeon Jae mendengar Kakek berniat menyembelih Malbok dan memakannya pada musim panas. Hari itu jatuh satu minggu lagi. Yeon Jae tak bisa tinggal diam. Setelah Kakek masuk rumah, Yeon Jae segera membebaskan Malbok. Kakek panik saat tahu Malbok menghilang. Ia berlari mengejar ke jalanan. Yeon Jae segera bersembunyi menghindari kejaran Kakek.


Eun Suk stress. Malam ini akan ada perjamuan pelepasan Dokter Lee yang akan berangkat ke Texas menggantikan posisinya semula. Tentu saja Eun Suk tak berminat untuk hadir. Di depan lift, Eun Suk diselamatkan oleh telepon dari Yeon Jae. Yeon Jae mengajaknya bertemu. Bahkan Yeon Jae berencana berkunjung ke rumahnya. 


Eun Suk salah tingkah menunggu kedatangan Yeon Jae. Yeon Jae datang tak seorang diri. Ia membawa hadiah untuk Eun Suk. Malbok, anjing yang baru saja dibawanya kabur. Yeon Jae memohon agar Eun Suk bersedia menampung Malbok untuk semetara waktu. Yeon Jae tak tahu lagi akan membawa Malbok kemana. Yeon Jae merasa nasib Malbok sama dengannya, menunggu kematian. Hanya bedanya sisa umur Malbok tinggal seminggu lagi.


Ji Wook tak bisa membuang Yeon Jae dari kepalanya. Ketika mandipun, bayangan Yeon Jae masih memenuhi kepalanya (bayangan Ji Wook ketika mandi masih memenuhi kepala saya, haha...). Ji Wook frustasi hubungan mereka 'putus'.


Yeo Jae berniat mentraktir Eun Suk diluar. Tapi Eun Suk tak yakin meninggalkan Malbok sendirian di rumah. Eun Suk menawarkan diri memasak untuk Yeon Jae. Ketika di dapur Eun Suk sama sekali tak ingin diganggu. Ia menolak bantuan Yeon Jae. Eun Suk lebih suka Yeon Jae duduk manis menunggunya.

Yeon Jae melihat buku-buku di lemari Eun Suk. Yeon Jae menemukan buku Anne of Green Gables. Yeon Jae masih mengenali jika buku itu miliknya yang pernah dipinjam Eun Suk. Yeon Jae mengira bukunya hilang. Yeon Jae membuka-buka buku itu. Eun Suk menahan nafas. Yeon Jae masih ingat sepenggal dialog dalam buku itu.
"Eliza berkata, dunia tak seperti yang kau pikirkan. Tak ada yang tahu, dunia benar-benar indah. Karena itu akan memberimu kejutan."

Sebelum Yeon Jae menemukan foto masa kecil mereka, Eun Suk menarik buku itu dari tangan Yeon Je. Makanan telah siap.

Yeon Jae memuji masakan Eun Suk.
"Seharusnya kau jangan menjadi dokter, kau harus menjadi Chef."
Eun Suk tertawa. Yeon Jae bercerita jika dirinya sedang belajar Tango. Yeon Jae tertarik pada Tango ketika dalam perjalanan liburan setelah divonis kanker. Ketika itu Yeon Jae merasa sangat sedih. Yeon Jae melihat sepasang orang tua tengah menari Tango dipinggir pantai. Setelah mencobanya, Yeon Jae merasa sangat hangat dan nyaman. Yeon Jae mengajak Eun Suk belajar Tango. Eun Suk langsung menolak.
"Kau terlihat tak punya bakat. Tariannya juga mengerikan." Yeon Jae malah teringat Ji Wook.

Eun Suk mengantar Yeon Jae sampai ke halte bus. Eun Suk mengingatkan Yeon Jae untuk check up minggu depan. Pulang ke rumah Eun Suk mencoba bermain dengan Malbok. Faktanya ternyata Eun Suk alergi bulu anjing. Eun Suk bersin-bersin.


Ji Wook mencoba bersenang-senang dengan pergi ke bar bersama beberapa teman prianya. Teman Ji Wook membawa wanita untuk teman kencan. Ji Wook meminta salah satu wanita itu duduk di dekatnya. Ji Wook minum-minum. Namun hal itu tak membuat hatinya membaik. Alkohol dan wanita sama sekali tak bisa menghilangkan kegundahannya. Ji Wook memutuskan pergi.


Pagi-pagi Kakek melabrak Yeon Jae. Kakek menuduh Yeon Jae yang telah membawa kabur Malbok. Yeon Jae jelas tak mengaku. Yeon Jae dan ibunya mempersilahkan Kakek menggeledah isi rumah mereka. Kakek stress tak menemukan Malbok disana.


Yeon Jae kembali mendapatkan masalah. Yeon Jae tak bisa mengambil uangnya di mesin ATM. Mengira kartu ATM-nya rusak, Yeon Jae pergi ke bank. Disana ia pun tak bisa mengambil uangnya secara langsung. Teller mengatakan jika account Yeon Jae telah dibekukan. Alasannya Yeon Jae sedang mendapat masalah hukum. Jadi untuk sementara waktu account-nya dibekukan sampai kasus hukumnya selesai. Tentu saja So Kyeong ada dibalik semuanya.


Ji Wook menghubungi pengacaranya. Ia mencabut semua bantuan untuk Yeo Jae. Selain mendapat ancaman dari ayahnya, Yeon Jae telah menyakiti hatinya. Yeon Jae sendiri sepertinya juga enggan menerima bantuannya. Setelah itu Ji Wook menghubungi So Kyeong untuk mengajaknya menonton pertunjukan opera. Ji Wook akan pergi menjemput So Kyeong.


Tak tahu lagi harus mengadu kemana, Yeon Jae terpaksa menghubungi Ji Wook. Ji Wook yang sudah memutuskan tak akan membantu Yeon Jae lagi terkejut mendapat telepon Yeon Jae yang tiba-tiba. Yeon Jae minta bertemu untuk membicarakan beberapa hal. Ji Wook menyuruh Yeon Jae datang ke rumahnya. Ji Wook memberikan alamat rumahnya. Ia segera memacu mobilnya pulang.


Tahu Yeon Jae akan bertandang ke rumahnya, Ji Wook blingsatan. Ji Wook segera menata rumahnya sedemikian rupa. Memenuhi meja ruang tamu dengan beberapa buku. Lalu sibuk mencari baju yang akan dipakainya (haha, orang yang lagi jatuh cinta emang tingkahnya aneh2 ya...)


Bel berbunyi. Ji Wook yang mengira Yeon Jae sudah datang segera berlari ke arah pintu. Tanpa diduga tamu yang datang malah So Kyeong. So Kyeong berinisiatif datang sekalian membawakan jas pemberian Presiden Im. Ji Wook pasrah.

Ji Wook bergegas masuk ke kamarnya. Ia menghubungi Yeon Jae untuk membatalkan janjinya. Ji Wook meminta Yeon Jae pulang. Ji Wook terlihat kecewa pertemuannya dengan Yeo Jae terpaksa batal.


Yeon Jae tak mengindahkan ucapan Ji Wook. Ia tetap nekat mendatangi rumah Ji Wook. Melihat lampu rumah Ji Wook yang masih menyapa, Yeon Jae yakin Ji Wook ada di dalam rumah. Yeon Jae berniat mengirim pesan pada Ji Wook. Berulang kali Yeon Jae mengedit isi pesannya mencari kata-kata yang pas. Belum juga mengirim pesan, Ji Wook tampak keluar rumah. Spontan Yeon Jae bersembunyi di balik pohon. So Kyeong berjalan disamping Ji Wook. Akhirnya Yeon Jae tahu mengapa Ji Wook membatalkan janji mereka.
Ji Wook membukakan pintu mobil untuk So Kyeong. Ketika akan masuk ke mobil, Ji Wook memergoki Yeon Jae yang bersembunyi dibalik pohon. Yeon Jae juga melihatnya. Sejenak mereka saling bertatapan. Lalu Ji Wook pergi tanpa mempedulikan Yeon Jae.

Ji Wook dan So Kyeong masuk ruang pertunjukan opera. Ji Wook gelisah. Ia sama sekali tak berminat menonton pertunjukan itu. Sedari tadi hanya arloji yang dilihatnya. Sudah tak tahan, Ji Wook bangun dan langsung melangkah keluar tanpa berpamitan pada So Kyeong. So Kyeong terkejut dengan tindakan Ji Wook yang tiba-tiba.


Ji Wook marah. Entah pada dirinya sendiri, Yeon Jae, So Kyeong atau situasinya yang terjepit. Ji Wook segera memacu mobilnya kembali ke rumah. Sesampainya di rumah, ternyata Yeon Jae masih menunggunya. Yeon Jae telah menunggu selama 3 jam. Ji Wook semakin marah melihat Yeon Jae. 
Yeon Jae mendekat. Ia mengutarakan maksud kedatangannya. Yeon Jae menceritakan semua kesusahannya akibat perbuatan So Kyeong. Setelah mendapat surat tuntutan, Yeon Jae harus menerima bahwa 2 buah account-nya di bank telah dibekukan tanpa sebab. Yeon Jae mengaku hanya memiliki uang cash sebesar 10.000 won.
"Apa kau ingin meminjam uang dariku?" tanya Ji Wook.
"Bukan seperti itu maksudku," elak Yeon Jae.

Yeon Jae meminta tolong Ji Wook agar berbicara dengan So Kyeong. Jika Ji Wook berbicara baik-baik mungkin So Kyeong akan memahami penderitaan Yeon Jae. Ji Wook malah marah.
"Bukankah sebelumnya kau mengatakan agar kita tak perlu bertemu lagi, tapi kau berdiri disini sampai tengah malam. Apa alasanmu menginginkanku bicara dengannya? Karena seorang wanita. Apa ada keuntungan jika meminta bantuan dari seorang pria? Untuk memunculkan simpati dan naluri perlindungan. Untuk semua itu, kan?" runtuk Ji Wook.
Yeon Jae membisu. Ji Wook menelepon Sang Woo, memerintahnya mentransfer uang sebesar 300 juta won ke rekening Yeon Jae.
"Apa yang kau lakukan?" seru Yeon Jae.
"Bukankah kau sudah mendengarnya? Aku memberimu 300 juta won. Dengan uang itu, tak peduli account-mu dibekukan, seharusnya kau bisa mengakses uangmu. Kau tak perlu berterimakasih padaku," ucap Ji Wook.
"Kapan aku pernah bilang meminjam uangmu?" Yeon Jae tersinggung dengan tindakan Ji Wook. "Aku hanya meminta bantuanmu untuk berbicara dengan wanita itu."
"Bukankah sama saja. Uang itu bisa menyelesaikan masalahmu," sahut Ji Wook.
"Memberiku uang secara langsung, apa kau tahu apa artinya? Itu sama saja seperti aku mengakui bahwa aku mencuri cincin itu. Kau berpikir memberiku uang dapat menyelesaikan semua masalah? Apa aku tak perlu mengembalikan uang itu?" teriak Yeon Jae.
"Kau tak perlu mengembalikannnya. Jangan gunakan uang itu sebagai alasan untuk menggangguku! Aku tak ingin berhubungan dengan wanita sepertimu. Ini adalah yang aku harapkan. " Ji Wook ikut berteriak.

Yeon Jae tersinggung dengan ucapan Ji Wook. Tangannya melayang hendak menampar Ji Wook. Dengan sigap Ji Wook menangkap tengan Yeon Jae. Ji Wook menatap Yeon Jae dengan kilatan kemarahan di wajahnya.
"Ambil uang ini dan pergilah. Dan jangan muncul di depanku lagi. Karena kau, aku menjadi gila!!" usir Ji Wook.

9 komentar:

  1. Lnjuuutkan recapsnyaaa,,^^

    BalasHapus
  2. horreee...Ga nyangka udah kluar lgi sinopsisnya,TOP deh...lanjutkan..^_^

    BalasHapus
  3. asyikk lanjutin ya sinopnya... aq tunggu kelanjutannya...tapi jangaan lama-lama ya mbak... hehehe... @_@

    BalasHapus
  4. yang semangat ya , mbak dewi
    aku tunggu sinopsis berikutnya
    o...ya lanjutin juga ya
    romance town wp 11 ampe selesai

    BalasHapus
  5. Hahahahahha kang ji woookk gengsiaan dehh..

    BalasHapus
  6. salam kenal......saya berkunjung di blognya febri.....senang dng sinopsisnya

    BalasHapus
  7. siippp bangettt neh sinopsis nya,berasa kaya uda nonton dramanya,,,

    BalasHapus
  8. Ji wook udah mulai jatuh cinta nih, dan aku jg mulai jatuh cinta sama ji wook oppa^^

    BalasHapus
  9. Ji wook oppaaaaaaaaaaaaaaaaa, semalaman mimpi km, km mirip mantan pacarku yg paling kusayang,hikss

    BalasHapus

Comment