Kamis, 01 September 2011

Sinopsis Romance Town Episode 9

'Shi Ah' datang menjenguk Gun Woo yang terbaring di rumah sakit. Ia mengakui semua perasaannya pada Gun Woo, baik sebagai Soon Geum maupun Shi Ah. 

Gun Woo meminta bantuan Soon Geum membuka perban dikepalanya. Soon Geum mendekat. Mereka duduk berhadapan.
"Sekarang kau boleh menutup matamu," ucap Gun Woo.
"Sungguh? Mungkin aku akan membayangkan sesuatu yang aneh. Aku akan..."
Ucapan Soon Geum terpotong saat Gun Woo mendekati wajahnya. Perlahan Gun Woo mengecup bibir Soon Geum.


Sementara itu Young Hee tengah berjalan menuju kamar Gun Woo. Ia baru saja membeli dua bungkus snack yang diminta Gun Woo. Young Hee membuka pintu kamar. Di dalam Gun Woo masih 'berkutat' dengan Soon Geum. Insting Young Hee menuntunnya untuk menutup pintu kembali. Ia tak mau mengganggu pekerjaan penting yang sedang dikerjakan Gun Woo. Di luar ia senyum-senyum sendiri. Young Hee tak mengenali Soon Geum karena posisi tubuh Soon Geum membelakangi pintu.

Seorang suster datang. Suster itu hendak memeriksa Gun Woo. Young Hee melarang suster itu masuk. Sebagai sogokan Young Hee memberinya sebungkus snack yang dibawanya.


Kembali ke dalam. Gun Woo dan Soon Geum terlihat salah tingkah. Soon Geum menawarkan air minum. Saat Soon Geum hendak bangun, Gun Woo menahannya.
"Tidak...aku tidak ingin minum. Lakukan saja pekerjaan yang biasa kau kerjakan. Tinggallah disisiku." Gun Woo menahan tangan Soon Geum. Soon Geum tersipu malu. Ia meminta Gun Woo berhenti menatapnya.

Gun Woo meminta Soon Geum kembali menjadi Patung Liberty. Soon Geum menuruti keinginannya. Gun Woo bangun. Ia mengambil tabung infus dan memberikannya ke tangan Soon Geum yang teracung.
"Sekarang, aku mulai menyukai kalian berdua. Oleh karena itu, aku mendeklarasi bahwa aku memacari kalian berdua. Pembantuku dan Patung Liberty ini," ucap Gun Woo.
Soon Geum tersenyum. Gun Woo meminta Soon Geum tak menyembunyikan apapun darinya. Ia tak mau Soon Geum berbohong lagi padanya. Soon Geum tersenyum.


Young Hee menunggu sambil tiduran di bangku tunggu. Soon Geum keluar dari kamar Gun Woo. Young Hee bangun lalu memandangi Soon Geum yang berdiri di depan lift. Soon Geum panik melihat Young Hee yang tengah menatapnya. Ia takut Young Hee mengenalinya. Tapi berkat penampilan 'Shi Ah' Young Hee tak mengenali Soon Geum. Ia mengira Soon Geum adalah wanita yang sering dibicarakan Gun Woo. Young Hee memuji kecantikan Soon Geum.

Young Hee masuk ke kamar Gun Woo.
"Aku melihatnya. Wanita yang kau ceritakan itu. Dia sangat cantik, Gun Woo!" ucap Young Hee sambil menepuk bahu Gun Woo.
Gun Woo bengong. "Cantik?"
"Dia lebih cantik dibandingkan semua wanita di 1st Street. Dimana sebenarnya kau bertemu dengannya?" tanya Young Hee penasaran. "Namanya Yoon Shi Ah. Shi Ah...."

Young Hee benar-benar dibuat penasaran dengan sosok Shi Ah. Dia memberondong Gun Woo dengan banyak pertanyaan.
Gun Woo menatap Young Hee lalu menjawab dalam hati "Nenek dan Ibunya, keduanya adalah pembantu. Dia berasal dari keluarga pembantu. Dan sekarang dia adalah pembantuku. Kami bertemu di rumahku. Dia tinggal di rumahku. Namanya Noh Soon Geum. Seorang wanita yang tanpa uang. Sekarang puas, Hyung!"
Gun Woo tertawa. 


Soon Geum senyum-senyum sendiri di dalam bus. Hatinya tengah berbunga-bunga. Di dalam bus hanya ada Soon Geum yang menjadi penumpang. Ia duduk di bangku paling belakang. Soon Geum merasa sedang naik sebuah taksi yang besar. Saking gembiranya Soon Geum sampai teriak-teriak pada supir bus.
"Ahjussi, antarkan aku ke 1st Street, Cheongdam-dong No. 17. Setelah persimpangan, ada rumah besar disana. Tolong ke rumah Kang Gun Woo!"
Supir taksi geleng-gelang kepala. Ia bertanya pasti Soon Geum sedang bahagia.
"Aku merasa lebih bahagia dibandingkan memenangkan hadiah lotre pertama," seru Soon Geum.


Soon Geum mengirim SMS pada Gun Woo. Young Hee ingin tahu. Gun Woo bertanya pada Soon Geum apakah mereka perlu mempublikasikan hubungan mereka pada Young Hee. Soon Geum melarangnya. Soon Geum merasa waktunya belum tepat. 


Soon Geum bertemu dengan Young Hee di jalan. Young Hee memaksa Soon Geum masuk ke dalam mobil dan mengajaknya makan malam bersamanya. Young Hee membawa Soon Geum ke sebuah hotel. Disana dipajang lukisan karya kakek Young Hee. Young Hee memamerkannya pada Soon Geum. Soon Geum kagum melihat lukisan kakek Young Hee yang berukuran besar. Young Hee salah sangka. Ia mengira Soon Geum juga menyukainya. Soon Geum buru-buru bilang bahwa sudah ada pria yang disukainya. Ia berpamitan pulang.

Young Hee tak percaya begitu saja ucapan Soon Geum. Ia menginterogasi tentang pria yang disukai Soon Geum.
"Apa yang dikerjakan pria ini untuk hidupnya?" tanyanya.
"Dia menghasilkan uang," jawab Soon Geum.
"Apa sebanyak aku?"
"Dia tak menghasilkan uang sebanyak yang kau. Tapi jika ini alasanku menyukai seseorang sepertimu, apakah kau akan senang?" tanya Soon Geum mulai kesal.
Young Hee menggeleng. Tentu saja dia tidak senang. Soon Geum memutar tubuhnya hendak pulang. Young Hee menahannya. Ia meminta maaf.
"Aku merasa wanita yang bisa mengatakan tidak adalah wanita yang mempesona. Aku minta maaf. Awalnya aku pikir kau wanita yang mudah menerima umpan. Aku pikir jika aku mengulurkan tanganku, kau akan segera menangkapku. Dan kau tak akan pernah mengatakan tidak atau aku tak menyukaimu. Aku terlalu percaya diri."
Soon Geum minta diantarkan pulang. Ia kembali menegaskan sudah menolak Young Hee. Young Hee tertawa.
"Ini sungguh membingungkan. Wanita yang sudah menolakku, tapi masih menginginkan tumpangan dariku. Kau yang pertama kali. Kau benar-benar langka."
Soon Geum berbalik. Ia menatap Young Hee jengkel. Soon Geum mengaku lebih bingung dengan sikap Young Hee yang tiba-tiba mengajaknya ke hotel dan mentraktirnya makanan mahal serta mengenalkannya pada kakeknya. Padahal Soon Geum merasa belum terlalu mengenal Young Hee. Soon Geum menganggap Young Hee sebagai majikan dari teman pembantunya. Ia meminta sebaiknya mereka melupakan hal ini dan berpura-pura tak pernah terjadi.


Gun Woo mendapat telepon dari nenek. Saking terkejutnya Gun Woo sampai terjatuh dari ranjang. Hal pertama yang ditanyakan Gun Woo adalah kenapa nenek meninggalkannya lagi. Nenek berkata jika ia tak ingin menjadi pembantu lagi. Tubuhnya sudah tua. Nenek hanya ingin menikmati hidupnya.
"Lagipula pembantu yang sekarang, aku menyukainya," ucap nenek.
"Bagaimana bisa kau mengenal pembantu kami yang sekarang?" tanya Gun Woo bingung.
"Bukankah kau datang bersama-sama mencariku?" Nenek senyum-senyum. "Pembantu itu sudah menyukaimu selama 3 tahun. Bukankah kau selalu menerima surat cinta ketika kau di tinggal New York? Dia sungguh mencintaimu sepenuhnya."
"Apa yang kau bicarakan?" Gun Woo tak mengerti maksud nenek. Nenek hanya tersenyum.


Setelah meminta tumpangan, Soo Jung dan Hyun Joo mengajak Tuan Hwang minum-minum di sebuah kedai. Soo Jung mulai mabuk. Ia membuat ulah dengan memaksa menyuapi Tuan Hwang mentimun. Tuan Hwang menolak karena sungkan. Saos ketimun malah mengenai pipinya. Hyun Joo merasa malu dengan ulah temannya. Ia membantu membersihkan pipi Tuan Hwang. 
Tak sampai disitu saja ulah Soo Jung. Ia membeberkan semua rahasia Thu. Ia berkata Thu diam-diam memakai pestisida pada kebun organik Tuan Hwang. Hyun Joo hanya melongo. Diluar dugaan ternyata Tuan Hwang sudah tahu.


Salah satu dari perampok yang menyusup ke rumah keluarga Kang dihajar habis-habisan oleh anak buah Tuan Hwang. Mereka khawatir perbuatan perampok itu merusak nama baik Tuan Hwang. Perampok itu mengaku tak jadi mencuri tiket lotre melainkan Min Guk (a.k.a Geun Bae).


Tuan Hwang dihubungi anak buahnya. Melihat Soo Jung yang semakin mabuk, Tuan Hwang tak menjawab teleponnya. Mereka membawa Soo Jung pulang. Di jalan Soo Jung kembali berulah dengan memuntahi mobil Tuan Hwang.


Gun Woo memberikan semua uang yang diperolehnya dari mengajar San untuk nenek Choon Jak. Gun Woo meminta nenek berjanji agar tak menghilang lagi. Nenek terharu. Mereka saling berpelukan.


Young Hee pulang dan langsung naik ke tempat tidur. Young Hee patah hati. Hanya melihat wajah kusut Young Hee saja Da Kyum tahu bahwa ia baru saja ditolak oleh seorang wanita. Da Kyum berkomentar jika hal itu bagus.


Nyonya Kang menyambut kepulangan Soon Geum. Ia memberitahu Soon Geum jika polisi baru saja datang untuk memeriksa rumah mereka. Soon Geum panik. Ia buru-buru masuk ke kamarnya. Kamar Soon Geum belum dirapikan. Kardus uangnya yang dicuri perampok masih berserakan dilantai. Nyonya Kang ikut masuk ke kamarnya. Soon Geum segera menyembunyikan kardusnya. Nyonya Kang heran para perampok itu tak mengambil barang-barang miliknya malah mereka masuk ke kamar pembantu.
"Apa kau kehilangan sesuatu?" tanya Nyonya Kang.
Soon Geum langsung menggeleng. "Tidak ada."
Nyonya Kang semakin heran karena setelah berkelahi dengan Gun Woo tak ada satupun barang yang dicuri. 

Setelah Nyonya Kang pergi, Soon Geum baru meratapi semua uangnya yang dicuri. Perampok itu hanya menyisakan selembar 50.000 won.
"Mengapa hanya uangku yang dicuri? Aku akan menghancurkan kalian berdua!!" runtuk Soon Geum penuh dendam.



Tengah malam Min Guk datang ke MH. Ia berniat menukarkan tiket lotre yang dicurinya dari rumah keluarga Kang. Tak sabar menunggu hari esok, Min Guk memilih menginap di depan kantor MH. Ia sudah membayangkan menjadi orang kaya dengan menerima uang 14 milyar.


Tuan Kang belum menyadari bahwa tiket yang dimilikinya telah ditukar dengan tiket lotre palsu. Tuan Kang menghubungi Tuan Hwang. Tuan Kang mengajak bertemu di bank. Tuan Kang mencurigai Tuan Hwang yang telah mengirim perampok kemarin malam ke rumahnya.


Tepat jam 9 pagi saat MH dibuka, Min Guk bergegas masuk. Tiba-tiba segerombolan anak buah Tuan Hwang menyergap Min Guk. Tuan Hwang muncul. Tanpa basa-basi Tuan Hwang meminta tiket lotre yang telah dicurinya dikembalikan. Min Guk ketakutan.


Soon Geum dan Young Hee mengantar kepulangan Gun Woo dari rumah sakit. Young Hee menyarankan Soon Geum duduk di depan mengingat kaki Gun Woo yang di gips. Soon Geum agak keberatan. Ia tak ingin memberikan harapan lagi untuk Young Hee. Ia tetap memaksa duduk di kursi belakang. Gun Woo tersenyum senang dengan keputusan Soon Geum. Gun Woo masuk ke dalam mobil. Benar saja. Soon Geum kesulitan duduk ketika Gun Woo meluruskan kakinya.


Young Hee kembali meminta Soon Geum duduk di depan. Soon Geum mengalah. Ia keluar. Berjalan memutari mobil. Young Hee bersiap membukakan pintu. Namun Soon Geum melewatinya dan malah duduk di sebelah Gun Woo.
"Bukankah ini lebih baik?" ucap Soon Geum berhasil mengakali Young Hee. 
Gun Wo tersenyum. Young Hee terlihat keki. 

Sebelum pulang ke rumah Gun Woo mengajak Young Hee dan Soon Geum makan malam diluar. Mereka makan sashimi di restoran mahal yang harga sepotong daging saja 20.000 won. Soon Geum syok.
Gun Woo gelisah. "Kenapa kita harus makan di restoran mewah?"
"Bukankah ini pertama kali buatmu?" tanya Young Hee pada Soon Geum sambil menaruh sepotong daging di piring Soon Geum. "Aku datang kesini karena aku ingin Soon Geum makan daging yang lezat. Sudah dari dulu," sindir Young Hee karena kemarin tak jadi makan malam dengan Soon Geum.
"Dari dulu? Sejak kapan?" Gun Woo tak paham.
"Tiga tahun yang lalu," jawab Young Hee.
"Tapi seperti 3 hari yang lalu." Soon Geum balas menyindir.
Soon Geum dan Young Hee adu mulut. 
"Ada apa dengan kalian berdua?" Gun Woo semakin bingung. Ia mulai cemburu.



Young Hee mengalah. Ia meminta mereka semua makan. Soon Geum mengambil daging yang diberi Young Hee.
"Ini seperti penghapus, sungguh harganya 20.000 won?" komentar Soon Geum tak percaya. Soon Geum makan dan ia kaget karena rasanya sangat lezat.
"Kim Young Hee, sejak aku lahir sampai sekarang, ini adalah pertama kalinya aku makan sesuatu yang sangat lezat," seru Soon Geum.
Young Hee tertawa puas. Gun Woo langsung membisu. Diam-diam ia memeriksa dompetnya. Disana hanya ada beberapa uang logam. Gun Woo sudah memberikan semua uangnya pada nenek Choon Jak. Selera makan Gun Woo mendadak hilang.


Selesai makan, Soon Geum menawarkan diri untuk membayar. Young Hee yang awalnya hendak membayar memasakukan kembali card-nya ke dalam dompet. Gun Woo jelas menolak. Sebagai seorang pacar, tentu saja ia gengsi.
"Aku yang akan mentraktirmu," sahut Gun Woo.
"Kau?" seru Young Hee. Young Hee tahu jika Gun Woo sama sekali tak punya uang. Young Hee kembali mengeluarkan card-nya dan memutuskan dialah yang mentraktir Soon Geum. Gun Woo malu. Ia hanya bisa memejamkan mata. 


Hyun Joo membersihkan bekas muntahan di jok belakang mobil Tuan Hwang. Dari kejauhan Nyonya Kang memperhatikan Hyun Joo dengan pandangan curiga. Nyonya Kang mendekat. Ia sadar jika Hyun Joo yang berpura-pura sebagai ibu kandung San. Ia mengenali suara Hyun Joo.
"Apa yang kau lakukan ibu San?" seru Nyonya Kang.
Hyun Joo syok. "Aku bukan ibu San."
"Kenapa ibu San?" Nyonya Kang tetap yakin.
Hyun Joo tak perlu berpura-pura lagi. Ia menghadap Nyonya Kang.
"Haruskah aku marah atau berterimakasih padamu?" sindir Nyonya Kang.
"Keduanya. Jika Madam ingin menjambak rambutku lagi, aku tak akan mengatakan apa-apa. Jika kau mengatakan 'Teman, maaf aku telah mengabaikanmu. Terima kasih'. Aku tak akan mengatakan apa-apa," tantang Hyun Joo.
"Jadi kau ingin membuat kekacauan, huh?" seru Nyonya Kang.
"Bukankah kau orang yang selalu menyebabkan kekacauan?" sahut Hyun Joo tak mau kalah.
Nyonya Kang meradang. Ia menghina Hyun Joo. Dibandingkan dengan kehidupan Hyun Joo, Nyonya Kang merasa lebih bahagia. Hyun Joo menyindir affair antara Nyonya Kang dengan Tuan Hwang. Nyonya Kang mengamuk. Ia menarik Hyun Joo keluar dari mobil Tuan Hwang. Hyun Joo memberontak. Nyonya Kang semakin bernafsu.

Tuan Hwang datang. Mereka berdua segera membenahi sikap. Hyun Joo menyapa Tuan Hwang dengan senyum ramah.


Tuan Kang menyimpan tiket lotre-nya di bank. Ia merasa rumahnya sudah tak aman lagi. Selain tiket lotre juga ada beberapa batang emas yang ia simpan disana. 


Tuan Hwang sudah mendapatkan kembali tiket lotre yang asli. Tapi ia bingung bagaimana caranya mengembalikannya lagi pada Tuan Kang. Tak mungkin menyerahkan tiket lotre itu begitu saja. Anak buah Tuan Hwang memberi ide untuk mengembalikan tiket itu diam-diam ke meja kerja Tuan Kang dengan bantuan Soon Geum. 


Soon Geum pulang ke rumah ayahnya. Soon Geum bercerita jika ada seseorang yang tengah disukainya. Makanya ia berencana berhenti menjadi pembantu. Soon Geum juga meminta ayahnya berhenti bermain Go Stop. Siapa yang tak akan malu jika tahu ayahnya seorang penjudi.
Ayah Soon Geum menggeledah isi ponsel anaknya. Semua panggilan telepon berasal dari chesnut panggang. Tanpa bertanya dulu ayah Soon Geum menelepon si chesnut panggang.


Soon Geum menyeduh 2 gelas kopi. Di dalam sudah ada Gun Woo.
"Mengapa kau sangat tinggi?" komentar ayah Soon Geum saat melihat Gun Woo.
"Itu karena rumah kita terlalu kecil, ayah," seru Soon Geum.
Ayah Soon Geum menatap Gun Woo lama. Ia baru ingat jika Gun Woo adalah majikan Soon Geum dan tentu saja mereka tinggal bersama. Ayah Soon Geum mengajak Gun Woo bermain Go Stop. Gun Woo yang tak mempunyai uang hanya bertaruh 100 won. Ayah Soon Geum kurang menyukai calon menantunya. Ia risih saat Gun Woo memanggilnya ayah.
Gun Woo kalah banyak. Ayah Soon Geum meminta Gun Woo membayar semua kekalahannya. Namun Gun Woo hanya menyerahkan beberapa koin yang tersisa di dompetnya. Ayah Soon Geum tak percaya pria pilihan putrinya berdompet kosong.

Merasa malu, Gun Woo berpaminta ke toilet. 
"Aku tak menyukainya," seru ayah Soon Geum setelah Gun Woo keluar.
Ayah Soon Geum mencela selera buruk Soon Geum dalam memilih pasangan. Soon Gum marah. Ia tak peduli jika ayahnya tak setuju dengan pilihannya.
"Aku hanya menyukai ibu," seru Soon Geum kesal lalu keluar mencari Gun Woo.

Gun Woo termenung sambil menatap langit. Soon Geum meminta maaf atas perlakuan ayahnya yang kurang menyenangkan. Padahal ini kunjungan pertama Gun Woo ke rumahnya.
"Apa kau menyesal menyukaiku? Karena ayahku? Seharusnya aku membawamu kesini setelah kau lebih dalam mencintaiku. Ini baru saja dimulai," keluh Soon Geum frustasi.
Gun Woo menatap Soon Geum. "Lain kali, aku akan membawa uang lebih. Damn...ini karena aku tak punya uang!!" seru Gun Woo lebih frustasi.

Soon Geum kembali ke dalam. Kesabarannya telah habis menghadapi kelakuan ayahnya. Ia melempar kartu Go Stop milik ayahnya.
"Ini alasan mengapa aku tidak bisa berhenti dari pekerjaanku sebagai pembantu. Hanya ketika kau berhenti bermain judi, aku akan berhenti! Aku tak boleh mencintai siapapun, haruskah seperti itu? Baik jangan bicarakan tentang jatuh cinta. Haruskah aku membayar semua utangmu, yah?" seru Soon Geum putus asa.
"Siapa yang bilang kau tak boleh jatuh cinta? Kau boleh, kau harus. Tapi bocah itu tak cukup bagus."
"Kenapa? Terlalu buruk untukmu? Apa terlalu buruk untukku? Selama aku mau, tak apa-apa."
"Aku tak ingin kau menikah dengan keluarga kaya. Melanjutkan hidup dengan menyesuaikan diri seperti perilaku mereka. Carilah pria biasa. Kehidupan biasa jauh lebih baik," ungkap ayah Soon Geum.
"Jika karena ayah orang itu sampai membenciku, apa yang harus kulakukan? Walaupun aku seorang pembantu, masih ada seseorang yang menyukaiku. Di dunia ini hanya ada orang unik seperti dia. Seseorang yang tak memandang hartaku. Apa itu terjadi dengan mudah? Itu tidak mudah, Ayah!" Soon Geum menangis.
Ayah Soon Geum tetap ngotot menolak Gun Woo. Ia tak mau hidup anaknya akan susah. Ia meminta Soon Geum menyerah. Soon Geum jelas menolak.

Diam-diam Gun Woo menguping pembicaraan ayah dan anak itu. Gun Woo menunduk sedih. 


Gun Woo dan Soon Geum berjalan pulang. Gun Woo tak bilang pada Soon Geum bahwa ia mendengar percakapan Soon Geum dengan ayahnya. Mereka mengobrol mengenai kemungkinan jika Soon Geum berhenti menjadi pembantu. Gun Woo menyarankan Soon Geum melanjutkan sekolah. Soo Geum tak mau. Ia menceritakan cita-citanya yang ingin bekerja di bar setelah lulus SMU. Gun Woo jelas melarang. Gun Woo meminta Soon Geum menjaga keluarganya setiap hari, mengerjakan pekerjaan rumah, mengasuh bayi dan membuat keluarganya bahagia (itu seh sama aja kaya pembantu).
"Lalu dimana kau?" tanya Soon Geum.
"Pergi. Aku ingin meninggalkan rumah," ucap Gun Woo.
"Kenapa kau ingin pergi? Bukankah aku membuatkan makanan lezat dengan tanganku," protes Soon Geum.
"Itu karena kau tak punya uang. Apa lagi yang harus kulakukan?"
"Kita bisa berkencan diam-diam."
Gun Woo mengaku tak percaya diri.

Soon Geum meminta Gun Woo menunggu sebentar dan menyuruhnya menjadi patung Jenderal Yi Sun Sin. Kemudian menghilang.
Gun Woo bingung. Ia sampai mengecek lewat internet. Setelah itu memposisikan dirinya sebagai patung Jenderal Yi Sun Sin. 
Soon Geum kembali. Ia pergi membeli 2 bungkus snack kesukaan Gun Woo. Diam-diam Soon Geum mendekat dan memasukkan kepalanya ke lengan Gun Woo.
"Apa kau ingin makan snack?"
"Rasanya apa?" tanya Gun Woo.
"Manis. Atau sangat manis?" Soon Geum mengacungkan 2 bungkus snack pada Gun Woo.
Gun Woo tersenyum. "Manis."
Lalu Gun Woo membantu Soon Geum membuka bungkusan snack miliknya.


Young Hee pulang dalam keadaan mabuk. Da Kyum sampai kewalahan membawanya ke kamar. Young Hee berteriak kepanasan. Da Kyum membantunya membuka baju.

Tuan Hwang menelepon Soon Geum yang sudah terlelap. Jam sudah menunjukkan pukul 2 dini hari. Tuan Hwang sudah menunggu Soon Geum di depan rumah. Soon Geum bangun dengan ogah-ogahan. Begitu Soon Geum membukakan pintu, Tuan Hwang langsung menariknya masuk ke dalam.
"Beri aku makan," pinta Tuan Hwang.
Tuan Hwang minta dibuatkan sup miso. Soon Geum heran Tuan Hwang membangunkannya tengah malam hanya untuk minta makan. Padahal di rumahnya ada Thu. Tuan Hwang beralasan tak tega membangunkan Thu yang sudah kelelahan. Akhirnya Soon Geum bersedia membuatkan sup. Tuan Hwang meminta Soon Geum merahasiakan kedatangannya dari semua penghuni rumah, terutama Tuan Kang.

Kedatangan Tuan Hwang ternyata untuk mengembalikan tiket lotre yang asli. Selagi Soon Geum sibuk memasak, diam-diam Tuan Hwang menyelinap masuk ke ruang kerja Tuan Kang. Tuan Hwang berusaha mencongkel laci meja kerja.

Soon Geum selesai membuat sup miso. Ia mencari-cari Tuan Hwang yang tiba-tiba menghilang. Sementara itu Gun Woo terbangun. Ia melihat Soon Geum belum tidur. 
Soon Geum menemukan Tuan Hwang di ruang kerja Tuan Kang. Tuan Hwang sudah berhasil membuka laci itu. Soon Geum ketakutan dan segera memanggil Tuan Hwang.
"Ahjussi, apa yang kau lakukan? Cepat keluar!"
Tiba-tiba saja Gun Woo muncul. "Ini sudah malam, apa yang kau lakukan?"
Gun Woo terkejut melihat Tuan Hwang ada disana. Ia menatap curiga ke arah Tuan Hwang. Tuan Hwang segera menarik tiket lotre yang ia geletakkan di atas meja. Gun Woo menangkap gerakannya. Gun Woo semakin curiga.


Da Kyum masuk ke kamar Young Hee. Young Hee sudah terlelap tidur. Da Kyum naik ke ranjang Young Hee dan tidur di sampingnya.

1 komentar:

Comment