Selasa, 16 Agustus 2011

Sinopsis Romance Town Episode 8

Soon Geum menangis di dalam boks telepon. Gun Woo muncul memakai payung ditengah guyuran hujan malam itu.
"Shi Ah-sshi. Yoon Shi Ah-sshi!"
Soon Geum bangun. Mereka saling menatap di balik kaca boks telepon.
"Kita harus berakhir disini," seru Gun Woo.
Mata Soon Geum berkaca-kaca.
"Terimakasih. Cinta pertamaku berakhir seperti ini."
Airmata Soon Geum tumpah. Gun Woo berlalu pergi.

Soon berlari mengejar Gun Woo.
"Aku melakukan itu tanpa sengaja," seru Soon Geum.
Gun Woo berhenti. Melipat payungnya karena hujan telah berhenti.
"Aku sungguh-sungguh tak bermaksud membohongimu."
Gun Woo tak bereaksi. Mengabaikan semua ucapannya Soon Geum dan meneruskan langkahnya.
"Aku minta maaf. Aku mengaku salah! Aku tulus mengatakannya!" seru Soon Geum memohon.
Gun Woo tetap tak bergeming. Ia terus saja berjalan tanpa menoleh pada Soon Geum.
"Baik, Kang Gun Woo-sshi. Pergilah!" jerit Soon Geum putus asa. "Sudah jelas kami satu dan orang yang sama, tapi kau mengatakan aku harus tahu tempatku sendiri. Kau tak pernah menganggapku sama sekali. Aku ingin seperti orang kaya dan cantik. Aku ingin menjadi orang yang berbeda. Ada masalah dengan itu? Kau bahkan tak mengenaliku saat pertama kali bertemu. Kau ikut bertanggungjawab juga. Kami jelas orang yang sama, tapi kau menyukainya karena dia punya banyak uang. Jadi kau harus bertanggungjawab juga!"
Gun Woo benar-benar tak mengindahkan jeritan Soon Geum. Ia terus melangkahkan kakinya menyeberang jalan.
"Tetap disana! Ya! Ya! Ya!" jerit Soon Geum kesal.
Jeritan Soon Geum berhasil membuat Gun Woo berhenti. Ia membalikkan badan. Lalu menatap Soon Geum garang. Soon Geum langsung ketakutan.
"Tetap disana," seru Gun Woo kesal sambil mengacungkan payung. "Mati kau!"
Gun Woo berlari ke arah Soon Geum. Soon Geum yang ketakutan segera mengambil langkah seribu.

Soon Geum berlari masuk ke restoran. Da Kyum dan Young Hee masih asyik menikmati bulgogi. Gun Woo menyusul Soon Geum dari belakang. Soon Geum berusaha menghindari Gun Woo Mereka kejar-kejaran di sekitar Da Kyum dan Young Hee. Da Kyum dan Young Hee kebingungan dengan ulah mereka. Soon Geum  kabur lagi keluar. Gun Woo segera mengejarnya.

Tak mau ambil pusing, Da Kyum dan Young Hee kembali meneruskan makan. Da Kyum mengambil daun selada dan mengisinya dengan daging lalu menyuapi Young Hee. Young Hee merasa jengah. Ia menyuapi dirinya sendiri. Da Kyum menatapnya dengan pandangan sebal.
"Mengapa membuat orang merasa malu?" protesnya.
"Apa kau tahu artinya malu? Apa kau benar-benar tahu?" ejek Young Hee.
"Bagaimana mungkin aku tak tahu?  Aku seorang manusia juga. Aku juga seorang wanita," sahut Da Kyum.
"Kapan kau merasa malu?" tanya Young Hee.
Tiba-tiba saja Da Kyum mencium pipi Young Hee. Young Hee tertegun.
"Waktu seperti ini," ucap Da Kyum.


Soon Geum masih saja berusaha menghindari kejaran Gun Woo. Sepanjang jalan ia berteriak meminta maaf dan memohon agar Gun Woo berhenti mengejarnya. Soon Geum masuk ke salah satu gang bercabang. Ia mengambil arah kanan. Gun Woo berhenti di depan gang. Mengira-ngira Soon Geum berbelok ke arah mana. Selagi Gun Woo bergelut dengan dilema. Tiba-tiba saja Soon Geum muncul dan berlari ke arah kiri. Kali ini Gun Woo bisa memutuskan kemana ia harus pergi. Gun Woo melangkah maju. Lagi-lagi Soon Geum muncul dan hendak kembali ke arah sebelumnya. Soon Geum tampak kebingungan.

Soon Geum melihat Gun Woo mendekat. Ia segera menghilang. Gun Woo berjalan perlahan ke arah Soon Geum. Soon Geum terjebak karena dua gang itu ternyata buntu. Karena ketakutan Soon Geum nekat memanjat tembok. Gun Woo mendekat dan meminta Soon Geum segera turun.

Gun Woo tampak frustasi. Ia merasa hampir gila. Ia tak menyangka selama ini telah dibodohi oleh pembantunya sendiri. Soon Geum yang duduk disampinya ketakutan. Ia berinisiatif menghukum dirinya sendiri dengan mengangkat kedua tangannya ke atas. Gun Woo memandang Soon Geum tajam. Ia meminta Soon Geum membuat pengakuan untuk semua kebohongannya.


Da Kyum tersipu malu setelah mencium Young Hee. Young Hee menebak jika Da Kyum menyukainya. Lalu tiba-tiba Young Hee gantian mencium pipi Da Kyum. Da Kyum terkejut. Ia tak menyangka Young Hee membalas ciumannya. Padahal Young Hee hanya ingin memastikan bahwa hatinya tak bergetar saat mencium Da Kyum. Young Hee mengaku telah menyukai seseorang.


Soon Geum mulai membuat pengakuan. Tapi Soon Geum membela diri jika Gun Woo lah yang pertama kali tertarik padanya bahkan sampai mengajaknya minum kopi, makan bulgogi dan pergi ke pulau mencari nenek. Gun Woo kesal karena Soon Geum masih saja membela diri. Semua yang dilakukannya karena ia tak mengenali Soon Geum. 
"Aku juga Shi Ah. Selain pakaian, yang lainnya masih sama. Shi Ah dan aku orang yang sama," sanggah Soon Geum.
Gun Woo semakin kesal. 
"Kau bilang, aku cinta pertamamu? Apa aku masih bisa membuatnya menjadi kenyataan?" tanya Soon Geum berharap.
Gun Woo tak mengindahkan ucapan Soon Geum. Ia malah menambah hukuman dengan menyuruh Soon Geum melakukan lompatan di tempat.

Gun Woo menerawang.
"Ahjumma, mengapa kau menyukaiku? Benar kan, kau menyukaiku?"
"Ya," jawab Soon Geum jujur.
"Berhentilah menyukaiku."
"Aku juga tak ingin menyukaimu. Tapi meskipun demikian, jika kita mampu menahan perasaan yang tidak kita inginkan. Akankah kita tetap menjadi manusia? Seperti bagaimana aku tidak bisa mengontrol perasaan orang lain. Kadang-kadang aku juga tak bisa mengontrol perasaanku sendiri dengan baik. Bukankah orang-orang seperti ini? Jika setiap orang mampu untuk mengontrol kapan jantung mereka berdetak, pasti mereka bukan manusia. Manusia hanya dapat mengontrol tangan dan kaki mereka. Hati seseorang tak dapat dikontrol," ucap Soon Geum panjang lebar. Karena pegal Soon Geum meluruskan kakinya.
"Lalu Ahjumma, dapatkah kau mengontrol mulutmu?" sembur Gun Woo sambil menatap tajam Soon Geum. Soon Geum kembali melompat-lompat dan mengangguk patuh. "Bagus. Kontrol mulutmu dari berbicara omong kosong. Biarkan hatimu merasakan cinta ini."
"Kakiku mati rasa. Kepalaku juga. Tidak bisakah aku berhenti? Atau terus? Apa ini harga yang harus aku banyar untuk kesalahanku," keluh Soon Geum.
Akhirnya Gun Woo menyuruh Soon Geum berhenti. Soon Geum senang dan segera meluruskan kakinya kembali.
"Jangan membuatku bingung, Ahjumma," seru Gun Woo.
"Bingung tentang apa?" Soon Geum tak paham.
"Semuanya."
"Tentang menyukaiku atau tidak menyukaiku?" Soon Geum menegaskan maksud Gun Woo.
"Bukan itu. Aku tak tahu apakah aku bodoh atau hanya naif," Gun Woo menerawang.
"Bodoh atau naif, aku akan tetap menyukaimu. Bahkan jika kau gemuk...jika kau miskin... Tak masalah jika masakanmu lebih buruk daripada aku. Tak masalah jika kau tak bisa mengasuh bayi sebaik aku. Karena aku dapat melakukan semua hal. Tak masalah jika kau tidak dapat minum sebaik aku. Tak masalah jika kau tak tahu bagaimana bersenang-senang sepertiku. Tak masalah jika kau lebih picik dariku karena tak menyimpan dendam. Tak masalah jika kau lebih jahat dariku karena kau mempunyai hati yang baik," beber Soon Geum tulus.
"Kau sungguh-sungguh jatuh cinta padaku?" tanya Gun Woo.
Soon Geum tersipu malu. Gun Woo berdiri dan melangkah pergi. Soon Geum bertanya apa dirinya sudah dimaafkan. Tak  mudah bagi Gun Woo untuk memaafkan Soon Geum. Ia bahkan berkata Soon Geum harus menunggu jutaan tahun untuk mendapatkan maaf darinya. Soon Geum tertunduk pasrah.


Tuan Hwang dan Nyonya Kang berbincang sambil menunggu pisau-pisau mereka diasah oleh tukang pengasah pisau yang datang ke 1st Street. Nyonya Kang mengundang Tuan Hwang untuk minum kopi bersama di rumahnya. Dari kejauhan Hyun Joo memperhatikan kebersamaan mereka.


Dua bersaudara pengasah pisau datang ke 1st Street memiliki maksud lain. Mereka mengincar tiket lotre milik Tuan Kang. Mereka berencana menyusup ke rumah keluarga Kang untuk mencuri tiket itu.  Diam-diam pria tertua merusak pintu rumah keluarga Kang. Lalu dengan sengaja menempelkan stiker jasa perbaikan pintu.


Soo Jung mengobati luka di jari Thu. Sementara itu, Hyun Joo mulai mencurigai Tuan Hwang dan Nyonya Kang terlibat affair. Hyun Joo menceritakan kecurigaannya pada Soo Jung. Mereka sepakat menjebak Nyonya Kang untuk melakukan aksi balas dendam.


Pagi hari Nyonya Kang memanggil jasa perbaikan pintu. Geun Bae datang berpura-pura sebagai tukang yang memperbaiki kode keamanan pintu.  Hal ini dilakukan untuk memudahkan mereka memasuki rumah keluarga Kang nanti malam. Mereka sudah memperkirakan bahwa rumah akan kosong karena penghuninya akan pergi ke pesta. Hanya ada seorang pembantu di dalam rumah.

Hyun Joo menghampiri Nyonya Kang. Ia mengajak berdamai. Nyonya Kang masih saja angkuh dengan memandang rendah Hyun Joo. Hyun Joo membulatkan tekadnya untuk membalas dendam.


Soon Geum mencoba menghubungi Gun Woo. Namun Gun Woo masih enggan berbicara dengannya. Dengan ponsel 'Shi Ah' pun Gun Woo tak mau mengangkat teleponnya.

Di kantornya Gun Woo melamun. Ia masih belum bisa memaafkan Soon Geum. Gun Woo teringat kembali pertemuannya dengan Soon Geum 3 tahun lalu.


Nyonya Kang mendapat telepon yang mengaku sebagai ibu kandung San. Wanita itu mengajak bertemu di coffee shop sebuah hotel.


Young Hee menyambangi rumah keluarga Kang. Soon Geum tengah meninabobokan San di gendongannya. Young Hee penasaran dengan tingkah Gun Woo dan Soon Geum kemarin malam. Mereka tak saling berbicara semenjak malam itu. Soon Geum menolak memberitahu Young Hee. Young Hee mengajak Soon Geum berkencan. Soon Geum malah tertawa. Soon Geum merasa aneh jika majikan berpacaran dengan seorang pembantu. Apa kata para tetangga nanti.
"Jadi karena itu kau tak bisa menerimaku? Bukan karena kau tak mempercayai kata-kataku? Dan ini bukan penolakan, kan?" tanya Young Hee.
Soon Geum hendak membantah namun Young Hee segera menawarkan diri untuk membawa San yang sudah tertidur ke kamarnya.

Soon Geum heran kenapa Young Hee tak peduli dengan perbedaan status sosial mereka.
"Aku seorang pria dan kau seorang wanita. Apa lagi yang kau perlukan?" ucap Young Hee. Kemudian ia berpamitan pergi untuk menghadiri pesta Family Gathering keluarga Kang di hotel.


Nyonya Kang membooking kamar hotel. Setelah itu ia pergi ke coffee shop menunggu ibu kandung San. Ternyata telepon kemarin dari Hyun Joo. Ia sengaja memancing Nyonya Kang keluar. Secara diam-diam Hyun Joo dan Soo Jung mengawasi Nyonya Kang dari kejauhan. Hyun Joo menduga Nyonya Kang akan menghubungi Tuan Hwang. Benar saja setelah lama menunggu ibu kandung San yang tak kunjung muncul, Nyonya Kang menelepon Tuan Hwang dan mengajaknya bertemu di kamar hotel.


Dua bersaudara mulai menjalankan aksinya. Mereka mendatangi kediaman keluarga Kang dengan menyamar menjadi pengantar jajangmyun. Mereka dengan mudah mengakses pintu rumah itu setelah sebelumnya Geun Bae datang menyamar sebagai tukang reparasi. Setelah masuk ke dalam, Geun Bae memutuskan kabel sistem keamanan. Kemudian mereka membagi tugas.Geun Bae kebagian menggeledah lantai dasar, sedangkan pria tertua lantai atas. Geun Bae masuk ke kamar Soon Geum. Mengandalkan indra penciumannya, Geun Bae menemukan sekardus uang di lemari pakaian Soon Geum. Geun Bae pergi ke dapur mencari tempat untuk mengangkut uang-uang itu.


Soon Geum belum menyadari rumah majikannya tengah disusupi perampok. Ia tengah berada di rumah keluarga Hwang. Ia berencana membersihkan isi rumah sehingga menitipkan San pada Thu.


Dua bersaudara telah berhasil menemukan tiket lotre di ruang kerja Tuan Hwang. Mereka kegirangan. Tanpa sengaja pria tertua melihat sederet nomor telepon di balik lotre itu.
"Apa ini, hyungnim?" tanya Geun Bae.
Pria tertua menduga pemiliknya sengaja menandai tiket lotre itu. Jika tiket lotrenya sampai dicuri, pemiliknya bisa membuktikan lotre itu miliknya di depan polisi.
"Mereka bisa melacak kita dengan ini. Orang kaya ini tak mempunyai hati nurani. Masih mengakali kita,  pria kaya busuk ini! Sudah jelas dia lebih kaya dari kita. Tapi karena dia harus membayar pajak, dia berniat menukar ini untuk mendapatkan uang lebih banyak. Tiket lotre ini sudah ditandai olehnya," sembur pria tertua.
Pria tertua mengurungkan niatnya mencuri tiket lotre itu. Geun Bae tak mengerti mengapa hanya sebuah nomor telepon menjadi masalah. Pria tertua tak mau mengambil resiko. Pemilik lotre pasti akan melaporkannya ke polisi. Cepat atau lambat tiket lotre itu akan kembali bersama dengan tertangkapnya mereka. Geun Bae tak mau tahu. Ia tetap ngotot mencuri tiket lotre itu. Pria tertua merampas tiket itu dari tangan Geun Bae dan mengembalikannya ke laci. Mereka saling berdebat. Bunyi bel di luar membuat mereka menghentikan perdebatan. Gun Woo pulang.

Gun Woo tak bisa masuk ke rumah karena kode keamanan telah diganti. Ia menunggu Soon Geum membukakan pintu untuknya. Karena tak kunjung keluar, Gun Woo menelepon Soon Geum. Soon Geum meninggalkan kedua ponselnya. Gun Woo kesal apalagi saat teleponnya tiba-tiba terputus. Di dalam kamar Soon Geum, Geun Bae yang telah me-reject teleponnya. Geun Bae bergegas memindahkan semua uang di dus ke dalam kotak jajangmyum yang dibawanya. 


Gun Woo masih menunggu. Soon Geum keluar dari arah rumah kelurga Hwang. Gun Woo memerintahkan Soon Geum segera mendekat dan membukakan pintu untuknya.


Soon Geum masuk ke kamarnya. Dua bersaudara bersembunyi di balik dinding dapur. Soon Geum syok saat mendapati kamarnya berantakan dan semua uangnya di dalam dus telah raib. Ia bergegas keluar dan terkejut saat memergoki 2 orang tak dikenal menyusup ke dalam rumah. Dua bersaudara segera membungkam mulut Soon Geum dan memasukkannya ke kamar.


Kecurigaan Hyun Joo terbukti. Tuan Hwang datang dengan tergesa-gesa ke hotel. Di lobby Tuan Kang melihat kedatangannya. Tuan Kang heran karena sebelumnya Tuan Hwang menolak hadir ke pestanya dengan alasan sibuk. 
Tuan Hwang naik ke lantai 5 menuju kamar Nyonya Kang di kamar nomor 548. Hyun Joo dan Soo Jung membuntutinya. Soo Jung syok karena Tuan Hwang dan Nyonya Kang benar-benar terlibat affair. Hyun Joo merasa menang.


Soon Geum disekap di dalam lemari. Mulut, kaki dan tangan Soon Geum di plester. Soon Geum berusaha keluar dari lemari yang juga di plester.
Gun Woo turun. Ia memanggil Soon Geum yang belum selesai membuatkan makanan untuknya. Dua bersaudara bersembunyi di belakang Gun Woo. Tanpa sengaja Geun Bae membuat suara. Reflek Gun Woo menoleh dan mencari sumber suara. Perlahan Gun Woo berjalan ke arah mereka. Dua bersaudara berjaga-jaga. Pria tertua berjalan memutar ke belakang Gun Woo. Lalu memukul kepala Gun Woo dengan vas bunga. Gun Woo menoleh. Menatapnya dengan tajam. Dua bersaudara ketakutan karena Gun Woo sama sekali tak merasakan sakit.
"Siapa kau?" tanya Gun Woo. Darah segar mulai mengucur dari kepalanya. Lalu ia ambruk dengan cepat.
"Respon pria ini sangat lambat," seru pria tertua pias.


Soon Geum merasa telah terjadi sesuatu yang buruk pada Gun Woo. Ia berusaha mendobrak pintu lemari. Dan berhasil. Soon Geum bangun dengan kakinya masih terikat. Ia melompat-lompat menuju ruang tengah.  Sementara itu Gun Woo yang setengah pingsan di seret ke tengah ruangan. Ia juga menerima beberapa pukulan. Soon Geum panik saat melihat tangan dan kaki Gun Woo tengah diikat. Apalagi banyak darah yang berceceran di dekat kepala Gun Woo. Soon Geum mendekat dan berusaha menyerang pria tertua. Dengan kaki terikat tentu saja Soon Geum tak dapat bergerak bebas. Pria tertua hanya berusaha menghindari injakan kaki Soon Geum.


Soon Geum direbahkan di sisi Gun Woo. Bel kembali berbunyi. Kali ini Thu dan San datang. Dua bersaudara segera kabur dengan menerobos pintu. Thu dan San tersungkur setelah diterjang dari dalam. San menangis. Thu panik dan segera meredam tangis San. Dua bersaudara bergegas memacu motor meninggalkan 1st Street. Thu langsung menghubungi polisi. 


Soon Geum membangunkan Gun Woo yang tak sadarkan diri. Perlahan Gun Woo membuka matanya. Soon Geum menangis melihat Gun Woo terluka sedangkan ia tak bisa berbuat apa-apa.
"Jangan menangis. Aku baik-baik saja," Gun Woo menenangkan Soon Geum.
Tangis Soon Geum semakin keras.

Gun Woo mencoba bangkit. Ia meminta Soon Geum mendekat. Mereka duduk saling membelakangi. Gun Woo berusaha melepas ikatan plester di tangan Soon Geum.
Dari arah luar Thu berteriak nyaring.
"Soon Geum...Soon Geum... Apa kau baik-baik saja? Aku sudah lapor polisi."
Soon Geum dan Gun Woo menarik nafas lega. Gun Woo tertunduk. Ia hampir jatuh pingsan lagi. Soon Geum mengguncang tubuh Gun Woo. Gun Woo terhenyak. Lalu menoleh pada Soon Geum.
"Ahjumma, kau baik-baik saja? Apa kau terluka?" tanyanya lemah.
Soon Geum menggeleng. Soon Geum menggumamkan sesuatu, namun suaranya tak jelas karena teredam plester yang menutupi mulutnya. Gun Woo mendekati wajah Soon Geum. Perlahan ia mencium pipi Soon Geum. Soon Geum terkejut dan reflek menutup matanya.

Gun Woo menatap Soon Geum heran.
"Buka matamu, Ahjumma. Jangan berpikir macam-macam. Buka matamu yang lebar," serunya.
Bukan waktunya berlaku romantis. Gun Woo hanya ingin membantu Soon Geum melepaskan plester di mulutnya. Soon Geum segera menggeleng karena sempat mengira Gun Woo tengah menciumnya. Gun Woo kembali mendekat. Ia berusaha melepas plester di mulut Soon Geum. Soon Geum kembali memejamkan matanya. Akhirnya Gun Woo berhasil melepas plester itu. Soon Geum membuka matanya. Ia menatap Gun Woo. Perasaan bersalah kembali menyeruak di dadanya.
"Aku minta maaf karena telah membohongimu. Dua orang ini telah jatuh cinta padamu. Aku minta maaf," ucap Soon Geum dengan mata berkaca-kaca.
Gun Woo menatap Soon Geum. Matanya perlahan meredup. Gun Woo jatuh pingsan.


Gun Woo segera dilarikan ke rumah sakit. Soon Geum mengantar Gun Woo. Di dalam ambulance Soon Geum tak mau melepaskan pandangannya pada Gun Woo. Ia menggenggam tangan Gun Woo dan terlihat sangat mengkhawatirkannya. Gun Woo membuka matanya. Setengah sadar ia meminta Soon Geum tak menjadikan kondisinya sebagai alasan untuk bersentuhan. Soon Geum segera melepas tangannya.


Tak seperti terlihat dari luar, ternyata Nyonya Kang tertekan dengan kehidupan pernikahannya dengan Tuan Kang. Ia butuh seseorang untuk tempatnya bersandar yang tak pernah didapatnya dari suaminya sendiri. Malahan ia merasa nyaman merebahkan kepalanya di bahu Tuan Hwang.


Tuan Kang pergi ke kamar Nyonya Kang. Ia sedikit mencurigai Tuan Hwang yang tadi dilihatnya naik ke lantai 5. Ia mencoba menghubungi ponsel istrinya, namun tak ada jawaban. Tuan Kang berjalan melewati Hyun Joo yang tengah menunggu Soo Jung di depan toilet. Hyun Joo syok saat melihat kehadirannya. Ia segera menarik Soo Jung yang baru keluar dari toilet untuk bersembunyi.
Hyun Joo takut affair antara Nyonya Kang dan Tuan Hwang terbongkar. Ia mendorong Soo Jung untuk memperlambat Tuan Kang menuju kamar istrinya. Soo Jung jelas keberatan. Tapi Tuan Kang sudah terlanjur melihatnya. Tak tahu apa yang harus diperbuat. Soo Jung memilih naik lift bersama Tuan Kang. Soo Jung menekan tombol lantai 2. Saat pintu terbuka, ia sengaja hanya menengok dari ujung pintu lift dan berpura-pura salah lantai. Tuan Kang hening. Pintu lift tertutup. Soo Jung kembali menekan tombol lantai 3. Saat lift terbuka di lantai 3, Soo Jung kembali mengulangi aksinya. Tuan Kang mulai kesal. Lantai 4, Soo Jung tetap berinisiatif salah lantai. Tuan Kang sudah tak bisa menahan kesabarannya. Ia berteriak sangat keras pada Soo Jung. Soo Jung jelas ketakutan dan segera meminta maaf. Di lantai 5 Tuan Kang turun. Soo Jung tetap di dalam lift.


Nyonya Kang berganti gaun pesta. Tuan Hwang membantunya memakai kalung. Telepon di kamarnya berdering. Hyun Joo menghubunginya dari lobby hotel. Ia kembali berpura-pura sebagai ibu kandung San. Hyun Joo memperingatkan Nyonya Kang bahwa Tuan Kang tengah menuju ke kamarnya. Nyonya Kang panik.


Tuan Kang menekan bel. Nyonya Kang membukakan pintu untuk suaminya. Tuan Kang memuji penampilan istrinya. Tapi diam-diam Tuan Kang mencari keberadaan Tuan Hwang di kamar itu.
Tuan Hwang bersembunyi di kamar depan. Kebetulan kamar itu tengah dibersihkan. Tuan Hwang buru-buru pergi dengan sebelumnya memberikan tips untuk petugas CS.


Gun Woo terbaring di rumah sakit. Ia masih tak sadarkan diri. Ia mengalami luka di kaki, kepala dan memar-memar di wajahnya. Soon Geum membicarakan kondisi Gun Woo dengan dokter. Dokter mengatakan tak ada luka serius pada Gun Woo. Hanya luka pukulan di kepalanya mungkin akan menyebabkan Gun Woo mengalami amnesia. Soo Geum kaget. Dokter menjelaskan jika amnesia yang dialami Gun Woo hanya sementara.
Gun Woo sudah tersadar. Seorang suster masuk untuk memberikan suntikan. Ia meminta Soon Geum membantunya menurunkan celana Gun Woo. Tanpa malu-malu Soon Geum membuka celana Gun Woo. Gun Woo yang malah terlihat malu. Soon Geum mengaku sudah terbiasa melihat bokong. Selama 3 tahun ia yang selalu mengganti popok San.

Gun Woo menyuruh Soon Geum pulang karena Young Hee akan menemaninya di rumah sakit. Soon Geum menolak. Ia berniat menjaga Gun Woo. Soon Geum mengambil buku dan berpura-pura menjadi patung.
"Apa yang kau lakukan?" tanya Gun Woo.
"Patung Liberty," jawab Soon Geum menirukan gaya Patung Liberty.
"Aku kehilangan kebebasanku karena kau," sindir Gun Woo. "Aku baik-baik saja. Pulanglah!"


Soon Geum meletakkan buku lalu mengambil perban dan membebat matanya. Kembali menirukan gaya patung Lady Justice.
"Selalu mengatakan kebohongan....kau memiliki kepribadian ganda dan menipu laki-laki setiap kali ada kesempatan. Siapa kau berbicara tentang keadilan?" sembur Gun Woo.

Soon Geum tetap ngotot tak mau pulang. Gun Woo memerintahkan Soon Geum tak beranjak dari tempatnya satu inchi pun. Soon Geum mengangguk patuh. Gun Woo tertawa senang.


Di tengah pesta Young Hee mendapat kabar dari rumah sakit. Tuan dan Nyonya Kang ada di dekat Young Hee. Mereka dapat mendengar bahwa Gun Woo terluka karena rumah mereka kerampokan.

Tuan dan Nyonya Kang panik. Mereka buru-buru meninggalkan pesta. Ironisnya mereka bukan pergi ke rumah sakit malahan kembali ke rumah untuk memeriksa barang-barang berharga milik mereka. Nyonya Kang masuk ke lemari wardrobe-nya dan memeriksa semua perhiasannya dan sangat lega saat perhiasannya tak ada yang raib. Begitu juga dengan Tuan Kang. Ia langsung memeriksa tiket lotrenya yang ia sembunyikan di laci meja kerjanya. Tiket lotre itu masih tersimpan dengan aman disana. Setelah memastikan tak ada barang yang hilang mereka baru memikirkan Gun Woo.

Tanpa Tuan Kang ketahui, Geun Bae telah mengganti tiket lotrenya dengan tiket lotre palsu yang sepintas terlihat sama. Hanya nomor serinya yang berbeda. Tiket lotre asli bernomor seri 334, sedangkan tiket lotre yang palsu bernomor sero 336. Geun Bae juga cukup cerdik dengan menyalin nomor telepon yang ada di belakang tiket lotre itu.


Young Hee menemui Gun Woo di rumah sakit. Gun Woo tertidur akibat suntikan tadi. Soon Geum sudah pulang ke rumah. Gun Woo sedikit kecewa karena Soon Geum tak menepati janjinya. Young Hee menawarkan membeli snack untuk Gun Woo.


Hyun Joo dan Soo Jung sengaja menunggu Tuan Hwang di lobby. Mereka berpura-pura kebetulan berpapasan dengan Tuan Hwang dan minta tumpangan.


Gun Woo terbangun dari tidurnya. Soon Geum kembali sebagai Yoon Shi Ah. Gun Woo tertegun menatap 'Shi Ah'. Soon Geum tersenyum manis.
"Kau terluka. Aku berharap ini tidak benar. Shi Ah juga mengkhawatirkanmu."
Gun Woo salah tingkah. Ia malah mengusir Soon Geum.

Soon Geum tak mau menyerah dan malah mendekat. Sesuai anjuran dokter Soon Geum ingin tinggal bersama Gun Woo karena dikhawatirkan Gun Woo mengalami amnesia.
"Siapa yang amnesia? Kau berbohong dengan menjadi 2 orang yang berbeda, aku masih ingat dengan jelas," sembur Gun Woo.
"Aku kira kau masih belum bisa melupakanku," terka Soon Geum.
Gun Woo hendak membantah.
"Shi Ah juga aku. Awalnya aku ingin bersaing dengan Yoon Shi Ah dan kemudian menang," ungkap Soon Geum. "Sepertinya kau lebih menyukainya. Aku cemburu padanya. Aku iri dengannya."
"Siapa yang lebih menyukai Gun Woo?" tanya Gun Woo penasaran.
"Hatiku sama. Aku tak ingin bimbang."
Soon Geum duduk di tepi ranjang. Ia memijat kaki Gun Woo. Soon Geum berjanji akan datang pada pagi hari sebagai Soon Geum dan akan datang pada sore hari sebagai Shi Ah.
"Jika ada banyak orang, kau tak akan kesepian," hibur Soon Geum. Gun Woo tertawa. 
Soon Geum berdiri. Gun Woo meminta Soon Geum tak meninggalkannya.
"Mereka berdua benar-benar menyukaiku, kan?" tanya Gun Woo.
Soon Geum mengangguk 2 kali untuk menegaskan perasaannya pada Gun Woo.

Gun Woo bangun. Ia meminta Soon Geum membantunya membuka tutup kepalanya. Soon Geum duduk di depan Gun Woo lalu menuruti permintaan Gun Woo. Mereka saling menatap. Wajah Soon Geum merona.
"Sekarang tutup matamu!" Perintah Gun Woo.
"Aku mungkin akan membayangkan sesuatu yang aneh," sahut Soon Geum.
Gun Woo mendekat lalu mengecum bibir Soon Geum dengan lembut. Soon Geum menutup matanya. 

Sementara itu, Young Hee berjalan ke arah kamar Gun Woo dengan membawa 2 kantong snack ukuran jumpo yang dipesan Gun Woo. 

Di dalam kamar ciuman Gun Woo dan Soon Geum masih berlangsung. Mereka saling mencurahkan perasaan masing-masing.

1 komentar:

  1. hohoho....no coment akh,lanjutkan pokoknya..^_^

    BalasHapus

Comment